Bab 12

"Kasihan sekali Stella baru kerja beberapa hari sudah menjadi korban William," ucap Kiana.

"Nona, sebaiknya anda jangan bicara seperti itu!" kata Rico.

"Harusnya kamu jangan mau di perintah berbuat jahat," ucap Kiana.

"Tuan justru banyak membantu Nona Stella," jelas Rico.

"Membantu tetapi tidak gratis, sama saja!" ketus Kiana.

"Aku mau ke depan sebentar, kalau kamu masih mau di sini silahkan Rico!" ucap Kiana.

Rico teringat kalau di depan ada Helena, dia langsung berlari mengejar Kiana.

"Nona!" teriak Rico.

"Ada apa lagi, Rico?" tanya Kiana.

"Tuan tadi menyuruh Nona Kiana, untuk masuk ke ruangannya," ucap Rico.

"Nanti saja!" ketus Kiana, kemudian melanjutkan jalan kakinya.

Rico terpaksa mencekal tangan Kiana dan menariknya menuju ruang kerja William.

"Rico, lepas!" teriak Kiana.

"Tidak Nona, ayo kita ke ruang kerja Tuan dulu!" kata Rico.

Setelah sampai di dalam ruangan William, Rico mengunci pintu dari dalam.

"Kenapa pakai di kunci? buka Rico, aku harus ke depan sebentar!" kata Kiana.

"Pak, saya mau ke toilet! tolong buka pintunya," ucap Stella dengan lembut, sembari mengedipkan mata ke arah Kiana.

"Nona, silahkan pakai toilet Tuan dulu," kata Rico.

Stella lupa kalau di dalam ruang kerja Rico terdapat toilet, jelas Rico tidak mau membukakan pintu.

Di depan William menemui Helena, yang baru saja datang. Helena langsung memeluk tubuh William begitu melihatnya.

"Sayang, apa kamu tidak merindukan ku?" tanya Helena.

"Iya, ayo kita ke rumah!" ajak William, tanpa membalas pelukan Helena.

William membawa Helena ke rumah Mamahnya bukan ke rumahnya sendiri, Helena tidak tau kalau William mempunyai rumah sendiri.

"Akhirnya kamu pulang juga!" ketus Wilda, yang tak lain adalah kakak tiri William.

"Emang selama ini William kemana, Kak?" sahut Helena.

"Aku kemarin tidur di kantor, jadi baru pulang," ucap William.

Wilda dan William tidak pernah akur, karena William selalu menghancurkan rencana jahat Wilda yang ingin menguasai harta keluarganya. Beruntung William sudah mempunyai perusahaan sendiri atas usahanya.

Karin dulu menikah dengan suami yang pertama dan mempunyai anak Wilda, karena ayah Wilda meninggal dia menikah lagi dengan ayah William yang sangat kaya raya dan mempunyai anak William.

Ayah William sudah meninggal dia mewariskan harta ke William tetapi, saat ini peninggalan Ayah William masih di kelola keluarga. Wilda tidak terima kalau hartanya di berikan ke William semua. Dia membuat William tidak betah tinggal di rumah agar mudah menguasai, tetapi dia salah duga William bukan orang yang bodoh. Orang kepercayaan William sangat banyak, bahkan Wilda tidak tau kalau asisten rumah tangganya juga orang kepercayaan William.

Rico mengirimkan pesan, kalau dia mengurung Stella dan Kiana di dalam ruang kerjanya. William marah dengan kelakuan Rico, pekerjaan Kiana akan menumpuk dan hanya membuat repot William sendiri.

"Pak, ini jam istirahat kita makan di luar dulu," kata Stella.

"Biar saya belikan, Nona," kata Rico.

"Rico, maksud kamu mengurung kita apa? kerjaan aku numpuk," sahut Kiana.

"Besok masih ada waktu, Nona," kata Rico.

"Awas kamu kalau William menyuruh ku lembur!" kata Kiana.

William kembali ke kantor setelah mengantar Helena ke rumah, dia langsung menuju ke ruangannya.

"Rico, untuk apa kamu mengurung mereka?" tanya William.

Rico segera melepaskan Kiana dan Stella, setelah Kiana dan Stella keluar Rico baru menjelaskan alasannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***



