Rumah baru kita

Deg

Pujian tanpa sadar yang terucap dari mulut Marvel membuat Windi tersipu dengan wajah merona. Ayah Amri yang mendengarkan pujian dari menantunya untuk putrinya pun tersenyum dari kursi depan. Sedangkan pengawal yang bertugas mengendarai mobil nampak mengu-lum senyum mendengar pujian atasannya.

"Ehem." Marvel berdehem menyadari perkataannya. Terlebih saat ini Windi terlihat tertundu malu karena perkataannya. "Kenapa kau menunduk begitu. Aku mengatakan hal yang sejujurnya." Ucap Marvel.

Windi mengangkat wajahnya yang tertunduk lalu tersenyum kaku. "Terima kasih atas pujiannya." Jawab Windi.

Marvel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Kau harus terbiasa mendengarkan pujian dariku karena apa yang aku katakan benar adanya." Ucap Marvel lalu diakhiri kedipan di sebelah matanya.

Windi kembali dibuat merona karenanya. Suaminya itu selalu saja berhasil membuatnya jadi salah tingkah.

"Marvel... Windi... kalian mengingatkan ayah pada mendiang ibu saja." Ucap Amri menatap pada anak dan menantunya.

"Apa Ayah sering melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan?" Tanya Marvel.

Ayah Amri mengangguk. "Dan Ibu selalu bersikap seperti Windi di saat mendapat pujian dari Ayah." Jawab Amri.

"Ayah..." Windi semakin dibuat malu mendengar ucapan Ayahnya yang ada benarnya.

Marvel dan Ayah Amri pun tertawa melihat reaksi Windi yang semakin tersipu saat ini. Rasanya mereka begitu senang melihat sikap malu-malu Windi saat ini.

Beberapa jam kemudian, Ayah Amri, Marvel dan Windi akhirnya telah tiba di tanah air. Kepulangan mereka disambut dengan senyuman merekah di wajah Mama Belinda dan Papa Bagas yang menunggu kedatangan pesawat mereka di bandara.

"Akhirnya kalian datang juga." Mama menyalami anak dan menantunya lalu menyalami Ayah Amri.

"Apa Mama sudah lama menunggu?" Tanya Marvel.

"Tidak juga. Mama hanya tidak sabar menunggu kedatangan kalian." Jawab Mama Belinda jujur.

Marvel tersenyum mendengarnya begitu pun dengan Ayah Amri dan Windi.

"Kalau begitu ayo kita masuk ke dalam mobil. Tidak baik bagi Amri berada di luar ruangan terlalu lama seperti ini." Ajak Papa Bagas.

Marvel mengiyakannya lalu mendorong kursi roda Ayah Amri menuju mobil kedua orang tuanya berada.

Selama berada di dalam perjalanan menuju rumah Marvel, Windi dibuat bingung karena jalan yang mereka lewati saat ini bukanlah jalan menuju apartemen Marvel berada. Rasanya ia ingin menanyakan kemana Marvel dan kedua orang tuanya akan membawa Ayah Amrin dan dirinya pulang. Namun niat itu ia urungkan karena merasa tidak enak pada Marvel dan kedua orang tuanya. Jadilah Windi memilih diam saja menikmati perjalanan dan sesekali berbincang dengan Mama Belinda, Marvel, Papa Bagas dan Ayah Amri.

Kebingungan di wajah Windi pun akhirnya semakin bertambah saat mobil melaju memasuki kawasan perumahan elit di kotanya. "Kita ingin kemana?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Windi pada Marvel.

Marvel hanya tersenyum menanggapi pertanyaan istrinya.

"Marvel..." Windi berucap pelan namun penuh penekanan.

"Kau akan tahu sebentar lagi." Jawab Marvel seadanya.

Windi memilih mengangguk saja mengiyakan perkataaan Marvel. Hingga tibalah mobil mereka di depan sebuah rumah yang tidak Windi ketahui siapa pemiliknya.