Journey 16: Contract

Para anggota Prime Syndicate hadir dalam sebuah rapat dengan sang Master mereka. Di antaranya, hanya Thea, Michael, dan Riki, yang telah memperlihatkan wujud asli mereka. Sang Master pun hadir dalam wujud hologram. Mereka semua berlutut di hadapannya.

"Bagaimana? Apa kalian telah mendapat sebuah petunjuk?" ujar sang Master.

"Tidak … bahkan, kami memiliki masalah sekarang, Master," tutur si ketua perwakilan dengan rasa malu.

Si ketua itu menjelaskan bahwa zat mistis Astatine telah hilang dari genggaman mereka. Hal itu membuat para anggota lainnya heboh, namun tidak dengan Riki. Dia berpura-pura tidak tahu apapun tentang hal itu. Karena semua telah berkumpul, mereka semua menaruh rasa takut dan malu pada Master mereka.

Sang Master pun berucap, "Itu tidak apa-apa. Hal seperti itu bisa kita rebut suatu saat."

Para anggota kebingungan dengan pernyataan sang Master. Namun, dia yakin, jika ada radar dari seseorang yang merebut zat mistis itu, maka dengan mudah mereka akan merebutnya kembali. Rapat telah usai. Tak lama, Riki ditegur oleh si ketua mengenai kejadian kemarin.

"Hey, Riki. Apa yang kau rencanakan pada para serangga itu?" tanya si ketua. "Kau yang membawa zat mistis itu?"

"Tidak, tuh. Aku hanya ingin bermain-main pada mereka. Lagi pula, ada seseorang yang ingin kuincar dari salah satunya," jawab Riki.

"Kau akan mendapat hukumannya jika kau bertindak gegabah," Si ketua itu pergi meninggalkannya. Riki bersikap santai seolah tidak merasa takut akan hukuman. Dia pun menghampiri si dukun. Ternyata, penyerangan Riki kemarin adalah rencana si dukun itu. Riki pun meminta bayaran atas rencana itu.

Si dukun tersenyum kekeh seraya bertanya, "Kau sepertinya tertarik dengan si Rambut Biru itu. Kenapa kalau boleh tahu …?"

"Karena aku tahu siapa dia …," jelas Riki.

***

Rheina dan kawan-kawan kembali tiba di Veroeland, kemudian pergi ke laboratorium. Dia disambut oleh Luca serta Veronica atas keberhasilan mereka. Luca ingin mengecek Astatine yang telah direbut.

"Woah … ini beneran asli!" seru Luca sembari menerawang zat Astatine. "Tapi, tingkat kekuatannya hanya berkisar 50%. Beda 10% dari Jadeite."

Tak lama kemudian, Doctor Damon datang menghampiri mereka semua. Luca melaporkan tentang hal yang menarik pada pencapaian mereka. Dia mengucapkan selamat kepada Rheina dan kawan-kawan telah mengambil kembali Astatine, juga mendapatkan Jadeite dengan sangat mudah.

"Mudah … 'katanya'. Belum tahu dia kalau kami diserang habis-habisan oleh Veidro," batin Andre.

Doctor Damon menjelaskan lebih lanjut mengenai ke-5 zat mistis yang dia ketahui. Dikatakan masing-masing dari itu semua bernama Technetium, Aquamarine, Radon, Bastnasite, dan Bismuth. Technetium diduga berada di daerah selatan, artinya zat mistis tersebut ada di Indi Pina.

Rheina mengungkapkan, "Zat ini bisa digunakan di tongkat sihir Rheina. Apakah semuanya juga sama?"

"Begitu, ya? Itu hebat sekali!" ucap Doctor Damon. "Kau bisa menggunakan keduanya, Nak."

Rheina diizinkan untuk menggunakan Astatine dan Jadeite. Kemudian, Rheina dan kawan-kawan ditugaskan untuk memeriksa daerah di negeri Indi Pina. Luca memesan sebuah mobil berbahan bakar sihir angin. Mereka berlima berangkat dengan kecepatan 400 km/jam.

"Indah sekali pemandangannya!" seru Rheina sembari melihat ke arah jendela mobil.

"Kurasa, jika mobil ini pakai tenaga 'gas manusia' bakalan lebih ce–" Kepala Andre tersangkut secara tiba-tiba di luar jendela. "AKHH TOLONG, ANJIR, KEPALAKU!"

Andi pun memukul kepala Andre dengan keras, seketika kepalanya terlepas dari jendela. Untuk kesekian kali Andi menegurnya, "Jadi orang itu jangan banyak tingkah!"

Rheina dan kawan-kawan akhirnya tiba di lokasi yang dituju. Mereka berlima memasuki kota bernama Caro Caro di negeri Indi Pina. Veronica meminta mereka untuk menjelajah lebih dalam pada kota tersebut. Mereka menemukan berbagai hal unik di sana. Contohnya ada pedagang kaki lima berakrobat di tengah jalan untuk menarik perhatian pelanggan.

"Itu orang stres, kah? Soalnya baru kali ini lihat yang begitu," kata Andre keheranan. "Ini sejenis 'trend' baru?"

"Di Instameter viral, nih," Zihan menunjukkan ponselnya ke mereka.

Tak lama kemudian, seorang wanita berambut putih mendatangi mereka berlima sembari menyapa, "A-anu … apakah kalian semua baru sampai di kota ini?"

"E-eh … hai!" Rheina berbalik badan dengan kaget setelah disapa oleh wanita itu. "Benar, kami baru saja sampai!"

Wanita itu mengajak Rheina dan yang lainnya berkeliling kota. Rheina menjelaskan kedatangan mereka padanya. Si wanita memperkenalkan diri bahwa dia adalah warga di kota itu. Dia juga seorang penyihir dan hendak meramal sesuatu dari mereka. Tak lama, mereka berjalan sampai menuju ke rumahnya.

Zihan bertanya, "Apa ini rumahmu?"

"Masuklah. Anggap saja rumah sendiri, hihi," jelas si wanita.

Rheina dan kawan-kawan pun masuk ke rumah si wanita itu. Rozza merasakan ada yang aneh setelah melihat sekeliling rumah. Dia memberi tahu Zihan yang berada di sampingnya. Mereka berdua sama-sama mencurigainya. Sesampainya di sebuah kamar, mereka diminta untuk duduk. Ada banyak peralatan sihir ala peramal di segala sudut ruangan kamar.

"Bagaimana jika kalian duduk di dekatku. Kemudian, kamu … perlihatkan tanganmu agar kulihat sesuatu dari dalam dirimu," pinta si wanita pada Rheina.

Rheina pun menurutinya. Karena merasa aneh, Rozza pun menyergah, "TUNGGU DULU!" Lantas, Rheina bertanya, "Ada apa, Rozza?"

Hal itu dilanjutkan oleh Zihan. Dari tadi, mereka berdua merasakan sesuatu tidak beres di situ. Rozza melihat dekorasi rumah yang begitu berbeda dari sebelumnya. Mereka juga melihat tangan si wanita itu berkuku panjang dengan gerakan mencurigakan. Semuanya sontak kaget setelah menyadarinya. Tangan Rheina dipegang erat oleh si wanita itu.

"Ya ampun, ketahuan …," kekeh si wanita itu dengan wajah mengerikan. "HIHIHIHI!"

Rheina panik karena tangannya tidak bisa dilepaskan. Tak lama, Rozza menembaki wanita itu di kepala, sambil berteriak, "LARI!"

Semuanya berlarian panik. Tiba-tiba, kaki Rheina ditahan oleh wanita menyeramkan itu. Si wanita berkata sambil tersenyum lebar, "Kemarilah bersamaku …."

Rheina menjerit histeris, "LEPASKAN!"

Kemudian, Andre datang dengan membawa kursi untuk dilempar ke arah wanita itu. Setelah itu, wanita itu diinjak-injak dan Rheina terselamatkan. Mereka berlima berlari terus-menerus, namun tempat itu berubah menjadi gelap diiringi oleh suara mengganggu.

"Kalian tak akan bisa keluar … ayolah bermain-main denganku …," ujar si wanita dengan suara pelan nan nyaring.

"SIAPA KAU SEBENARNYA?!" teriak Andi dengan perasaan merinding.

Si wanita itu akhirnya memperkenalkan dirinya, "Adinda … Putri …."

Wanita bernama Adinda Putri itu juga mengungkapkan bahwa dialah dalang di balik peristiwa Zihan menuduh Rheina dan Andi. Andre dirasuki Veidro adalah ulahnya juga. Ditambah, dia adalah si dukun dari Prime Syndicate.

"K-KAU!" murka Zihan. "BERANINYA WAKTU ITU KAU MEMPERMAINKAN PERASAANKU PADA RHEINA DAN ANDI!"

Rheina berucap, "Jangan-jangan … dia juga anggota Prime Syndicate!"

"Rheina … Andi … Zihan … Andre … Rozza …," ucap Adinda dengan nada seram. "Dari awal aku memang sengaja menyatukan kalian semua menjadi satu rekan, lho, HAHAHA. Harusnya kalian berterima kasih!"

Mereka berlima terus-menerus berlari, namun mereka seolah sedang berjalan ditempat. Tak lama kemudian, mereka semua terjebak ilusinya Adinda. Andi dengan Zihan diserang mendadak oleh tangan kegelapan, Rozza dicekik oleh ular ilusi, serta Andre disedot penyedot debu yang entah dari mana datangnya.

Di samping itu juga, Rheina dalam kondisi terkurung dalam kegelapan. Dia merasakan aura yang kuat sekali sehingga membuatnya sesak napas. Adinda sangat tertarik olehnya, lalu memperlihatkan dirinya dengan mata merah menyala. Rheina menjadi sangat takut padanya.

"Rheina … mendekatlah … kemari padaku, sialan!" hardik Adinda bersama dengan tertawa seramnya. "Hahahahaha!"

Rheina yang ketakutan itu akhirnya mengeluarkan sihir dari Jadeite. Dia membuka mantra sihir kilauan untuk menghilangkan efek ilusi.

[Jadetier: Sparkling Wave]

Mereka berlima akhirnya terbebas dari ilusi. Setelah itu, Adinda menampakkan dirinya yang asli, lalu bertepuk tangan. Dia hendak mendekati mereka seraya tertawa cekikikan. Hal itu membuat Rheina dan kawan-kawan merasa merinding bercampur panik. Mereka bahkan tidak bisa bergerak.

"Sial … dia ini stres dari bawaan lahir atau bagaimana?" Andre merasakan bulu kuduknya berdiri.

Tiba-tiba, Adinda menghilang. Dia berada tepat di belakang mereka semua. Setelah semua menyadarinya, Andi dan yang lainnya terhempas, sedangkan Rheina ditahan olehnya.

"SIALAN, KAU!" Andi berusaha mendekat, tapi diserang oleh sihir kegelapan milik Adinda.

"Maju sekali lagi atau dia mati, hihihi …," ancam Adinda.

Mereka berempat pun tidak berani mendekatinya. Kemudian, Adinda membuat perjanjian pada mereka semua. Mereka berlima akan mendapat informasi seputar Prime Syndicate, serta memberi tahu lokasi tempat ke-5 zat mistis itu berada, tapi dengan syarat mereka harus menuruti perkataannya.

"Apa yang sedang kau rencanakan?" tanya Rozza dengan kesal.

"Anggap saja ini seperti berkontrak dengan iblis, hihihi …," jelas Adinda.

Andre malah meledeknya walaupun dia sebenarnya ketakutan, "Kau ini iblis beneran? Pantas saja, haha …."

Adinda memberi tahu mereka lagi bahwa dia tidak akan berbuat macam-macam dan bersikap baik setelah mereka menerimanya. Tapi, jika dia bertemu sesama anggota Prime Syndicate, dia akan ikut menyerang.

"Rheina setuju!" katanya.

"Apa?!" kaget Zihan pada Rheina. "Kau mau setuju dengan penyihir gila dengan permintaan anehnya itu?"

"Ada hal yang ingin Rheina tahu tentang mereka. Siapa tahu … kita bisa mendapatkan jawaban atas orang yang merebut hak milik kita semua!"

Mendengar pernyataan Rheina, mereka menyadari hal itu. Setelah apa yang terjadi, mencari kebenaran atas nasib yang dulu menimpa mereka adalah terpenting. Terlebih lagi, mereka juga terikat dengan quest yang saat ini mereka tanggung. Pada akhirnya, mereka menerima kontrak perjanjian Adinda dengan berberat hati. Rheina pun dilepaskan.

Adinda memberi mereka kesempatan untuk pergi sebelum dia menggila lagi. Mereka pun bergegas keluar dari tempat itu. Dia tertawa lagi melihat mereka masih ketakutan. Setelahnya, dia bergumam dengan raut wajah menyeramkan, "Kau memiliki hal istimewa, Rheina. Kita akan selalu bertemu nanti, hahahaha …."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!