Sesuai dengan perkataan Papanya kemarin malam. Sofia saat ini benar benar dipaksa untuk menemui calon suaminya. Semua jalan yg memungkinkan untuk dirinya kabur ditutup rapat bahkan dijaga dengan ketat. Bahkan lubang sekecil apapun itu dijaga oleh para bodyguard.
" Sudah Saya katakan Saya tidak mau menerima perjodohan ini" tolaknya dengan tegas.
" Sofia" Teriak Papanya. Sofia mengepalkan kedua tangannya untuk meredam emosinya yg seketika mencapai ubun ubunnya.
" Kenapa ? Kenapa harus Saya yg kalian korbankan " Ucap Sofia .
" Kenapa harus aku yg kalian korbankan untuk menyelamatkan perusahaan kalian " Teriaknya.
" Ini yg terbaik" ucap Papanya mengalihkan pandangan darinya.
" Terbaik ?" Sofia tertawa miris.
" Jika ingin melakukan yg terbaik suruh anak kesayangan mu yg melakukannya Tuan Haris" Sofia menatap datar Papanya.
" Tidak bisa! Nilam mempunyai penyakit jadi kamu harus menerima perjodohan ini " Sarkas Papanya.
" Bagaimana jika aku juga mempunyai penyakit dan tidak bisa menerima perjodohan ini sama seperti putrimu ? apa anda juga akan membatalkannya?"
" Mana mungkin, kamu sangat sehat tidak seperti Nilam " .
Cukup sudah ia sudah lelah mendengar Papanya yg terus membelanya Nilam. Ia muak sangat muak hal itu membuat dirinya bertambah benci pada pria yg menjabat sebagai Papanya.
" Saya tidak mau " Tegas Sofia.
" Ok! jika kamu tidak mau menerima perjodohan ini maka jangan harap kamu bisa mendapatkan kalung ini kembali " Ucap Papanya dengan mengangkat sebuah kalung ditangannya.
Mata Sofia membulat dan tangannya kembali terkepal kuat sampai melukai telapak tangannya.
" Kenapa? kaget bagaimana kalung ini bisa ada di Papa?"ucap Papanya tersenyum miring melihat Sofia yg menunduk meredam amarahnya.
" Ingat Sofia! turuti apa mau Papa jika kamu mau kalung ini kembali ketanganmu. Jika kamu masih bersikeras untuk menolak maka jangan salahkan Papa jika kalung ini hancur ".
Ucap papanya penuh penekanan.
" Ok, Saya akan menuruti kemauan Anda dan kembalikan kalung itu " ucap Sofia pada akhirnya mengalah demi kalung ditangan Papanya.
" Anak yg pintar kalung ini akan Papa kembalikan jika kamu sudah menikah dengannya" ucap Papanya beranjak pergi dari ruang tengah dengan senyuman dibibirnya.
" Sial " umpat Sofia. " Tua bangka sialan".
Sofia dibuat harus mengalah dan menerima sesuatu yg sangat sangat tidak ia inginkan. Menikah dengan seorang laki laki yg tak ia kenal bukanlah hal yg ia inginkan bahkan tak pernah ada dalam daftar hidupnya.
Disaat Sofia sedang mengumpat kesal terlihat seorang laki laki melangkah mendekatinya. Tubuh tegap dan gagah ditambah wajah yg tampan membuat laki laki itu disukai oleh banyak kaum hawa. Namun bagi Sofia laki laki dihadapannya adalah laki laki yg paling ia benci.
Sofia menatap dingin laki laki didepannya dan berjalan tanpa menghiraukan keberadaan laki laki tersebut. Laki laki itu hanya menatap sedih kepergian Sofia.
" Apa kita sejauh ini ? " Batinnya menatap tubuh Sofia yg mulai menghilang di balik tangga.
...****************...
Saat ini Sofia berada didalam mobil bersama dengan keluarganya menuju sebuah restauran untuk menemui keluarga calon suaminya.
Sofia tampak cantik menggunakan dress sebawah lutut berwarna cream dengan rambut yg ia gerai menutupi leher putihnya.
15 menit berkendara akhirnya mereka sampai didepan Restauran yg sudah mereka janjikan. Sofia keluar dengan wajah datarnya dan berjalan mengikuti Papa dan anggota keluarganya yg lain.
Sedangkan didalam Restauran seorang wanita terus saja memberi wejangan kepada putranya agar tidak membuat ulah.
" Jaga sikap mu jangan membuat keributan" Ucap seorang wanita kepada Putranya. Laki laki yg dimaksud hanya menghela napas panjang tanpa berniat membalas ucapan Mamanya.
Tak lama Pria paruh baya disamping wanita tadi berdiri dan memanggil seseorang yg sedang mereka tunggu kedatangannya.
" Haris " Panggil pria paruh baya itu.
" Selamat malam Dave " .
Kedua pria yg kelihatan seumuran itu saling berjabat tangan sebagai salam pertemuan.
" Apa kami membuat kalian menunggu ?" Ucap wanita bernama Lea yg tak lain adalah Mama Sofia.
" Tidak juga silahkan duduk" Ucap pria bernama Dave yg tak lain adalah Papa dari seorang Kaivaro Rayder laki laki yg sedari tadi diberi wejangan oleh sang Mama.
Mereka pun duduk dikursi yg telah disediakan. Sedari tadi pandangan Varo tak lepas dari sosok cantik yg duduk didepannya.
Wanita yg cantik pikir Varo. Seketika pikiran untuk memiliki gadis didepannya terlintas dikepalanya.
" Terima kasih Lea karna kalian sudah menyempatkan waktu untuk datang" Ucap Alanda berbasa basi. Alanda adalah Mama dari Varo.
" Sama sama Alanda kami senang bisa berkumpul dengan kalian " Balas Lea tersenyum ramah.
" Baiklah sebelum kita keintinya mari kita makan malam terlebih dulu" Ucap Dave sembari memanggil pelayan untuk menghidangkan makanan yg telah mereka pesan sebelumnya.
Mereka memilih untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum berbicara keintinya.
" Baiklah sesuai kesepakatan kita kemarin, acara pertunangan mereka akan dilaksanakan dua hari lagi" Ucap Dave langsung keintinya.
Mereka yg ada disana hanya mengangguk menyetujui kecuali dua insan yg saling diam tanpa membuka suara apapun. Varo masih belum mengalihkan pandangannya dari Sofia.
" Berhenti terlihat seperti orang bodoh anak nakal" bisik Alanda dan membuat Varo terkejut karena terlalu fokus menatap Sofia.
" Dia adalah wanita yg akan menjadi Istrimu" Bisik Alanda lagi kepada putranya ketika melihat pandangan Varo yg tak pernah lepas dari gadis yg akan menjadi istrinya. Alanda tersenyum geli melihat reaksi putranya itu.
Sofia hanya diam tanpa berniat untuk masuk kedalam pembicaraan orang orang disekitarnya. Meskipun terlihat diam namun telinganya berfungsi dengan baik menangkap dengan jelas pembicaraan disekitarnya.
" Oh ya perkenalkan ini putri bungsu dikeluarga kami Nilam Dirgantara dan ini putra sulung kami Sky Aziel Dirgantara" Lea memperkenalkan putra dan putrinya kepada keluarga Rayder.
" Salam kenal Tante, aku Nilam " ucap Nilam tersenyum dan dibalas senyuman oleh Alanda.Namun Sky hanya tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya.
"Dan ini Sofia calon istri Varo " Sofia menatap datar Lea ketika Lea memperkenalkannya dan hal itu membuat Lea salah tingkah.
" Ma boleh Varo bicara dengan Sofia?" Tanya Varo kepada Mamanya. Alanda mengangguk begitu juga dengan Lea.
Disinilah mereka berada disebuah taman dekat Restaurant yg mereka datangi. Belum ada yg memulai percakapan sedari tadi hanya ada keheningan yg menemani mereka.
" Apa yg mau Anda bicarakan ?" Tanya Sofia. Sofia dibuat jengah dengan pria disampingnya dia yg mengajak untuk mengobrol namun dia hanya diam seperti patung.
" Apa yg membuat Kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Varo. Sofia mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng.
" Kenapa? Anda mau menolaknya?" Ucap Sofia . Varo mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan gadis disampingnya.
" Bagus jika Anda mau menolaknya karena jika Anda mempunyai Istri seperti Saya Anda akan merasa sangat kesulitan"
" Kesulitan ?" Varo mengernyit bingung mendengar ucapan Sofia.
" Iya karna Saya tidak bisa memasak apalagi mengurusi rumah . Saya hanya bisa makan, tidur, nonton Drakor dan Dracin jadi lebih baik Anda membatalkan perjodohan ini" ucap Sofia dengan seringainya. Ia harap dengan mengatakan kejelekannya maka Varo akan membatalkan perjodohan gila ini.
" Jika saya jadi Istri Anda nanti Anda bisa bangkrut karena Saya orangnya sangat boros" Sofia terus saja mengatakan kejelekannya agar Varo menolak perjodohannya . Karena ia sudah tak bisa menolak karena ancaman Haris namun tidak dengan Varo kan ia bisa menolak dan itu akan menjadi mudah untuknya.
Varo tersenyum tipis mendengar penuturan Sofia. " Siapa bilang Saya menolak perjodohan ini ?" Ucapan Varo membuat Sofia terdiam.
" Sialan " Batinnya kesal.
Varo terkekeh kecil dan mengusap kepala Sofia. " Saya tidak akan bangkrut mau Kamu seboros apa pun baby girl " Ucapnya dan berlalu pergi.
" Hey Tuan Kaivaro " Teriak Sofia dan berhasil membuat Varo menghentikan langkahnya.
" Kenapa?". Sofia berlari kearah Varo dan menatapnya dalam.
" Saya akan menerima perjodohan ini dengan syarat Saya tidak mau diduakan apalagi ada wanita lain disamping Anda . Saya tidak menyukai itu semua " Pernyataan Sofia membuat Varo terdiam .
"Tidak bisa bukan " Sofia tersenyum ketika melihat Varo diam itu artinya perjodohan gila ini bisa dibatalkan.
" Seorang pengusaha seperti Anda tidak mungkin tidak memiliki wanita disamping Anda . So lebih baik Anda batalkan saja Perjodohan ini ." Ucap Sofia lagi ia sudah membayangkan jika ia akan segera terbebas dari ini semuanya namun jawaban Varo membuat semua bayangannya sirna.
" Tidak akan pernah " Varo tersenyum miring dan meninggalkan Sofia.
Sofia menatap kesal kearah Varo yg mulai menjauhinya Sedangkan Varo hanya tersenyum tipis kala melihat wajah Sofia yg sangat menggemaskan menurutnya.
Siapa yg tak akan gemas jika melihat perempuan dengan pipi yg lumayan chubby ditambah matanya yg bulat menggerutu kesal.
" Sialan awas lo kalo aja ada wanita disamping lo gue cerain lo " gerutunya.
" Eh kok gue ngarep banget jadi bininya"
Sofia terus saja menggerutu kesal. Ia kembali kedalam restaurant dengan wajah masam dan menatap sinis Varo yg duduk manis dikursinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments