Siapa wanita itu?

Kedua orang tua Marvel serta ketiga sahabat Marvel mengantarkan kepergian Marvel, Amri dan Windi menuju bandara. Tak tertinggal, Dara pun turut ikut mengantarkan kepergian Amri sampai ke bandara. Setelah sampai di bandara, Marvel dan Windi pun berpamitan pada keluarga dan teman-teman mereka untuk berangkat ke negara S dan meminta doa agar perjalanan dan perawatan Amri nantinya berjalan dengan lancar.

Para perawat dan dokter yang ditugaskan mendampingi Amri selama berada dalam perjalanan menuju negara S sudah berada di dalam pesawat menunggu Marvel dan Windi masuk ke dalam pesawat.

"Sudah saatnya kita berangkat." Ajak Marvel pada Windi.

Windi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Marvel pun mengajak Windi untuk masuk ke dalam pesawat dengan senyuman manis terkembang di wajah tampannya.

Setelah melewati kurang dari dua jam perjalanan, pesawat yang membawa Amri, Windi dan Marvel telah tiba di negara S. Turun dari dalam pesawat, mereka sudah disambut oleh orang kepercayaan Marvel yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan mereka di sana.

Marvel dan Windi pun berjalan mengikuti perawat dan dokter menuju sebuah ambulan yang akan membawa Amri menuju rumah sakit. Setelah memastikan Ambulan yang membawa Amri beserta perawat dan dokter melaju meninggalkan bandara, Marvel dan Windi pun masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke rumah sakit.

Satu harian itu Marvel lewati dengan mengurus segala administrasi dan kebutuhan Amri selama dirawat di rumah sakit internasional yang ada di negara S. Segala upaya Marvel lakukan agar mertuanya mendapatkan perawatan yang terbaik di rumah sakit itu. Pun dengan Windi, Marvel turut memberikan ruangan yang terbaik untuk Amri yang memiliki fasilitas terbaik di dalamnya untuk Windi beristirahat.

Malam itu, Marvel berpamitan pada Windi untuk pergi ke hotel yang sudah ia sewa sebagai tempat penginapannya selama berada di negara S. Karena jarak hotel dan rumah sakit yang tidak terlalu jauh, tidak membutuhkan waktu lama bagi Marvel untuk sampai di hotel.

Tap

Suara sepatu pentofel yang bergesekan dengan lantai terdengar menggema di lorong hotel. Marvel terus berjalan mencari letak kamar hotelnya berada.

Brak

Ditengah fokusnya Marvel mencari letak kamar hotelnya berada, seorang wanita yang baru keluar dari dalam kamarnya tanpa sengaja menabrak Marvel yang sedang berjalan di depan kamar hotelnya.

"Maaf." Ucapnya tanpa menatap pada Marvel. Wanita itu fokus mengutip bukunya yang terjatuh lalu kembali memasukkannya ke dalam paper bag.

Deg

Marvel tertegun sekaligus terkejut mendengar suara yang sudah lama tidak didengarnya. Sangking terkejutnya, Marvel bahkan tak bergeming dari posisinya bahkan tidak sadar jika wanita yang tadi menabraknya sudah berpamitan untuk pergi.

Marvel tersadar dari lamunannya. Ia memutar tubuhnya untuk melihat bentuk tubuh wanita yang tadi menabraknya. Tubuh itu... tubuh itu tidak menggambarkan sosok sang pemilik suara yang masih sangat jelas ia kenali. Sosok yang dilihatnya saat ini terlihat lebih mungil namun memiliki tinggi tubuh yang hampir sama dengan sosok yang ada di benaknya saat ini.

Marvel terus memperhatikan pergerakan wanita itu hingga hilang dari balik pintu lift. Wanita yang ia perhatikan pergerakannya tidak sedikit pun melihatnya karena pandangan wanita itu terus tertuju pada lantai tanpa berniat menatap ke arahnya.