Hari minggu akhirnya tiba. Beberapa hari ini, Reigha jarang tidur di rumah setelah pengakuannya yang ingin kembali bersama Sandra. Disaat Reigha bisa terbang tinggi bersama kekasihnya, Nala masih saja berkubang dengan rasa cintanya untuk Reigha.
Nala seperti punya kewajiban untuk mengekang Reigha agar selalu dalam genggamannya. Ya, Nala sudah berpikir untuk masalah rumah tangga yang sedang dihadapinya. Nala bertekad untuk memberikan ruang dan membuat Reigha kembali padanya. Bagaimanapun, Nala-lah yang lebih berhak atas Reigha terlepas apakah Reigha mencintai dirinya atau tidak.
Nala sudah bangun pagi dan membersihkan diri agar terlihat lebih menarik. Nala juga sudah pergi ke salon untuk memotong rambut panjangnya hingga sebahu. Terbukti, potongan rambut sebahu berhasil membuat Nala terlihat lebih fresh dari biasanya.
Setelah memakai dress dan riasan tipis, Nala melirik pada Reigha yang saat ini masih tertidur pulas. Nala tersenyum tipis kemudian berjalan mendekat. "Hari baru sudah dimulai. Akan aku buktikan bahwa aku bisa membawamu pulang kembali bersamaku," gumam Nala sambil mengelus pipi Reigha lembut.
Reigha yang merasa terganggu, menggeliat lalu matanya perlahan terbuka. Hal yang pertama kali dilihatnya adalah Nala yang saat ini sedang tersenyum dengan jarak yang begitu dekat dengannya.
Reigha menjauhkan kepala terkejut. "Sedang apa kamu? Mengapa dekat sekali?" tanya Reigha panik.
Nala mencebikkan bibir kesal. "Memangnya salah jika aku ingin menatap wajahmu, Mas? Kamu 'kan masih suamiku," jawab Nala kemudian berdiri sambil kedua lengannya terlipat di depan dada.
"Hari ini kamu tidak boleh kemana-mana. Ibu mau datang bersama Nanta," ucap Nala hingga membuat Reigha menunjukkan raut tidak terima.
"Kamu 'kan bisa memberi alasan bahwa aku sedang bekerja. Mengapa aku harus menemui ibumu?" tanya Reigha yang tidak biasanya. Jujur, Nala merasa sakit hati dengan ucapan Reigha yang tanpa sadar sudah mengatakan bahwa Reigha tidak menganggap ibu Nala sebagai ibunya juga.
Dengan tatapan sedih, Nala kembali bersuara. "Apa ibuku sudah tidak menjadi ibumu lagi? Mengapa harus seperti itu?" tanya Nala dengan bibir bergetar menahan tangis.
"Bukan seperti itu maksudku. Tapi —" sangkal Reigha yang segera dihentikan oleh Nala dengan mengangkat telapak tangan agar Reigha berhenti bicara.
"Jangan banyak bicara, Mas. Ikuti saja atau akan aku ceritakan semuanya ulah kamu pada ibu dan mama," ancam Nala kemudian berlalu meninggalkan Reigha yang terlihat begitu kesal.
Untuk sesaat, Nala merasa menang karena bisa menahan Reigha untuk tetap di rumah saat hari Minggu. Karena Nala yakin, hari ini Reigha pasti akan menemui Sandra lagi dan menghabiskan waktu dengan bahagia. Sedang dirinya, hanya bisa meratapi rumah tangga yang berada di ambang jurang.
Nala terkadang berpikir apakah Reigha tidak memikirkan perasaanya? Baiklah, untuk hari ini Nala tidak mau ambil pusing soal itu. Dia harus menyuruh bi Ati untuk masak.
Hingga pukul sembilan pagi, bu Larasati dan Ananta akhirnya datang. Bu Larasati merupakan ibu kandung Nala yang sudah menjadi janda karena ayah Nala sudah meninggal dunia. Sedang Ananta, atau yang kerab di panggil Nanta, merupakan adik laki-laki Nala yang masih duduk di bangku sekolah SMA kelas 3.
"Assalamualaikum," ucap bu Laras dan Nanta hampir bersamaan. Nala menyambut dua orang tersayangnya dengan hangat.
"Waalaikumsalam. Masuk, Bu, Nan," ucap Nala lembut.
"Ibu apa kabar?" tanya Nala lalu berhambur memeluk sang ibunda yang telah melahirkannya.
"Ibu sangat baik, La. Kamu apa kabar?" tanya bu Laras balik lengkap dengan logat jawanya.
"Nala baik-baik saja. Nanta? Bagaimana sekolahmu? Jangan bilang kamu masih suka tawuran," ucap Nala yang kini beralih pada adik laki-lakinya.
Nanta mendengkus pelan. "Mbak Nala hanya tahu aku yang tawuran. Coba Mbak Nala lihat raport-ku, aku yakin Mbak Nala akan terkejut," ucap Nanta jumawa tanpa menghilangkan logat jawanya.
Bu Laras menjewer daun telinga Nanta. "Pasti terkejutlah. Isinya saja angka enam semua," geram bu Laras semakin mengencangkan jewerannya.
Nanta mengaduh kesakitan hingga membuat Nala meringis, seakan ikut merasakan apa yang adiknya rasakan.
"Ampun Ibu Suri ... Ampuni anakmu yang tidak berdosa ini," cicit Nanta meminta dilepaskan.
"Sudahlah, Bu. Aku percaya, Nanta tuh sebenarnya pintar. Hanya saja, masih tertunda," ucap Nala menenangkan sang ibunda yang sebenarnya sedang mengejek adiknya.
Akhirnya, bu Laras melepas jeweran di telinga Nanta lalu mengajak Nala untuk duduk di sofa ruang tamu. "Mas Reigha dimana, Mbak? Kok sejak tadi belum kelihatan?" tanya Nanta sambil pandangannya mengedar.
"Mas Reigha sedang mandi. Sebentar lagi pasti turun," jawab Nala yang kini mengambil posisi duduk di sebelah ibunya.
"Bi? Tolong ambilkan minum ya?" ucap Nala pada bi Ati yang masih sibuk di dapur. Nala bisa mendengar jawaban 'iya' dari bi Ati dengan sedikit berteriak karena jarak keduanya yang lumayan jauh.
"Ibu menginap disini 'kan? Bogor-Jakarta 'kan lumayan jauh. Lebih baik ibu sama Nanta menginap disini," usul Nala yang segera mendapat gelengan dari Nanta.
"Tidak bisa, Mbak. Besok aku harus sekolah. Tujuan kami datang kesini pagi-pagi adalah, agar ibu bisa puas melepas rindu sama Mbak Nala. Nanti sore baru kami akan pulang," jawab Nanta yang membuat bibir Nala menggerucut.
"Apa yang dikatakan adik kamu itu benar. Kasihan Nanta kalau pagi-pagi harus buru-buru balik ke Bogor dari Jakarta," sahut bu Laras menyetujui ucapan Nanta.
Nala mengangguk paham. Jakarta-Bogor memang membutuhkan waktu paling tidak dua jam untuk sampai pada tujuan. Itu sudah termasuk cepat karena melewati jalan tol. Jika tidak, mungkin sekitar empat jam baru akan sampai.
Sekilas asal-usul tentang keluarga Nala. Sebenernya, bu Laras berasal dari Jawa Timur. Sedang untuk ayah Nala, dia berasal dari Jawa Barat, tepatnya di Bogor. Mereka menetap di Bogor karena ayah Nala mempunyai usaha yang tidak bisa ditinggalkan. Akhirnya, setelah ayah Nala meninggal dunia, ibu dan Nanta tetap memilih tinggal di Bogor dan melanjutkan usaha sang ayah di bidang per-loundry-an.
Hari cepat sekali berlalu hingga mengharuskan bu Laras dan Nanta untuk pulang. Keduanya baru saja berpamitan yang diantar Nala juga Reigha sampai di depan.
Setelah mobil yang dikendarai Bu Laras menghilang, Nala menatap Reigha heran. "Kamu mau kemana, Mas? Kok sudah wangi?" tanya Nala curiga.
Reigha menatap Nala santai. "Aku harus menemui Sandra. Dia sudah meneleponku sejak tadi dan mengatakan rindu. Aku tidak bisa membiarkan Sandra menunggu lebih lama lagi," jawabnya tak berperasaan.
Tubuh Nala lunglai rasanya. "Apakah tidak bisa sehari saja waktumu hanya untukku? Mengapa kamu harus kesana?" tanya Nala dengan hati terluka.
"Maaf, Nala. Tapi Sandra sudah menungguku. Aku harus pergi," jawab Reigha lagi kemudian berjalan menuju mobilnya terparkir. Nala segera membuat gerakan menghadang agar Reigha tidak bisa pergi. Bagaimanapun, Nala tidak akan membiarkan Reigha menemui Sandra lagi.
Tin! Tin! Tin!
Reigha membunyikan klaksonnya kesal. "Minggir! Kamu apa-apaan sih? Tidak perlu menghalangiku karena aku akan tetap pergi," ketus Reigha kesal dengan tingkah Nala.
Nala sama sekali tidak takut. "Kalau begitu aku ikut," putus Nala yang saat ini berjalan mendekat pada pintu mobil. Reigha yang tidak setuju dengan pendapat Nala, segera menjalankan mobilnya hingga tanpa sadar, mobil tersebut sudah menyerempet tubuh Nala.
"Aaaakh!!" pekik Nala kesakitan hingga terjatuh di lantai cor depan rumahnya. Lutut dan sikunya berdarah akibat membentur cor.
Bi Ati yang melihat itu segera menolong Nala. Sedang Reigha, dia sama sekali tidak mendengar jerit kesakitan Nala karena telinganya sudah tertutup akan ungkapan cinta dari Sandra.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan lupa tinggalkan jejak ya BESTie 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Windarti08
Nala, kamu kan yg pegang kartu As nya Reigha, tinggal laporin kelakuan Reigha ke mamanya juga habis tuh si Reigha sama selingkuhannya.
sahammu 80% masih lebih besar, jadi jangan takut untuk menekan Reigha.
cinta boleh, tapi bodoh jangan Oneng!
2023-05-02
1
Azizi M Z
Nala tegas dong jd wanita masa mau harga diri x di injak2 mau bikin dia menyesal dan hancur
2023-02-16
2
Sulati Cus
cari gebetan lain aja nala pasti tar suamimu kebakaran jenggot
2023-01-08
0