"Tuan, tadi Nona Kiana mau pergi ke depan jadi saya mengurungnya di sini, takutnya dia melihat Nona Helena," jelas Rico.
"Apakah aku harus menikah dengan Helena? Ayah kenapa menjodohkan aku dengan wanita itu!" ucap William dalam hati.
"Tuan," panggil Rico, memperhatikan William seperti orang yang sedang melamun.
"Ayo kita pulang saja!" ajak William.
"Nona Stella bagaimana, Tuan?" tanya Rico, dia bingung Stella mau di ajak pulang atau tidak.
"Bebaskan pekerjaan di rumah hari ini!" kata William.
Saat William dan Rico mau keluar dari ruang kerja, Stella datang memberitahu kalau William harus meeting hari ini.
"Batalkan, aku tidak mau di ganggu!" ucap William
"Tapi...
"Nona, hari ini anda bebas pekerjaan di rumah," sahut Rico.
Stella sangat senang mendengar ucapan Rico, dia kemudian memberi tau rekan kerja William kalau meeting dibatalkan.
"Nona, bilang sama William besok suruh ke kantor saya," ucap rekan kerja William.
"Baik, Tuan," ucap Stella.
Setelah rekan kerja William meninggalkan kantor, Stella masuk ke dalam ruang kerja William dia melanjutkan pekerjaannya.
Kiana mendapatkan tugas dari Karin, untuk mencari tau tentang Stella. Siapapun yang dekat dengan William pasti akan di cari tau tentang dirinya oleh Karin.
"Stella, boleh aku main ke rumah kamu?" tanya Kiana, saat menghampiri Stella di ruang kerjanya. Dia bebas menemui Stella karena Rico tidak mengawasinya.
"Boleh, nanti pulang kerja," jawab Stella.
"Senang bertemu dengan kamu, Stella," ucap Kiana.
"Aku juga senang, Kiana. Kita baru kenal sudah seakrab ini," kata Stella.
Waktu pulang kerja pun telah tiba, Kiana menghampiri Stella terlebih dahulu. Kiana akan pergi ke rumah Stella.
"Kiana, kita pulang naik bus aja!" ajak Stella.
"Tidak! aku bisa pusing," ucap Kiana. Kita pulang naik mobilku saja," Lanjutnya.
"Kamu bawa mobil?" tanya Stella.
"Iya, Tante Karin yang membelikan," jawab Kiana. Karin membelikan semua apa yang di miliki Kiana saat ini, karena tugasnya mengawasi William.
Mereka kemudian pulang ke rumah Stella dengan menaiki mobil Karin, perjalanan menjadi rumah Stella tidak begitu jauh.
"Berhenti! itu rumah ku, Kiana," ucap Stella, menunjukkan rumahnya pada Kiana.
Kiana kemudian membelokkan mobilnya, ke arah rumah yang di tunjuk oleh Stella.
"Kamu tinggal sama siapa?" tanya Kiana.
"Sendiri," jawab Stella dengan tersenyum, Stella menceritakan semua tentang dirinya pada Kiana.
"Aku kagum dengan kamu, Stella. Saudara orang tua kamu masih ada, kan?" tanya Kiana.
"Mereka semua orang kaya, pasti malu mengakui kalau aku saudaranya," kata Stella.
"Kalau aku jadi kamu, pasti aku menyerah," ucap Kiana.
"Masa depan kita masih panjang, mau tidak mau harus kita jalani. Kenapa harus menyerah," kata Stella.
Stella juga sangat terpuruk waktu kedua orang tuanya meninggal, apalagi meninggalkan hutang pada rentenir. Orang tua Stella dulu orang yang sangat kaya raya, tetapi karena kecerobohannya dalam menjalankan bisnis mereka menjadi miskin. Stella tidak menyalahkan orang tuanya, karena mereka juga sudah membesarkan Stella dan mendidik menjadi anak yang kuat dan mandiri.
Walaupun hidup sendiri Stella tidak pernah mengeluh, dia justru menikmati hidupnya. Setiap libur kerja Stella juga mengunjungi makam kedua orang tuanya, untuk mendoakan.
Mendengarkan kisah hidup Stella, membuat Kiana meneteskan air mata. Berbanding terbalik dengan Kiana, yang hidup serba kecukupan dan tidak pernah merasakan kekurangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
betul Kiana kalau jadi Intel harus dicukupi semua kebutuhannya 😁
2023-01-26
0
🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
betul Stella, kalo kita kayaraya saudara jauh pun pasti mengakui kalo kita saudaranya tapi kalo kita miskin mereka gak mau mengakui kita saudaranya
2023-01-25
0
👑Ria_rr🍁
hutang selalu membawa sengsara, ooh Tuhan tabahkan hati stella
2023-01-23
1