Bab 14

Kiana pulang dari rumah Stella sambil menangis, dia pulang ke rumah Karin untuk melaporkan informasi yang dia dapat.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Karin.

"Tante, jangan sakiti Stella," ucap Kiana.

"Sekarang kamu cerita, apa yang terjadi! kenapa kamu sampai menangis?" kata Karin.

Kiana mulai menceritakan apa yang di alami oleh Stella dan bagaimana kehidupannya.

"Aku jadi gak tega, gak bisa bayangin bagaimana jadi Stella hidup sendiri," ucap Kiana, sembari mengusap air matanya.

"Yang Tante takutkan dia bukan wanita yang baik, atau hanya menginginkan harta William," kata Karin.

"Tidak Tante, dia memang pernah meminjam uang seratus juta dari William. Uang itu digunakan untuk membayar rentenir," jelas Kiana.

Karin merasa lega ternyata wanita yang dekat dengan William bukanlah orang jahat, dia bersikap seperti orang galak karena untuk melindungi William. Bagi Karin seorang laki-laki yang mempunyai Ibu galak, wanita akan segan mendekatinya.

"Apa Helena sudah pulang?" tanya Karin.

"Kiana belum bertemu, Tante," jawab Kiana.

"Harapan Tante perjanjian konyol itu dapat dibatalkan, wanita mana yang rela mempunyai menantu anak dari orang jahat," kata Karin.

"Sabar Tante, William tau mana yang terbaik," kata Kiana.

"Bertahun-tahun aku sudah bersabar, memendam semua itu sendiri. William tidak mengetahui semua karena permintaan almarhum Ayahnya," jelas Karin.

Karin dan Kiana bercerita sampai larut malam, Karin meminta agar Kiana melindungi Stella.

***

William saat ini sedang menyendiri, duduk melamun meratapi nasibnya. Dia tidak pernah suka dengan Helena, tetapi sudah berjanji dengan almarhum Ayahnya untuk menikahi Helena.

Ayah William dulunya berteman baik dengan Ayah Helena, saat Helena bertemu dengan William pertama kali dia sudah menyukainya. Ayah Helena mengetahui kalau putri kesayangannya menyukai William, berbagai cara dia lakukan untuk mendapatkan William. Salah satunya dengan berbuat curang, sehingga Ayah William terpaksa menjodohkan Helena dengan William. Awalnya William tidak mau menerima, tetapi Ayah William kesehatannya semakin menurun dan terpaksa William menuruti permintaan terakhir Ayahnya.

Karin saat itu orang yang paling terpuruk, dulu dia orang yang sangat lemah lembut. Karena kejadian itu sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat.

Mbok Yem satu-satunya orang yang mengerti keadaan William, dia mengetuk pintu kamar William. William juga mempersilahkan masuk, karena sudah menganggap Mbok Yem seperti keluarganya sendiri.

"Tuan, apa yang terjadi? sampai Tuan mengurung diri seperti ini," ucap Mbok Yem.

"Helena sudah kembali ke kota ini, Mbok," kata William.

"Semua sudah terjadi Tuan, jalani dengan hati yang ikhlas," ucap Mbok Yem.

William menghembuskan nafas beratnya, pikiran dan perasaannya sedang berperang. Penampilan yang gagah dengan paras tampannya, tidak bisa menutupi kegundahan dalam hatinya.

"Untuk apa aku bersedih seperti ini, aku bisa menceraikan Helena setelah menikah nanti," ucap William dalam hati.

Keesokan harinya William melihat Stella datang ke kantor di antar oleh tukang ojek, mereka tampak akrab sekali membuat William geram.

"Rico, mulai besok larang tukang ojek itu masuk ke dalam kantor!" ucap William.

"Baik, Tuan," ucap Rico.

Di dalam ruang kerja William menatap wajah cantik Stella, membuat Stella tidak nyaman dengan tatapan William. Stella menundukkan kepalanya, dia fokus mengerjakan berkas yang menumpuk.

"Nona, mulai besok pagi tukang ojek di larang masuk lingkungan kantor," ucap Rico.

"Tapi, Pak! aku bisa terlambat kalau harus berjalan sejauh itu," kata Stella.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***