Akhir Dari Pengkhianatan (Rumah tangga yang terkoyak)
Selamat datang kembali di novelku yang baru😍
.
.
.
Sejak tadi, Nala bergerak kesana-kemari menunggu Reigha, suaminya yang tak kunjung pulang. Padahal, malam sudah semakin larut. Tidak ada pesan satupun yang ditinggalkan suaminya agar Nala bisa sedikit lebih tenang.
Entah sudah panggilan yang keberapa Nala mencoba menghubungi Reigha. Namun, dari banyaknya panggilan, tidak ada satupun yang dijawab dan berakhir dengan suara operator yang terdengar.
"Kamu kemana sebenarnya, Mas? Mengapa kamu tidak mengabariku sedikit saja," gumam Nala merasa gelisah. Apalagi, Nala melihat jam yang bertengger di dinding rumahnya sudah menunjukkan pukul dua belas tepat. Hal itu semakin membuat Nala dirundung rasa khawatir yang berlebihan.
Nala mencoba tenang dengan duduk di sofa ruang tengah sambil mengigit ibu jarinya. Dia menarik dan menghembuskan napas beberapa kali agar ketenangan bisa diraihnya. Lima menit, sepuluh menit, tiga puluh menit, hingga satu jam kemudian, belum ada tanda-tanda Reigha akan pulang.
Nala tidak habis pikir dengan sikap Reigha yang akhir-akhir ini sering sekali pulang dini hari. Apakah rapat bersama klien bisa selarut itu? Berbagai pertanyaan tiba-tiba muncul dan Nala segera menepisnya ketika pikiran buruk menghampiri.
Untuk membuat hatinya tenang, Nala memutuskan untuk tidur dan berharap saat terbangun nanti, Reigha sudah tidur di sampingnya dengan memeluk hangat tubuhnya.
Hingga jarum jam menunjukkan pukul tiga dini hari, mata Nala nyatanya tak sanggup terpejam. Dia begitu gelisah dan khawatir dengan suaminya. "Apa yang sebenarnya terjadi?" monolog Nala sambil memegangi dada sebelah kirinya.
"Semoga tidak terjadi hal yang buruk," sambungnya lagi dan memilih memejamkan mata.
Sedang di tempat lain, Reigha sedang merengkuh tubuh pujaan hati yang saat ini sudah terlelap di pelukannya. Ya, Reigha memutuskan tidur di apartemen milik Sandra, cintanya dari masalalu.
Hanya sekedar tidur bersama tanpa melakukan hal yang tidak-tidak. Karena Reigha benar-benar menjaga Sandra, seseorang yang sangat dicintai dan tidak ingin merusaknya.
Anggaplah Reigha pengkhianat karena sudah menduakan cinta Nala. Tapi, selama empat bulan ini Reigha belum bisa sepenuhnya mencintai Nala, istrinya. Saat Sandra datang melamar pekerjaan di perusahaan sebagai sekertaris, Reigha seperti mendapat angin segar karena bisa menjalani rutinitas sehari-hari bersama cinta masalalunya.
Ya, Reigha sudah berselingkuh dengan Sandra di belakang Nala hampir satu bulan ini. "Aku mencintaimu, Sandra. Tidak akan aku biarkan cinta kita berakhir tidak bahagia lagi. Kali ini, aku akan memperjuangkannya walaupun aku harus melawan restu mama dan papa," monolog Reigha kemudian mengecup kening Sandra mesra.
Tanpa Reigha sadari, perbuatannya justru akan menyakiti Nala yang sudah terlanjur jatuh cinta. Reigha memang pemeran yang baik dalam menjalani peran sebagai suami di rumah tangganya bersama Nala.
Selama itu, Reigha memperlakukan Nala dengan baik dan istimewa. Lalu, bagaimana jika semua itu akan segera dicabut karena ada seseorang yang sudah menggantikan Nala?
Reigha tidak peduli lagi pada kesakitan orang lain. Karena dalam pernikahannya, Reigha merasa menjadi pihak yang tersakiti hanya karena menerima perjodohan orangtua dan meninggalkan cintanya, Sandra.
...................
Nala merasa baru sebentar dirinya terlelap. Namun, matahari sudah menyingsing naik dari ufuk timur demi menyinari bumi. Terpaksa, Nala harus beranjak dari kasur empuknya untuk memeriksa apakah suaminya sudah pulang.
Setelah matanya terbuka sempurna, Nala pergi menuju dapur dimana bi Ati sedang menjalankan perannya. "Selamat pagi, Bi. Apa mas Reigha sudah pulang?" tanya Nala dengan pandangan mengedar karena tidak mendapati sang Suami berada di kamar.
Bi Ati menunjukkan raut bersalahnya. "Sudah sejak tadi pak Reigha pulang. Tetapi, sekarang sudah berangkat lagi, Bu," jawab bi Ati merasa tidak enak hati.
Raut wajah Nala berubah kecewa. 'Mas Reigha pulang tanpa menemui aku terlebih dahulu?' batin Nala merasa terluka.
"Mengapa Bibi tidak membangunkanku?" tanya Nala dengan wajah kecewanya.
Bi Ati terlihat mengeluarkan kernyitan bingung. "Loh! Memangnya, pak Reigha tidak membangunkan Ibu? Katanya, pak Reigha sendiri yang akan membangunkan. Oleh karena itu, saya tidak berani," jawab bi Ati menjelaskan.
Nala mengibaskan tangan di depan dada. "Ya sudah. Tidak masalah, Bi. Nanti aku akan mencoba menelepon mas Reigha dan datang ke kantornya," jawab Nala yang seketika mendapatkan pencerahan.
Bi Ati mengangguk paham lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedang Nala, dia segera pergi membersihkan diri dan akan dandan secantik mungkin agar suaminya senang dengan kedatangannya ke kantor. Nala sudah tidak sabar melihat raut bahagia Reigha ketika melihatnya datang dan memberi kejutan.
Butuh waktu satu jam untuk Nala mempersiapkan diri. Sekarang, dia sudah siap dengan penampilan yang elegan namun tetap terlihat menawan. Dia mengenakan dress floral berwarna putih dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai.
Tidak lupa, Nala juga membawa tas branded-nya yang merupakan hadiah pernikahan dari Reigha. Sebenarnya, masih banyak tas yang dimiliki Nala. Namun, Nala lebih suka memakai barang pemberian dari Reigha, suaminya.
Rasanya, ada rasa bangga tersendiri ketika Nala bisa memakai barang pemberian Reigha. Begitulah cinta Nala pada Reigha yang begitu tulus dan besar. Hingga, dunia Nala seakan hanya seputar Reigha, Reigha, dan Reigha.
Nala tersenyum ketika mematut diri di depan cermin. "Aku datang, Mas. Semoga kamu suka dengan kejutanku," monolog Nala Kemudian segera menuju lantai bawah, menyuruh sopir untuk mengantarkan.
Tiga puluh menit kemudian, Nala akhirnya sampai di lobi perusahaan Reigha yang juga merupakan perusahaannya. Ya, Nala mempunyai hak 80% dari saham perusahaan Cakrawala Group sesuai perjanjian pranikah.
Namun, Nala memilih untuk menyerahkan dan memberikan kepercayaan Cakrawala Group kepada Reigha. Bagaimanapun, Reigha adalah kepala rumah tangga yang mempunyai tugas mencari nafkah. Oleh karena itu, Nala tidak punya keinginan untuk bersaing melawan suaminya sendiri agar martabat dan harga diri Reigha tetap terjaga.
Ya, Nala begitu menghormati Reigha sebagai seorang suami. Tanpa bertanya pada resepsionis terlebih dahulu, Nala langsung menaiki lift menuju ruangan suaminya berada. Ketika sudah sampai di depan ruangan, ada asisten Reigha yang sedang berjaga di depan pintu.
Nala mengernyit heran. "Nick, mengapa kamu berjaga disini? Mengapa kamu tidak masuk saja? Mas Reigha ada di dalam 'kan?" tanya Nala pada Nickolas, asisten kepercayaan Reigha.
Nick terlihat gugup sebelum menjawab. "Maaf, Bu. Tapi, pak Reigha sudah berpesan agar tidak mengganggu beliau," jawab Nick tidak berani menatap mata Nala.
Nala tertawa kecil. "Termasuk aku? Yang benar saja kamu, Nick," ucap Nala mengabaikan larangan Nick lalu membuka pintu ruangan dengan cepat.
Betapa terkejutnya Nala ketika melihat pemandangan yang tidak seharusnya. Jantung Nala seperti berhenti berdetak saat itu juga. Reigha juga sama terkejutnya hingga begitu takut menatap mata Nala yang penuh akan luka dan kekecewaan.
Dengan dada yang naik turun karena menahan sesak, Nala memberanikan diri bersuara. "Kita harus bicara setelah ini, Mas," ucapnya lirih dengan nada menahan getar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa like, komen, vote dan kasih semampu kalian ya😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
reni
q kembali lagi tor
duh kau tor bikin q candu males ngapa2in gegara ceritamu ini 🤭
2023-05-22
0
Windarti08
"melihat pemandangan yang tidak seharusnya" itu gak ada penjelasan ya Thor...
2023-05-02
0
Sulati Cus
baru baca dah esmosi 😂
2023-01-08
0