Sesampainya di rumah Lucas tak mendapati Viona di sana.
Pandangan matanya mencari di setiap sudut ruangan namun sepi.
Ia lanjut masuk ke dalam kamarnya dam ternyata di sana seperti ada orang, tepatnya di kamar mandi.
Suara gemercik air terdengar dari dalam seperti ada yang sedang mandi.
Wajah datarnya berubah menjadi marah.
Kedua alisnya bersatu dengan tatapan mautnya.
Lucas berjalan ke arah kamar mandinya, tepat saat Lucas di depan pintu Viona langsung membukanya.
"Ngapain lo di kamar gue!" tanya lucas dengan arogannya
Viona yang hanya menggunakan sehelai handuk fi depannya tak merasa canggung atau malu sedikitpun, ia malah menarik ujung bibirnya dan tersenyum sinis pada Lucas
"Lo nanya kenapa gue di sini? Lo lupa kalo gue sekarang adalah istri lo, ya gue juga berhak dong dengan kamar ini" ucapnya dengan santai
Jawaban Viona semakin membuat Lucas marah.
Ia lalu menarik lengan Viona dengan kasar dan menyeretnya keluar kamar
"Au sakit Lucas, gilak ya lo au... sakit!!"
Viona meraba lengannya yang kini memerah dengan bekas tangan Lucas di sana
"Ini belom seberapa, jika nanti lo lancang dan berani menginjakkan kaki di kamar gue lagi lo akan merasakan yang lebih dari ini. Paham!"
Lucas lalu masuk ke kamarnya dengan membanting pintu di depan Viona.
"Kurang ajar! Berani-beraninya dia kasar sama gue. Lihat aja Lucas, ga akan lama lagi lo pasti akan bertekuk lutut di hadapan gue" Gerutunya
Begitu Viona hendak pergi Lucas kembali membuka pintunya.
Viona tersenyum, karena Lucas pasti berubah pikiran dan mengijinkan dia masuk ke kamarnya.
Tapi begitu dia balik arah Lucas melemparkan tumpukan bajunya tepat di wajahnya, setelah itu Lucas kembali masuk dan menutup pintunya dengan keras.
"Heh, apa-apaan ini, baju gue jadi kotor semua, Lucas!" Viona mengencangkan suaranya agar Lucas bisa mendengarnya dari dalam
Ia lalu memunguti bajunya dan membawanya sambil mencari kamar mana yang akan ia tempati.
Rumah Lucas sangatlah luas, ada banyak kamar di sana.
Namun semua pintu kamar terkunci kecuali kamar paling belakang, kamar yang ukurannya tidak besar dan sederhana dan lebih tepatnya itu kamar khusus untuk art di sana.
"Sialan! Dari sekian banyak kamar di sini kenapa hanya kamar dekil ini yang terbuka. Kurang ajar, Lucas pasti sengaja supaya gue ga betah dan minta pisah darinya. Tapi sorry Lucas, gue orangnya ga mudah menyerah. Sebelum gue bisa nguasain lo nama gue bukan Viona"
Viona dengan suka hati tinggal di kamar kecil itu, ia harus lebih berusaha untuk mendapatkan hati Lucas sebelum mendapatkan hartanya.
"Loh non ngapain di sini?" tanya bi Narsih yang kebetulan kamarnya ada di sebelahnya
Viona hanya melirik, melihat wajahnya dengan sinis kemudian masuk ke kamarnya tanpa menjawab.
"Bukannya itu non Viona, kok dia masuk ke kamar itu bukannya sekamar dengan den Lucas? Ah... sudahlah bukan urusan ku" batin bi Narsih
Saat waktu makan malam tiba, bi Narsih sudah menyiapkan makan malam di meja.
Bi Narsih lalu pergi ke kamar Lucas untuk memberi tahu bahwa makanan sudah siap.
Toktoktok...
"Permisi den, makan malam sudah siap"
"Ya" jawab Lucas singkat
Tak lama Lucas turun dan mulai makan.
Saat sedang menikmati nikmatnya makan malam, Viona datang dan langsung duduk di kursi sebelahnya.
Tanpa segan dan ragu Viona membuka piringnya dan ikut makan malam.
Wajah Lucas berubah seketika, begitupun dengan selera makannya yang tiba-tiba hilang.
Lucas lalu pergi begitu saja tanpa meyelesaikan makannya.
Viona merasa kesal tapi ia harus tetap berusaha untuk mendapatkan hati Lucas.
Tak peduli Lucas makan atau tidak, ia tetap menikmati makanannya.
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments