Bau alkohol begitu menyengat dari tubuh Novia, yang membuat bi Narsih lebih terkejut Novia pulang di antar oleh seorang lelaki.
"Ayo sayang, kita masuk..." Ajak Viona pada pacarnya
Begitu mereka melangkah, bi Narsih langsung mencegahnya.
"Maaf non, non Viona tidak boleh membawa laki-laki ini masuk ke rumah"
"Lo siapa berani ngatur-ngatur gue, hah..."
"Di sini ada cctv, dan jika den Lucas melihat non Viona membawa laki-laki masuk kerumah non Viona pasti tau kan apa yang akan den Lucas lakukan?"
"Aaaaa, dasar!"
"Sudahlah sayang, aku ga masuk juga ga papa. Tapi besok kita bisa habiskan lagi waktu bersama" ucap pacar Viona
"Hm... Oke. Besok jemput aku ya sayang, bye... Muah..." Kecupan mesra dari Viona untuk pacarnya
Setelah itu ia masuk ke rumah di bantu oleh bi Narsih, karena kondisi Viona yang sangat mabuk hingga membuatnya berjalan dengan sempoyongan.
Begitu sampai di kamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya dan langsung tertidur dengan pulas.
Bi Narsih mengelus dadanya, ia terheran-heran dengan perilaku Viona.
"Pantesan den Lucas ga mau sama non Novia, rupanya dia gadis nakal. Kasian den Lucas"
Batinnya
*****
*Di Singapura*
Setelah dua hari pak Arman di rawat di sana, kini kondisinya sedikit lebih membaik.
Batuk berdarah tak lagi kambuh, bahkan kini nafsu makannya bertambah.
Itu busa sedikit membuat Lucas merasa lega meski pak Arman masih belum sembuh sepenuhnya.
Dika meminta Lucas untuk kembali ke Indonesia karena dirinya dan istrinya yang akan menjaga pak Arman di sini.
Lucas pun setuju, namun sebelum pulang Elda mengajak Lucas untuk jalan-jalan sebentar bersamanya.
Sudah lama mereka tidak bertemu, Elda ingin melepas rindu meski hanya sebentar.
Karena setelah itu juga Elda akan kembali di sibukkan dengan pekerjaannya.
Karena waktu yang terbatas, Lucas dan Elda memilih untuk pergi ke cafe.
Meski hanya sekedar minum kopi setidaknya mereka bisa menghabiskan nya bersama.
"Kak, aku mau nanya" ucap Elda memulai percakapan
"Hm... Mau tanya apa?"
"Kakak bener udah nikah?"
Lucas mengaduk kopinya lalu sedikit mengangguk
"Hah? Jadi yang papa bilang itu beneran? Kakak menikah karena perjodohan?"
"Bagiku itu bukan pernikahan, itu hanyalah sebuah perjanjian"
"Tapi kakak tingga serumah dengannya?"
"Ya mau bagaimana lagi, itu kemauan papa"
"Kok bisa sih om Arman sampe rela menikahkan kakak hanya untuk membantu perusahaan temannya? Kan bisa aja langsung di bantu tanpa perlu menikah?"
"Entahlah. Bukan hanya sekedar membantu, papa juga ingin membalas budi karena pak Surya dulu telah membantu papa saat papa mengalami kebangkrutan. Sejak saat itu papa dan pak Surya berniat untuk menjodohkan kami"
Jelas Lucas
"Yang sabar ya kak. Atau ngak gini aja kak, gimana nanti kalo perusahaannya om Surya sudah benar-benar membaik kakak ceraikan aja si Novia" Elda mencoba memberi saran pada Lucas
"Dasar konyol. Kamu ga mikir gimana papa nanti"
"Eh iya juga ya. Au ah jadi bingung"
"Kamu aja bingung, apa lagi aku"
Elda nyengir memperlihatkan giginya lalu menyeruput kopinya.
Mereka menghabiskan waktu bersama, saling bertukar cerita meski hanya sebentar saja.
Setelah itu mereka kembali ke rumah sakit untuk berpamitan karena Lucas akan kembali ke Indonesia.
Elda juga berpamitan pada pak Arman karena ia harus kembali bekerja.
"Papa cepat sembuh ya, Lucas pamit"
"Iya nak. Kamu yang konsentrasi ya kerjanya, ga usah pikirin papa"
Lucas mengangguk lalu menyalaminya.
"Elda juga mau pamit ma, pa, om Arman. Elda harus pergi karena ada pekerjaan"
"Lama?" Tanya Sintia
"Ya ga tau juga ma. Lihat nanti aja"
"Kalo capek langsung ke apartemen aja ga usah kesini"
"Iya mama sayang, ya udah aku pamit ya"
"Iya, kalian hati-hati ya"
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments