Setibanya di rumah sakit ternyata ada pamannya juga di sana.
"Itu dia..." ucap pak Arman sambik menunjuk ke arah pintu begitu Lucas datang
"Paman, sejak kapan paman di sini? Mengapa tidak memberi kabar dulu?" tanya Lucas mendekat lalu di peluk oleh Dika pamannya
"Paman baru saja sampai. Maaf karena baru sempat menengok sekarang"
"Paman sendirian? Kemana bibi dan Elda, mereka tidak ikut?"
Elda adalah putri tunggal Dika, yang usianya tidak jauh berbeda dari Lucas.
Elda adalah satu-satunya sepupu Lucas yang kini juga sudah sukses sebagai model.
"Bibi mu hari ini ikut menemani Elda, dia saat ini fashion show di Jogja"
"Oh begitu"
Mereka pun asyik berbicara melepas rindu karena sudah lama tak bertemu.
Sekalian juga makan siang bersama.
Saat sedang asyik makan, email tiba-tiba masuk.
Segera Lucas melihatnya ternyata dari Romi.
Email itu berisi tentang data pribadi dari Camelia Syakira.
Data lengkap dari mulai ia lahir, perjalanan karirnya hingga sekarang.
Dan benar saja firasatnya, ternyata Camelia Syakira yang saat ini menjadi kliennya ternyata adalah teman kecil dari masa lalunya.
"Tuh kak, lihat. Dia memang duplikat mu" ucap Dika
"Maksud mu apa?" Tanya pak Arman tak mengerti
"Kalo udah masalah kerjaan ga bisa di tunda"
"Hahaha, dia itu masih muda jiwa kerja kerasnya masih menggebu-gebu"
"Kalo sudah turunan ya gini"
Setelah Lucas meletakkan hp nya kembali, ia melanjutkan makannya.
Lucas bingung karena papa dan pamannya menatapnya
"Ada apa? Apa ada yang salah?" Tanya Lucas dengan polos
"Jangan terlalu keras dalam bekerja. Kamu itu masih muda, kesuksesan sudah ada di genggaman. Mau kamu sampe punya cucu cicit pun harta mu ga akan habis. Cukup papa kamu aja yang gila kerja, kamu santai aja sambil menikmatinya" ucap Dika
"Paman ini bisa aja. Aku ga kerja kok cuma baca email masuk aja"
"Apa pun itu, jangan terlalu"
"Iya iya"
Saat Dika sedang seru ngobrol dengan Lucas, tiba-tiba pak Arman batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
Lucas dan Dika langsung berhenti makan dan khawatir.
Mereka mendekat dan membantu pak Arman.
Lucas langsung menekan tombol darurat untuk memanggil dokter.
"Papa, pa... Papa...."
Tak lama dokter pun datang.
"Cepat periksa keadaan kakak saya, cepat!!" Suruh Dika
"Cepat dokter, bagaimana papa saya bisa sampe begini" imbuh Lucas
"Saya periksa dulu pak. Kalian mohon tunggu di luar dulu" jawab dokter
"Periksa saja papa ku, cepat"
"Mohon tenang pak, biarkan dokter memeriksa papa anda. Sekarang lebih baik anda berdua tunggu di depan"
Suster meminta Lucas dan Dika untuk keluar.
Dengan berat hati mereka menunggu di luar.
Gelisah, cemas dan dan khawatir mereka rasakan.
Baru saja pak Arman terlihat membaik, berbicara dan bercanda seperti biasa kini mendadak batuk berdarah.
1 jam mereka menunggu kini dokter keluar.
Bukan untuk bertemu mereka melainkan untuk memindahkan pak Arman ke ruang ICU.
"Mau di bawa kemana papa saya dok?" Cegah Lucas
"Pasien harus segera di pindahkan ke ruang ICU"
Lucas yang masih penasaran dan ingin bertanya tak dokter hiraukan.
Dokter segera membawa pak Arman ke ruang ICU agar segera busa di tangani dengan baik.
"Paman, bagaimana ini paman. Bukan kah paman lihat sendiri papa barusan baik baik saja, ini kenapa...."
"Tenang Lucas, tenang. Dokter pasti akan melakukan yang terbaik buat kakak. Tenangkan dirimu"
"Ga bisa paman. Aku harus mencari rumah sakit yang lebih bagus dari sini, entah papa mau atau tidak aku akan membawanya ke rumah sakit luar negri untuk pengobatan"
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments