Setelah ini akan bahagia

Setelah masuk ke dalam kamar hotel, Marvel kembali memikirkan sosok wanita yang tadi ditemuinya. Bayang-bayangan wanita itu masih teringat jelas di benaknya. Wanita itu... apa wanita itu benar adalah wanita yang ada di dalam benaknya saat ini. Tapi melihat bentuk tubuh wanita itu membuat Marvel tidak terlalu yakin karenanya.

Marvel segera menggeleng saat akal sehatnya telah kembali. Ia tidak ingin lagi memikirkan wanita lain di saat ia sudah memiliki seorang istri seperti saat ini. Mengingat kata istri, Marvel dibuat tersenyum mengingat wajah cantik istrinya. Rasanya saat ini ia sudah dibuat merindu hanya karena mengingat wajah cantik istrinya itu.

"Windi..." lirih Marvel dengan wajah tersenyum. Marvel segera menyeret kopernya ke arah lemari dan meletakkannya di depan lemari. Setelahnya ia membuka koper dan mengeluarkan baju-bajunya dari koper dan menyalinnya ke dalam lemari.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Marvel menyalin semua bajunya ke dalam lemari. Setelah selesai dengan aktivitasnya, Marvel segera melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.

Satu jam berlalu, Marvel telah kembali ke rumah sakit. Dilihatnya Windi tengah tertidur di atas sofa sambil memeluk guling di tangannya. Marvel tersenyum melihat wajah cantik istrinya itu yang sedang tertidur seperti saat ini. Entah mengapa ia melihat wajah Windi terlihat lebih cantik jika dalam keadaan tidur.

"Apa Windi baru tertidur, Ayah?" Tanya Marvel pada mertuanya yang masih terjaga.

Ayah Amri mengangguk. "Dia sepertinya sangat lelah sekali." Ucapnya.

Marvel tersenyum tipis mendengarnya. "Kenapa Ayah belum juga tidur?" Tanya Marvel.

"Ayah baru saja bangun sepuluh menit yang lalu sebelum Windi tidur." Jawab Amri.

Marvel mengangguk paham. Ia pun bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Windi yang sedang tertidur. Marvel pun berjongkok di samping sofa dan memusatkan pandangannya pada wajah Windi.

"Kau terlihat sangat nyaman tidur di sini." Gumam Marvel. Cukup lama Marvel memperhatikan wajah cantik istrinya sebelum akhirnya Marvel bangkit dari posisinya dan menyelimutkan Windi.

"Tidurlah dengan nyenyak. Aku akan menjagamu di sini." Ucap Marvel.

Dari atas ranjang, Amri tersenyum mendengarkan ucapan Marvel pada putrinya. Ia merasa sangat bersyukur karena putrinya memiliki suami yang terlihat begitu menyayanginya dan memperlakukannya dengan baik.

Tidak berselang lama, seorang perawat nampak masuk ke dalam ruangan dan memanggil Marvel untuk mengikutinya berjumpa dengan dokter yang menangani Amri. Marvel pun mengiyakannya dan berpamitan pada Amri untuk menemui dokter dan akan kembali secepatnya.

"Jadi ayah mertua saya sudah bisa dioperasi besok hari?" Tanya Marvel setelah mendengar apa yang dokter katakan padanya.

Dokter pria yang memberikan informasi pada Marvel itu pun mengangguk. "Setelah memeriksa keadaan Tuan Amri saat ini, kami sudah memutuskan untuk melakukan tindakan esok hari." Jawabnya.

Marvel mengangguk paham. "Mohon lakukan yang terbaik untuk ayah mertua saya." Pintanya.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin memberikan tindakan yang terbaik untuk Tuan Amri."

Marvel tersenyum mendengar jawaban dari dokter. Setelah mendengarkan penjelasan dari dokter tentang tindakan apa saja yang besok akan mereka lakukan pada Amri, Marvel pun berpamitan keluar dari dalam ruangan.

"Windi... aku harap setelah ini kau tidak akan lagi menangis dalam diam karena penyakit ayahmu. Semoga setelah ini kondisi tubuh ayah semakin membaik dan kau akan bahagia." Gumam Marvel penuh harap.