"Sama bunda apa anak bunda? Hm..."
"Sama aja sih bun" jawab Lucas dengan santai
"Bunda, ban mobil kita bocor dan sekarang masih di bawa ke bengkel. Kita naik taksi ya" ucap Lia saat sudah selesai menelpon supirnya
"Biar aku antar" sahut Lucas
"Tapi..."
Lia ingin menolak karena merasa tidak enak dan takut akan merepotkan, tapi bundanya mengedipkan mata seakan memintanya untuk setuju.
Lia akhirnya mengngguk mau
Lucas mengambil koper yang Lia pegang
"Biar aku saja" ucapnya
Bunda tersenyum karena putrinya seperti salah tingkah setiap kali Lucas memandangnya.
Romi yang melihat dari mobil pun heran, ada angin apa sehingga tuannya mau membawakan koper milik orang lain, sementara kopernya saja tak pernah ia bawa sendiri.
Romi keluar dari mobil lalu menghampiri Lucas.
"Bawa ini, letakkan di bagasi" titah Lucas padanya
"Mereka berdua siapa tuan?"
"Kerabat ku"
Romi segera meletakkan kopernya di bagasi kemudian membukakan pintu untuk Lia dan bundanya.
Lucas duduk di depan di samping Romi yang mengemudi sedangkan Lia dan bundanya di belakang.
*****
Sedangkan di rumah, Viona semakin bebas karena tak ada Lucas.
Ia bahkan tak pernah bertanya pada bi Narsih di mana dan kapan Lucas akan pulang.
Viona tak peduli, ia bahkan 2 hari tidak pulang ke rumah.
Pagi-pagi buta Viona pulang, ia dalam keadaan lemas dan berantakan.
Bau rokok dan alkohol begitu menyengat hidung.
Seperti biasa, Viona pulang di antarkan oleh kekasihnya.
Kali ini dia hanya mengantar sampai di gerbang saja.
Dengan berjalan sempoyongan Viona sampai di pintu.
Begitu pintu di buka, Viona langsung terjatuh ke lantai.
Segera bi Narsih membawanya ke kamar.
Semakin hari semakin terlihat bagaimana aslinya Viona.
Bi Narsih merasa heran dengan pak Arman
"Bagaimana mungkin beliau bisa memilih wanita seperti ini untuk di jadikan menantu, kasian den Lucas" batin bi Narsih
Pergi dari sore hari dan pulang ketika sudah pagi itu sudah biasa bagi Viona.
Setiap hari bi Narsih hanya bisa mengelus dada, sikap Viona yang semakin hari semakin semena-mena terhadapnya.
Saat bi Narsih sedang menyiapkan makan siang Viona terbangun.
Ia duduk di meja makan sambil mengangkat kakinya.
"Mana makanannya bi... Lama banget dah laper nih gue" teriak Viona
Segera bi Narsih membawa makanannya
"Lelet amat sih kerjanya!" Celetuk Viona
Bi Narsih hanya diam, ia lalu kembali ke dapur untuk beberes.
"Woi bi, bi Narsih... " Teriak Viona lagi
"Ada apa non?"
"Mana minumnya, lu mau gue mati keselek ya. Cepet ambilin!"
"Tapi non, itu airnya ada di sebelah non Viona"
Jawab bi Narsih sambil menunjuk gelas di sebelahnya.
Viona melirik dan kembali menatap tajam bi Narsih
"Gue juga udah liat, tapi gue ga mau minum ini. Ambilkan jus jeruk yang dingin"
Bi Narsih mengangguk dan pergi mengambilnya.
"Ini non"
Saat bi Narsih akan kembali ke dapur, Viona kembali memanggilnya
"Eh bi, tunggu bentar"
"Ada apa non"
"Kapan Lucas ajan pulang"
"Bibi ga tau non"
"Masa sih ga tau, emang dia pergi kemana hah?!!"
"Den Lucas pergi ke Singapura untuk pengobatan bapak"
"Oo... " Viona mengangguk dan tersenyum lalu melanjutkan makannya.
"Tetaplah sakit bapak mertuaku, semakin lama kamu sakit semakin lama juga aku di sini" batin Viona
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments