Sementara itu, di salah satu rumah mewah di pusat Ibu Kota, Qeiza Hikaru terus menanti kehadiran anak sulungnya. Saat Pak Narto datang tanpa membawa Raka dan Qiana bersamanya, Qeiza hanya bisa mengembuskan napas berat.
“Pergi ke mana mereka?”
“Saya tidak tau Bu. Neng Qia dan Den Raka tidak memberitahu saya, mereka mau pergi ke mana. Pesan Den Raka ya seperti tadi itu. Agar Bu Qei jangan khawatir, Den Raka yang akan menjaga Neng Qiana.”
“Harusnya Pak Narto jangan membiarkan mereka pergi. Bapak kan sudah tau kalau kita semua menunggu mereka di rumah. Raka juga sudah tau hal itu,” ungkap Ivander kecewa.
“Neng Qia yang tidak mau pulang, Pak. Neng Qia ngambek dan mau pergi sendiri naik taksi. Makanya Mas Raka membujuknya. Tapi, sepertinya Neng Qia benar-benar tidak mau pulang. Makanya, daripada Neng Qia pergi dengan taksi sendiri, Den Raka pergi bersama Neng Qia dengan mobil dan saya kembali naik taksi,” jelas Pak Narto.
Kembali Qeiza menghela napas berat. Pandangannya kali ini diarahkan dengan tajam pada Sean— anak bungsunya.
“Mba kamu ini semakin lama semakin tidak bisa diatur!” keluh Qeiza pada Sean.
Sean dan Mika saling pandang. Mereka tak menyangka jika Qeiza jadi sangat menyalahkan Qiana. Mereka pikir, Qeiza dan Ivander akan mengasihani Qiana atas kasus yang menimpa kedua kakak mereka itu. Namun, apa yang mereka harapkan berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Qeiza begitu marah pada Qiana.
“Mungkin Qia memang butuh menenangkan diri lebih dulu, Qei,” ucap Ivander seraya mengusap-usap kedua sisi pundak Qeiza, berharap amarah sang istri bisa sedikit mereda.
“Menenangkan diri? Harusnya aku yang butuh waktu untuk menenangkan diri, Mas. Qia itu sebentar lagi berusia 23 tahun. Dia sudah dewasa. Harusnya dia tau apa akibat dari perbuatannya itu. Bisa-bisanya dia menggoda Raka!”
Menggoda?
Sean dan Mika kembali saling pandang. Selain Raka, Sean dan Mika adalah anggota keluarga yang tau kejadian sebenarnya di balik tragedi kamar hotel itu. Bahkan, mereka ikut ambil bagian dalam tragedi itu.
“Bagaimana ini Se? Kasihan Mba Qia kalau begini,” bisik Mika.
Sean tak tau harus berbuat apa. Mendengar Qeiza yang sedari tadi terus menyalahkan Qiana, membuatnya merasa sedih dan tak enak hati. Bukan kejadian seperti ini yang diharapkannya. Dia hanya berusaha membantu Raka untuk memiliki Qiana.
Hal itu sengaja dilakukan Sean, agar Qiana tidak jatuh ke dalam pelukan pria yang salah.
Albert— pria yang dicintai oleh Qiana dengan sepenuh hati. Pria yang menjalin hubungan asmara dengan kakak kandungnya itu, tak lebih dari seorang pria brengs3k yang suka mempermainkan gadis-gadis.
Beberapa kali Sean memergoki Albert bermesraan dengan wanita lain. Sean bahkan terang-terangan menghampiri Albert dan meminta pria itu untuk memutuskan hubungan dengan kakaknya. Tapi tentu saja Albert tak pernah menanggapi ancaman Sean, pria yang berusia 9 tahun lebih muda darinya. Albert hanya menganggap Sean sebagai pria ingusan yang tak perlu digubris.
Sean juga sudah memberitahukan tingkah brengs3k Albert itu pada Qiana. Namun, kakak kandungnya itu tak memercayai ucapannya.
......................
Masih terekam jelas di ingatan Sean, saat Qiana membela Albert, walau dirinya sudah menunjukkan foto kedekatan Albert bersama seorang gadis.
“Itu sepupunya Albert, Se. Namanya Sinta.”
“Dan Mba Qia percaya begitu saja dengan ucapan pria brengs3k itu?!”
“Albert pernah mengenalkan gadis itu kepada Mba!”
“Mana ada sih Mba, saudara sepupu tapi jalan sambil genggaman tangan, gelendotan begitu. Jangan mau dibodohi Mba!”
“Apa bedanya dengan Mba dan Mas Raka? Kami selalu gandengan tangan, Mba juga sering gelendotan dengan Mas Raka!”
“Dia juga sering keluar masuk klub malam, Mba.”
“Itu karena ada sepupunya yang lain yang menjadi DJ di salah satu klub malam. Maka dari itu dia sering ke sana untuk menemaninya bekerja. Kamu tau sendiri kan dunia malam itu bagaimana? Dia perlu menemani sepupunya di sana.”
......................
Sejak itu, Sean tak pernah lagi mengingatkan Qiana perihal sikap brengs3k Albert. Sean bahkan memilih untuk menyeritakan perihal kekasih Qiana itu, pada Raka.
Saat itulah Raka mengungkapkan perasaan yang selama ini dia pendam kepada Sean. Awalnya, Sean begitu terkejut mendengar Raka mengungkapkan isi hatinya.
Bagaimana mungkin Raka bisa jatuh cinta pada seorang gadis yang tumbuh besar bersamanya? Terlebih mereka adalah satu keluarga.
Bagaimana reaksi keluarga mereka jika mengetahui hal ini?
Namun, apapun yang terjadi ke depannya, dibandingkan harus menyadarkan Qiana dari cinta butanya, Sean memilih membantu Raka untuk memiliki Qiana.
Raka sangat mencintai Qiana, kakak sepupunya itu pasti mampu untuk melindungi dan membahagiakan Qiana. Dibandingkan Albert, Raka lebih layak untuk mendampingi Qiana. Begitulah pikir Sean.
Dengan bantuan Mika— adik kandung Raka— mereka menjebak Qiana. Memberikan obat tidur dosis rendah pada Qiana, hingga gadis itu merasa pusing dan perlahan tertidur.
Mika bertugas membuka seluruh pakaian yang menempel pada tubuh Qiana. Sementara Sean bertugas mengkoordinasikan masalah penggerebekan dengan pihak kepolisian terdekat. Hingga saat Qiana sadar dari tidurnya, pihak kepolisian muncul di kamar hotel itu dan mereka digelandang ke kantor polisi.
Dan begitu seluruh keluarga tau perihal skandal itu, Raka akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menikahi Qiana. Hingga sepasang kakak beradik itu menjadi suami istri yang sah.
Sean pikir semuanya akan berjalan semulus itu. Tapi Sean tak menyangka jika Qeiza akan semarah ini pada Qiana.
Andai Sean tau, jika skandal itu membuat ibu kandungnya membenci sang kakak, Sean tidak akan mau menuruti ingin Raka.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Semua sudah terjadi. Sean tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada seluruh keluarganya. Pernikahan sudah diatur. Raka sudah menyewa gedung, catering dan MUA untuk hari pernikahannya.
Sean hanya bisa terdiam saat Qeiza terus menggerutu soal Qiana.
Hari semakin larut dan Qiana masih belum kembali ke kediamannya. Qeiza semakin berang. Berulangkali semua anggota keluarga menghubungi Raka dan Qiana. Tapi, baik Raka maupun Qiana, tidak ada yang menjawab panggilan telepon itu.
“Mereka pergi ke mana sih?!”
“Sabar Qei ... Mungkin sebentar lagi mereka sampai,” bujuk Ivander.
“Ini sudah malam, Mas. Sudah pukul sembilan. Apa jangan-jangan Qia mengajak Raka menginap di hotel lagi?!”
Qeiza bertambah gusar. Begitu juga dengan Ivander. Bahkan kedua orang tua kandung Raka— Ivona dan Anggara— pun tak kalah gusar. Anak mereka terlibat skandal memalukan. Dan kini kedua saudara itu belum kembali sejak keluar dari sel tahanan.
“Mungkin gak sih, Mas Raka dan Mba Qei jadi benar-benar melakukan itu karena kejadian kemarin malam?” bisik Mika pada Sean.
Mendengar ucapan Mika, Sean menyikut sepupunya, “Mba Qia tidak mungkin mau melakukannya!” seru Sean.
“Iya sih. Mas Raka juga tidak mungkin berani,” lirih Mika.
Sepasang saudara yang memiliki beda usia 3 tahun itu, tak menyadari jika sedari tadi Anggara terus memerhatikan tingkah mereka yang terus saling berbisik-bisik kepada satu sama lain.
Bisik-bisik yang terjadi di antara Mika dan Sean berhenti kala Ivander meminta asisten pribadinya untuk melacak keberadaan Qiana melalui radar GPS yang terdapat pada mobil yang dinaiki Qiana dan Raka.
“Mobil itu ada di villa keluarga yang ada di Lembang, Pak.”
Seluruh anggota keluarga Bratajaya terperangah mendengarnya. Terlebih Ivander.
“Mau apa mereka di Villa itu?” gumam Ivander. Pria itu bukannya ingin berprasangka buruk kepada kedua anaknya. Tapi, Ivander kembali teringat akan kasus perselingkuhan Evelyn— mantan istrinya— yang terjadi di villa itu.
Benarkah perkiraan Qeiza, jika Raka dan Qiana kembali melakukan hubungan terlarang itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
As
ketauan deh
2022-12-17
3
Mee_La🦈
nahloh 🙈
2022-11-11
3
Mee_La🦈
Oalah qia qia
2022-11-11
3