Mengejar Bayang Sembrani

Mengejar Bayang Sembrani

Brug Barong

Desa Tindihmayit menyambut pagi pertamaku dengan cuaca yang sangat cerah. Suara binatang-binatang peliharaan penduduk desa terdengar saling bersautan. Begitu pula dengan para petani yang mulai berangkat menuju ladang dan kebunnya untuk bekerja.

Aku memulai hari ini dengan menyusuri jalanan desa yang ramai dengan kegiatan para penduduknya. Terasa sangat berbeda memang, menikmati suasana desa ini ketika matahari terlihat dan ketika gelap malam tiba. Kecuali malam hari, desa ini sangat terlihat lebih hidup dan berirama.

Aku tiba di pos ronda yang berada di ujung desa sebelum melewati jembatan angker yang terkenal itu. Beberapa orang sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu dengan nada yang serius. Ternyata setelah aku berhasil mendekat, beberapa orang itu adalah teman-teman masa kecilku yang kini sudah menginjak masa dewasa.

Diantaranya ada Bintar, Junsa dan Edo yang sangat akrab denganku sedari dulu. Selain ketiga temanku, ada juga Pak Teguh yang merupakan pemilik pemancingan umum dan sekitar 4 warga yang tidak begitu kukenal. Mereka sepertinya sedang membahas sebuah kejadian yang baru saja terjadi di desa ini.

"Wih, Ardega Sang Pemuda Kota datang!" teriak Bintar menyambutku dengan candaan khasnya.

Aku yang cukup sungkan karena sudah lama tidak kembali ke desa ini akhirnya menyalami semua orang satu-persatu sebagai etika dan sopan santun. Dari hasil mencampurkan daun telingaku dengan mereka semua, ternyata malam tadi ada sebuah kejadian tidak wajar yang menimpa Kusdi, penjual sate keliling di desa ini. Cerita yang cukup membuatku mengusap bulu-bulu di lenganku dengan cepat.

Kembali ke malam tadi saat aku dan kakek baru saja melewati jembatan pembatas desa. Sekitar pukul 11 malam, Kusdi yang memang setiap sore berjualan sate di desa sebelah yang bernama desa Cendipuro pulang ke rumahnya di Tindihmayit. Wajar saja, berjualan sate di Tindihmayit pada malam hari tidak akan menghasilkan keuntungan apapun.

Maka dari itu, wilayah operasi niaga Kusdi memang berada di Cendipuro yang lebih ramai pada malam hari. Tetapi, malam kemarin itu dagangan Kusdi hanya terjual beberapa tusuk saja. Sampai Kusdi memutuskan untuk pulang pada pukul 11 malam, Kusdi masih membawa banyak tusuk sate yang belum terjual di gerobaknya.

Biasanya untuk menghindari jembatan batas desa yang angker itu, Kusdi selalu memutar jalan untuk masuk ke Tindihmayit. Salah satu rute yang biasa Kusdi lalui adalah dengan melewati pemancingan umum milik Pak Teguh yang ada di sisi lain Tindihmayit. Namun karena saat itu hujan turun sedari sore hari dan berniat cepat pulang agar bisa segera mengganti bajunya yang sudah basah kuyup, Kusdi memberanikan diri untuk pulang melewati jembatan batas desa yang angker itu.

Tibalah saat gerobak sate milik Kusdi berada di atas jembatan, seorang lelaki dengan ciri-ciri sama persis dengan hantu yang menggangguku dengan kakek sebelumnya menghentikan Kusdi karena ingin membeli satenya. Kusdi memang kerap mendengar cerita ganjil tentang jembatan angker itu, namun karena merasa lelaki tersebut bersikap layaknya manusia normal dan juga sekalian mengurangi dagangannya yang masih banyak tersisa, Kusdi dengan pikiran yang jernih melayani pelanggannya itu. Kusdi sedikit girang dibuatnya, tak tanggung-tanggung bahkan hampir setengah sisa dagangannya diborong oleh lelaki berbaju batik lusuh itu.

Namun rasa takut Kusdi sepertinya mulai muncul tatkala orang itu mulai memakan juga tusuk-tusuk sate bekas yang ada di piringnya. Tubuh Kusdi bergetar hebat, kepalanya mulai terasa pusing dan Kusdi mulai tidak sadarkan diri sehingga tergeletak di atas jembatan. Kusdi terbangun di tengah malam ketika hujan sudah berhenti dan tentu saja masih berada di atas jembatan itu.

Kusdi segera berlari tunggang-langgang meninggalkan gerobaknya di atas jembatan. Dengan pikiran yang mulai kacau, Kusdi berniat memutari desa dan menuju pemancingan umum yang biasanya buka 24 jam. Dalam dinginnya malam Kusdi berlari memegang kipas satenya, dan beberapa waktu kemudian sampailah Kusdi di pemancingan umum desa milik Pak Teguh.

Tanpa basa-basi terlebih dahulu, Kusdi menerobos pintu masuk pemancingan dengan ganasnya. Malang bagi Kusdi, kakinya tersandung sebuah bangku kecil dari rotan yang biasa dipakai pemancing untuk duduk dan Kusdi pun tercebur ke dalam kolam pemancingan. Beberapa orang yang sedang bersantai sembari menunggu ikan menggigit umpan terkejut dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Namun karena semua orang mengenali orang itu adalah Kusdi sang penjual sate, para pemancing itu dengan cepat menolongnya dan segera mengeluarkan Kusdi dari dalam kolam.

Malam itu orang-orang membantu Kusdi dengan mengantarnya menjemput gerobak sate yang masih berada di jembatan. Dan yang membuat semua orang terheran-heran adalah gerobak sate milik Kusdi tidak ada di tempat terakhir Kusdi meninggalkannya. Karena merasa ada yang tidak beres, semua orang yang ikut mengantar Kusdi termasuk Pak Teguh yang memang sedang berada di pemancingan akhirnya menuju rumah Pak Digyo selaku kepala desa Tindihmayit.

Tanpa disangka ketika melewati rumah Kusdi yang memang hanya berjarak sekitar 50 meter sebelum sampai di rumah Pak Digyo, gerobak sate milik Kusdi sudah terparkir di halaman rumahnya. Semua mata terbelalak dengan kejanggalan yang terjadi malam itu, seakan ada seseorang yang mengantarkan gerobak sate pulang ke rumah Kusdi. Cerita Kusdi tadi malam membuat banyak orang kembali bergosip tentang jembatan angker itu.

Mengingat kejadian yang menimpa Kusdi cukup menggemparkan, hari ini semua orang berencana mengadakan rapat desa mengenai kegiatan meronda yang sudah lama tidak berjalan. Hari itu aku menghabiskan banyak waktu bersama Bintar dan Junsa dengan berbincang di sebuah pendopo di depan balai desa sembari menunggu hasil dari rapat warga yang juga diikuti oleh kakek. Sampai di sore hari menjelang ashar, orang-orang yang mengikuti rapat warga terlihat keluar dari balai desa secara bergantian.

"Ayo Dega kita pulang. Kalian juga sana pulang dulu sudah mau ashar, nanti main ya ke rumah mumpung Dega ada di sini." ajak kakek sembari merangkul pundaku.

Dalam perjalanan pulang kakek menceritakan perihal rapat warga di balai desa tadi. Semua warga sepertinya setuju untuk mengadakan kegiatan ronda malam kembali mengingat sudah kembali ada kejadian kurang menyenangkan di desa saat malam hari. Menurutnya, ronda malam selain untuk menjaga keamanan desa agar kondusif, hal terpenting adalah menjaga suasana desa agar tetap lebih hidup. Apalagi sekarang sudah mulai banyak orang-orang berkegiatan di malam hari terutama untuk keperluan yang mengharuskan keluar masuk desa seperti berdagang.

Dan pula sepertinya banyak orang bisa terbantu jika kejadian sama seperti yang Kusdi alami terulang kembali. Hari itu pun juga setiap rumah sudah mendapat jadwal bergilir dimulai dengan malam ini. Kakek pun turut mendapat jadwal merondanya dan tugas pertama adalah besok malam pada shift kedua sekitar pukul 1 dini hari sampai menjelang subuh tiba.

"Kek, jembatan itu apa punya nama? Maksudku julukan atau semacamnya." tanyaku saat beberapa langkah lagi kami memasuki pekarangan rumah.

"Brug Barong, tapi cuma orang-orang dulu aja yang ingat nama itu. Kayaknya nama itu udah mulai punah, apalagi hantu di sana bukan cuma Barong aja sekarang. Tapi hantu-hantu lain yang semakin aneh dan lucu, hahaha." kembali kakek mentertawakan habitat itu dan para spesiesnya.

Malam ini Bintar dan Junsa menginap di rumah kakek, tetapi Edo masih belum terlihat juga batang hidungnya. Biarlah, toh kita sudah bukan anak-anak lagi. Mungkin saja Edo memiliki urusannya sendiri saat ini.

Sepi yang selalu menyelimuti malam di Tindihmayit sekarang sudah mulai menghilang dengan adanya ronda di malam pertama. Namun, ternyata akan selalu ada suara di Tindihmayit setiap malamnya. Bukan hanya suara kehidupannya saja, melainkan juga suara lain dari sisi yang lain juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!