Setelah berbicara dengan Varo Sofia tidak berbicara sama sekali raut wajahnya pun sulit untuk ditebak sampai membuat Keluarganya dan keluarga Varo menatapnya bingung. Namun tidak dengan Varo yg hanya tersenyum tipis melihat ekspresi Sofia.
" Kalo bukan karena kalung ditangan Papa. Gue gak akan mau nurutin Papa " Batinnya masih kesal sekaligus kecewa dengan Papanya.
Saat sampai dirumah Sofia langsung masuk kekamarnya tanpa mengatakan apapun kepada semua orang. Setelah sampai didalam kamarnya Sofia memilih untuk membersihkan tubuhnya lalu tidur menyelam kealam mimpi. Namun hal itu harus ia tunda ketika melihat tempat air minumnya kosong.
" Kenapa hari ini sial banget " ucapnya. Kekesalannya semakin menjadi ketika air minum didalam kamarnya sudah habis mau tidak mau ia harus keluar dari kamarnya untuk mengisi wadah tempat air minumnya.
" Mau kemana kamu?" Sky bertanya ketika melihat Sofia yg menuruni tangga dengan gelas ditangannya.
Sofia tidak menjawab pertanyaan Sky Ia melanjutkan jalannya menuju dapur tanpa memperdulikan Sky yg mengikutinya.
" Lepas " Sofia berkata dingin ketika Sky menggenggam pergelangan tangannya.
" Enggak" ucap Sky mengeratkan genggamannya.
" Lepas nanti air nya tumpah. Bangsat !! " umpatnya kesal . Ia sudah dibuat kesal seharian ini dan sekarang Sky malah semakin membuatnya kesal. Sky melepaskan genggaman tangannya dari tangan Sofia.
" Dari tadi kek merah kan tangan Gue" Batin Sofia kesal melihat pergelangannya memerah akibat genggaman erat Sky.
Sofia kembali melanjutkan membuka lemari es yg sempat tertunda karena ulah Sky. Ia mengambil air dingin dan beberapa kotak susu.
" Jangan minum susu terlalu banyak nanti susah tidur " Ucap Sky ketika Sofia mengambil 3 kotak susu sekaligus dari dalam lemari es.
" Urusannya dengan Anda ?"
" Sofia!!" Sly menatap tajam adiknya itu.
Sofia menatap sinis Sky dan meninggalkan dapur dengan membawa air es dan beberapa kota susu ditangannya.
" Sofia dengerin Abang! ". Ucapan Sky membuat langkah kaki Sofia terhenti.
"Abang?" . Sofia berbalik dan tertawa kecil kearah Sky.
" Sayangnya Saya tidak punya Abang" Tekannya.
" Jangan keterlaluan Sofia!! "
" Bukankah benar ? Saya tidak punya Abang karena Abang Saya sudah mati 12 tahun yg lalu " Sofia menatap dingin Sky yg diam membeku ditempatnya ketika mendengar ucapannya. " Bukan namun sudah lama mati dan bahkan tidak pernah ada " tekan Sofia lagi.
" Sofia Maaf " Lirihnya. Sofia berdecak sinis dan meninggalkan Sky seorang diri didapur.
Sky menatap sedih punggung Adiknya yg mulai menjauh.
" Apa sebenci itu kamu ke Abang Sofia" Sky memegang dadanya yg terasa sakit ketika harus menerima kenyataan jika Sofia membenci dirinya. Adik yg begitu ia sayangi membenci dirinya , Adik yg dulu sangat ia jaga agar tidak terluka kini membencinya sungguh hatinya sakit sangat sakit.
...****************...
Matahari sudah terbit dengan diiringi oleh nyanyian merdu dari burung burung kecil yg hinggap di ranting ranting pohon.
Tidak seperti matahari yg mulai memperlihatkan cahayanya begitu juga dengan burung burng yg bernyanyi.
Seorang gadis cantik malah masih bergumul dengan selimutnya bahkan ia semakin mengeratkan selimutnya ketika udara dingin menyelinap masuk menerpa kulit halusnya.
Kring kring
" Akhh ganggu aja " Sofia mematikan alarmnya dengan kasar karena sedari tadi terus berbunyi hingga mengusik tidur nyenyaknya.
Dret dret
Sofia menatap handphonenya yg berdering sebentar lalu sebuah pesan nampak masuk ke handphonenya.
Sofia beranjak dari kasurnya tanpa berniat membuka pesan yg baru saja masuk itu . Toh tidak penting juga pikirnya .
" Kenapa kalo bangun tidur gue cantik banget ya " ucapnya tertawa manis ketika melihat pantulan dirinya di cermin besar kamarnya.
" Coba kalo udah mandi behhh y nambah cantik lh ya kali seorang Sofia jelek " ucapnya kembali memuji dirinya dengan menatap bangga cermin didepannya.
Siapa yg akan memuji kita jika bukan diri kita sendiri. Orang lain? lebih baik tidur dari pada harus mendengar kalimat menyakitkan yg tidak sesuai ekspektasi kita.
Dret dret
" Siapa sih yg nelpon pagi pagi gini? " Sofia menatap ponselnya yg terus saja berdering dari beberapa menit yg lalu.
" Gak mungkin dia kan...? gue ngarep banget sih " Ujarnya dan membiarkan ponselnya terus berbunyi.
15 menit kemudian Sofia sudah selesai menjalani ritual paginya dengan mengenakan baju santai dengan rambut yg ia gulung dengan handuk. Sofia meraih ponselnya dan membuka aplikasi berwarna hijau untuk melihat siapa yg mengiriminya pesan.
" Nomor siapa nih ?" Ucapnya ketika mendapati nomor tak dikenal mengiriminya begitu banyak pesan dengan daftar panggilan yg lebih dari 5 kali.
*0858****5568
Kenapa telponnya gak diangkat?
Sofia bangun udah pagi jangan tidur terus
Sofia morning
Begitulah sebagian isi pesan dari nomor tidak diketahui milik siapa.
" Siapa sih ".
Tiba tiba ponsel ditangannya kembali berbunyi pertanda ada panggilan yg masuk.
Sofia menggeser ikon hijau di ponselnya dan menempelkan benda pipih itu di telinganya .
" Bagus ya telpon Aku gak diangkat dari tadi " Ucap orang dari seberang telepon.
" Siapa?" Sofia bertanya dan terdengar helaan napas dari seberang sana.
" Calon Suami Kamu " . Mata Sofia melotot ketika ia baru sadar siapa yg menelponnya sekarang.
" Dari mana dapet nomornya? " tanya Sofia .
" Bukan hal yg sulit untuk mendapatkan nomormu Baby". Ucap Varo membuat Adam yg sedang minum disebelahnya tersedak.
" Uhuk uhuk " Varo menatap sahabatnya kesal karena menganggu acara telponan paginya.
" Saya gak perduli " balas Sofia lalu memutuskan sambungan teleponnya.
" Ganggu lo Dam!" ucap Varo menatap garang Sahabatnya.
" Lah kenapa jadi gue ?" tanya Adam menatap bingung Varo yg sedang menatapnya garang.
" Kenapa lo batuk tadi ha? . Ganggu tau gak ".
" Ya iya lh gue kan kaget ! coba lo bayangin!! Kaivaro Rayder seorang pengusaha sukses yang ditakuti di dunia atas maupun bawah yg selalu bicara dingin melebihi kulkas 1000 pintu tiba tiba bicara lembut kayak tadi. Lo bayangin deh !! " Jelas Adam.
Varo seketika langsung mengubah ekspresinya menjadi dingin tak tersentuh ketika mendengar ucapan Adam.
" Gila " . Adam menggelengkan kepalanya tak percaya ketika melihat Varo yg dengan cepat kembali merubah ekspresinya.
" Siapa tadi? Calon istri lo ?" tanya Adam . Varo berdehem tanda mengiyakan ucapan Adam.
" Terus Selly lo kemanain?." Varo mengangkat kedua bahunya acuh.
" Jangan serakah deh Var !! Hidup itu harus saling berbagi " . Varo mengangkat sebelah alisnya dan menatap tajam Adam ketika mendengar ucapan Adam selanjutnya.
" Lo sama Selly terus calon istri lo buat gue " tawar Adam tersenyum miring kearah Varo.
" Lo kira Sofia barang bisa dikasih sesuka hati ha. Lo ambil aja si Selly gue udah gak butuh "
" Oh namanya Sofia boleh lah pasti orangnya cantik . Namanya aja cantik apalagi orangnya" ucap Adam mulai membayangkan wajah Sofia dikepalanya.
" Gue tebas kepala lo kalo berani mikirin milik gue " Varo berbicara dingin dengan urat urat leher yg menonjol karena geram akan tingkah sahabatnya.
" Eh Var gue bercanda. Serius amat idup lo " Adam tertawa ketika mendengar ucapan serius dari Varo.
" Terus Selly ? " Adam kembali bertanya.
" Ambil aja kalo lo mau " Varo beranjak dari duduknya dan keluar dari apartemen sahabatnya.
" Gak mau gue kalo Selly" Ucap Adam ia malah bergidik geli membayangkan wanita itu.
" VARO ANJING . MAU KEMANA LO HA BERESIN DULU APART GUE " teriak Adam kala Varo malah pergi dengan meninggalkan apartnya yg berantakan karena ulahnya.
Varo berjalan kearah mobilnya yg terparkir di basment oleh staf keamanan yg bertugas disana.
" Hem " Varo menempelkan ponsel ke telinganya kala benda pipih itu bergetar.
" Tuan Muda Saya sudah mendapatkan informasi tentang orang yg akan dijodohkan dengan Anda dan Saya curiga dia ada hubungannya dengan kejadian 3 tahun lalu " Ucap orang diseberang sana.
Varo menghentikan gerakan tangannya yg hendak membuka pintu mobil.
" Kirimkan semua informasinya begitu juga bukti nya " Varo berucap dingin dan menutup panggilannya secara sepihak.
Tring
Varo membuka poto yg dikirimkan oleh Asistennya " Menarik " Varo bersmirk tipis dan melajukan mobilnya meninggalkan kawasan apartemen Adam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments