Lucas tersenyum karena mendengar apa yang Lia bisikkan pada bundanya.
"Bunda ga salah, aku memang bombom. Anak laki-laki yang gendut dan suka makan di rumah mu" ucap Lucas
Lia tak percaya dengan yang ia dengar, ia membulatkan matanya dengan alisnya yang diangkat
Lia kembali melihat Lucas dari atas hingga ke bawah.
"Tuan Lucas tidak sedang bercanda kan?"
Lucas menggelengkan kepalanya
"Di belakang telinga mu ada bekas luka, itu karena kamu terkena lemparan batu karena menolongku saat anak-anak nakal mengganggu ku. Betul bukan?"
Lia meraba telinganya, karena apa yang Lucas ucapkan memang benar.
"Tapi... Bagaimana...."
Saat Lia masih dengan ketidak percayaan nya para pramugari meminta semua penumpang untuk duduk karena penerbangan sebentar lagi.
Lucas kembali ke kursinya begitupun Lia.
Lia duduk dengan menyimpan banyak pertanyaan di dalam benaknya.
"Bagaimana bunda bisa tau kalau dia adalah Bombom?" Tanya Lia
"Dia sendiri yang menghampiri bunda dan mengatakan kalau dia memang bombom. Awalnya bunda sama seperti mu, terkejut dan tak percaya"
"Bagaimana mau percaya, dirinya berubah 180° derajat. Dia dulu...."
"Iya bunda juga tau. Dia makin tampan kan?"
"Ee... Iya. Bukan cuma itu bun, dia..."
"Kalian dulu kan suka main putri dan pangeran, dan sekarang kamu tumbuh menjadi gadis cantik bak seorang putri istana begitupun dengan bombom dia bagaikan pangeran dari dunia dongeng"
"Ya kan namanya juga anak kecil bun, sekarang ya ngak lah"
"Iya kalo dulu cuma bermain, kalo sekarang?"
"Maksud bunda apa?"
Bunda Nisa tersenyum dan mengedipkan matanya menggoda Lia.
"Bunda.... Ih"
Bunda Nisa tertawa karena berhasil membuat putrinya malu-malu kucing hingga pipi chubby memerah.
Tak henti di situ, bunda Nisa yang seharusnya duduk tepat di samping Lucas memilih pindah di dekat jendela dengan alasan ingin menikmati pemandangan, namun nyatanya bunda Nisa ingin Putri nya kembali bisa berteman dekat dengan Lucas.
Selama mengudara Lucas diam diam mencuri pandang pada Lia, begitupun sebaliknya.
Dulu mereka saking dekatnya sudah seperti kakak adik.
Kemana pun selalu berdua.
Lia selalu menjadi penolong bagi Lucas yang masih baru di sana, termasuk saat anak-anak seusianya membuli Lucas.
Dengan dada tegap Lia selalu menjadi tameng.
Meski tubuh Lia lebih kecil tapi dia tak pernah takut menghadapi anak-anak nakal.
Berbeda dengan Lucas, meski laki-laki dengan tubuh yang lebih besar Lucas tak sepemberani Lia.
Tanpa sengaja kedua bola mata yang saling mencuri pandang itu bertemu.
Lia langsung menundukkan matanya karena malu, sedangkan Lucas tetap menatapnya sambil tersenyum.
2 jam mengudara tapi tak sepatah katapun keluar dari mulut mereka.
Kini pesawat yang mereka naiki mendarat dengan mulus di bandara Juanda.
Lucas berjalan di belakang Lia yang sedang menuntun bunda Nisa.
Romi dengan pakaian formal nya sudah menunggu kedatangan Lucas dari tadi.
Ia lalu membwakan koper Lucas dan membawanya ke mobil.
Begitu Lucas hendak masuk ke dalam mobilnya, ia melihat bunda Nisa yang sedang duduk dan Lia yang berdiri di sampingnya terlihat sibuk menelepon.
"Tuan, mau kemana?" tanya Romi
Namun Lucas tidak menjawab, ia berjalan mendekati bunda Nisa.
"Bunda belum pulang?" Tanya lucas
"Iya ini supirnya belum datang, tuh Lia lagi coba telponin dari tadi"
"Dari pada bunda dan Lia kelamaan nunggu bareng aku aja bun"
"Nanti malah ngerepotin kamu"
"Ngak kok, sekalian juga melepas rindu sama bunda"
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments