Seruni Bab 5

"Kamu nggak lagi menghindari sesuatu, kan? Tidak sedikit orang yang mau ditugaskan di daerah, apalagi yang masih muda seperti kamu, mereka kebanyakan mau karena ingin menghindar atau menjauh dari sakit hati yang dirasakan. Patah hati---putus cinta karena pengkhianatan misalnya," ucap Shaka, mulai berani menerka-nerka secara langsung.

Lagi-lagi Seruni tersenyum, lalu perempuan tersebut menjawab dengan santai. "Tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak benar. Saya memang sedang patah hati, namun bukan itu alasan saya mau bertugas di daerah. Masing-masing dari kita tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Jauh sebelum hati saya dipatahkan, saya sudah ingin sekali mengabdi di tempat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Patah hati hanya pemulus tujuan."

Jawaban Seruni yang lugas, membuat Shaka dibuat semakin kagum pada pandangan pertama. Banyak perempuan yang dia temui. Diawal jumpa, biasanya perempuan cenderung menjaga reputasi dengan bersikap malu-malu dan tertutup. Ternyata tidak demikian dengan Seruni, yang begitu terbuka dan apa adanya tanpa beban.

"Kalau kamu butuh bahu untuk bersandar, aku siap, Ser. Bahuku ini cukup kokoh, sudah terlatih diberbagai kondisi dan situasi. Tapi jangan protes kalau agak mencium aroma-aroma mangga muda. Terlalu siap, membuat kami sering lupa---bukan hanya nama yang harus diharumkan, tubuh juga perlu." Shaka melirik Seruni sekilas. Lalu kembali fokus pada jalanan lenggang di depan.

"Astagah ... candaan bapak-bapak memang beda, ya. Tapi jangan sombong, bang. Bukan hanya bahu abang yang kokoh. Ada bahu lain yang lebih kokoh. Selain itu, dia juga lebih tulus tanpa modus." Seruni menunjuk bahu jalan yang mereka lewati.

Shaka mencebikkan bibirnya. "Beda, Ser, beda. Coba kamu peluk dia, yang ada kamu disangkain pasien RSJ yang kabur."

Seruni tertawa dengan renyah. Sakit hati yang dirasakan kadang menjadi tersamarkan ketika kita bertemu dengan orang-orang yang memberikan energi positif. Tidak selamanya sakit hati harus disikapi dengan kesedihan yang berlarut-larut. Memberi waktu sesedikit mungkin untuk hati meratapi kesedihan adalah pilihan terbaik---agar luka hanya sekedar meninggalkan goresan perih, bukannya trauma yang menyiksa.

"Di jok belakang ada air mineral, Ser. Kalau gak salah ada roti juga. Kalau mau ambil saja. Lumayan buat ganjal perut."

Seruni langsung mengangguk. Lagi-lagi, tanpa berbasa basi untuk menolak, Seruni malah memutar badannya agar bisa menghadap ke jok belakang. Satu kakinya bahkan sudah naik ke atas jok yang didudukinya agar bisa menggapai air mineral dan roti yang berada di dalam dus.

"Bang Shaka, mau?" tanya Seruni setelah berhasil mengambil dua potong roti dan sebotol tanggung air mineral.

"Enggak, Ser ... kamu makan sendiri saja. Ada yang bilang, lihat orang yang makan dengan lahap bisa membuat kita kenyang. Aku mau coba praktekin buat treatment diet. Sepertinya cukup sederhana," goda Shaka.

"Ish, mana ada begitu. Yang ada ngeces kalau lihat orang makan." Seruni langsung melahap roti yang ada di tangannya setelah mengatakan hal tersebut.

Shaka mnggelengkan kepalanya bukan karena heran, lebih karena dia tidak tahu harus berkata apalagi melihat sikap Seruni yang begitu apa adanya. Sungguh anak jenderal yang berbeda---lain daripada yang lain. Sungguh perjalanan dua jam yang terasa sangat singkat. Tidak terasa, mobil mereka sudah sampai di tempat makan yang dari awal memang ingin dituju. Karena di sanalah terdapat beragam makanan khas daerah tersebut.

"Aku pesankan sekalian, ya, Ser. Terserah apa saja. Samain dengan kamu saja biar lebih gampang. Aku gak rewel soal makanan. Rewelku cuman soal jodoh. Maka nya sudah umur segini belum nikah juga. Aku mau ke toilet sebentar," ucap Shaka begitu panjang kali lebar mendekati curahan hati tipis-tipis.

Seruni menganggukkan kepala sambil berkata, "Loss, bang. Gak rewel."

Perempuan tersebut lalu segera memesan satu menu khas pontianak yang memang sudah lama membuatnya penasaran. Sambil menunggu pesanan datang, Seruni kembali menghubungi ayahnya untuk memberi kabar.

Ternyata, Shaka ke toilet hanya sekedar mengganti bajunya. Saat kembali muncul di depan Seruni, pria tersebut sudah melepaskan baju dinasnya. Berganti dengan celana jeans santai dan atasan kaos berkerah warna biru navy. Tentu saja dengan aroma tubuh yang lebih fresh karena pria tersebut baru saja menyemprotkan parfum mahal di beberapa bagian tubuhnya.

Bersamaan dengan itu, pesanan bubur pedas khas pontianak pun datang. Shaka mengernyitkan keningnya, karena ada empat buah mangkok di depan mereka.

"Banyak sekali, Ser? Memang kamu habis?" tanyanya dengan hati-hati.

"Siapa bilang buat saya semua, Bang. Dua buat Abang, dua buat saya," jawab Seruni dengan santainya.

Shaka menelan ludahnya dengan kasar. Rupanya Seruni salah menduga, meski badannya bisa dikatakan tinggi besar, porsi makannya tidak seberapa. Bahkan bisa dibilang porsi makan Shaka lebih kecil dibanding Seruni. Terbiasa dikondisi yang mengharuskan tahan lapar, membuat Shaka malah mual jika makan terlalu banyak. Tapi bubur sudah di depan mata, tidak mungkin dia bisa menolak. Pantang bagi seorang prajurit untuk membuang-buang makanan. Mengingat mereka sering kali kekurangan bahan makanan saat ada misi di pedalaman.

"Kenapa, Bang? Kok kayaknya eneg banget?" tanya Seruni begitu melihat Shaka terlihat lebih pelan makannya saat menginjak mangkok kedua.

"Bukan enek, Ser. Lebih ke kenyang banget. Aku serasa makan empat porsi hari ini. Dua makan beneran. Dua lihat kamu makan lahap, kenyang ku berlipat-lipat," kilah Shaka.

"Kalau gak habis, jangan dipaksakan. Malah repot nanti kalau tiba-tiba di tengah jalan abang sakit perut," ucap Seruni sambil menumpuk dua mangkoknya yang sudah bersih tak bersisa.

Shaka tetap melanjutkan makannya. Untuk menghilangkan rasa penuh di perutnya, pria tersebut memesan jeruk nipis tawar dengan suhu hangat. Setelah sejenak memberi jeda, keduanya kembali melanjutkan perjalanan yang menyisakan waktu empat sampai lima jam lagi.

Terlalu kenyang, baru sepuluh menit perjalanan, Seruni sudah tertidur pulas. Beberapa kali Shaka tampak mencuri-curi pandang ke arah perempuan tersebut. Dalam hati, dia terus mengagumi kecantikan alami yang luar biasa di sampingnya.

Tepat melewati waktu maghrib, mobil yang dikendarai Shaka memasuki daerah yang akan menjadi tempat Seruni bertugas. Perempuan tersebut masih tertidur pulas. Untung saja daerah ini sudah biasa dijelajahi oleh Shaka. Sehingga dia hafal ke mana seseorang yang dinas di sana harus di antar.

Seruni mengeliat begitu mendengar suara mesin mobil dimatikan. Matanya perlahan terbuka melihat keadaan sekeliling. Masih bingung, nyawa di badan belum sepenuhnya terkumpul, Seruni menegakkan duduknya. Di sebuah rumah yang sangat asri dengan halaman yang lumayan luas, di sisi kanannya terdapat bangunan mushola. Beberapa orang terlihat baru keluar dari sana.

"Sudah sampai. Jangan turun dulu sebelum mengelap liurmu yang tumpah-tumpah itu."

Ucapan Shaka membuat Seruni buru-buru mengusap daerah sekitar bibirnya. Lalu dia menurunkan sun visor mobil di depannya untuk berkaca. Rambutnya begitu acak-acakan. Seruni merapikan nya hanya dengan jemari tangannya.

Shaka turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu untuk Seruni. Orang-orang yang baru keluar dari mushola tadi seketika berhenti begitu melihat siapa yang datang. Mereka cukup akrab dengan Shaka.

Setelah merasa sudah rapi kembali, Seruni pun turun dari mobil Shaka. Bersamaan dengan itu terdengar suara teriakan seorang warga terdengar dari jauh semakin mendekati tempat di mana dia berada.

"Pak Camat ... Pak Camat ... ada kebakaran." Teriakan orang itu semakin jelas terdengar.

Terpopuler

Comments

Sari Hanifbae

Sari Hanifbae

kata2nya rapi,mudah di pahami. gaya bahasanya jg bagus.. ceritanya apa lagi,bgs bgt.. good jic thor.. lanjutkan!!!

2023-06-14

1

✨rossy

✨rossy

aih curhat sekalian pengumuman ya bang..

nah ini baru enak di panggil bang... shaka.. mantap!

2022-12-26

1

✨rossy

✨rossy

kata2 nya....

2022-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!