Sesampainya di rumah sakit Lucas langsung menemui dokter.
Ia langsung meminta dokter untuk membuatkan surat keterangan untuk kepindahan papanya.
Sambil menunggu Dika mencoba berbicara dengan Lucas.
"Bagaimana kalo paman sama bibi saja yang mengantar papa mu ke Singapura?"
"Maksud paman"
"Ya, kamu di sini saja mengurus perusahaan. Soal papa mu biar aku sama bibi mu yang pergi"
"Tapi paman, bagaimana mungkin. Tak ada pekerjaan yang lebih berarti dari pada papa"
"Iya paman tau. Tapi..."
"Tidak paman. Aku mau mengantar papa ke Singapura"
Sintia lalu menpuk pundak Dika
"Sudah lah pa, biarkan Lucas melakukan apa yang ia inginkan. Pergilah jika kau ingin mengantar papa mu sendiri. Kami akan ikut, dan setelah itu biarkan aku sama paman mu yang mengurusnya di sana"
"Tapi apa tidak akan merepotkan paman dan bibi"
"Kamu ini, emangnya kami ini orang asing. Tiket pesawatnya udah kamu beli?"
"Sudah bi. Aku sudah meminta Romi untuk memesan penerbangan malam ini juga"
"Aku ikut juga ya" sela Elda
"Emang kamu ga capek sayang?" Tanya Sintia
"Ngak kok ma, kebetulan juga aku ada pemotretan juga di sana, tapi lusa hehe... Ga papa kan, dari pada aku sendirian di sini"
"Ya sudah. Sambil menunggu persiapan kak Arman kalian siap-siap dulu. Biar aku di sini temenin Lucas" kata Dika
"Ya udah, aku sama Elda pulang dulu. Nanti jam 7 kesini lagi"
Beberapa saat kemudian, dokter keluar memberikan surat keterangan pada Lucas.
"Ini surat pernyataan dari rumah sakit kami. Agar lebih memudahkan salah satu dokter kami akan ikut mengantar hingga rumah sakit tujuan"
Ucap dokter
"Iya dok, begitu lebih baik. Bagaimana dengan kondisi kakak saya saat ini?"
"Pak Arman saat ini sudah sadar. Dia barusan meminta untuk bertemu kalian"
"Baik dok, terimakasih"
Lucas dan Dika pun masuk. Di sana pak Arman sudah menunggu.
"Papa..." Panggil Lucas
"Kamu mau bawa papa kemana? Kenapa dokter barusan bilang kalau papa mau di pindahkan"
"Lucas mau papa di rawat di rumah sakit yang lebih besar dan lebih canggih"
"Buat apa nak, itu ga perlu. Dokter dan perawatan di sini juga sudah sangat baik dalam merawat papa"
"Tapi Lucas ingin kesembuhan papa lebih cepat. Sudah lama papa hanya berbaring di rumah sakit, Lucas mau lihat papa sehat lagi"
"Iya, tapi ga perlu ke luar negeri juga nak"
"Sudahlah kak, benar kata Lucas. Lebih baik kakak setuju dengan keputusan Lucas kali ini, demi kesehatan kakak" Dika menyela dan berusaha untuk membujuk pak Arman
Mau atau tidak semua persiapannya sudah 100%.
Sebelum berangkat Romi datangnya untuk memberikan hp barunya juga sekaligus tiket pesawat.
Setelah itu mereka berangkat menuju bandara dan di sana Elda dan mamanya sudah menunggu.
Setelah penerbangan kurang lebih 2 jam kini mereka sudah menginjakkan kaki di Singapura.
Dari bandara mereka langsung menuju rumah sakit.
Lucas sudah langsung di buatkan janji oleh Romi, jadi mereka sampai di sana pak Arman sudah bisa langsung di tangani oleh dokter.
Begitupun dengan apartemen untuk mereka tinggal di sana selama pengobatan.
*****
Toktoktok...
"Buka! Woi... Buka pintunya...!!" Teriak Novia dari luar pintu
Saat itu sudah jam 02 pagi, bi Narsih yang sudah terlelap tidur tak mendengar panggilan Novia.
Novia menggedor-gedor pintu dengan keras dan berulang kali berteriak hingga bi Narsih terkejut dan langsung bangun.
"Lama banget sih, kamu tuh di sini di suruh kerja bukannya molor terus!"
Bentak Novia saat bi Narsih membuka pintunya
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments