Frustrasi

Tidak ada anak yang suka berada di dekat Susan Muela. Sudah menjadi rahasia umum kalau Susan memiliki kemampuan sihir manipulasi pikiran dan hipnotis. Tidak ada rahasia yang bisa disembunyikan di hadapan putri sulung keluarga Marquis Muela itu. Karenanya, saat mendapati kakak tingkat mereka berdiri di depan pintu bilik ruang kesehatan, ketiga teman Talia sontak undur diri.

“Ka, kalau begitu kami akan pergi lebih dulu. Sampai jumpa besok, Talia,” kata Clara sambil mendorong dua temannya pergi.

Talia hendak mencegah kepergian Clara dan yang lainnya, tetapi mereka sudah melesat secepat kilat. Kini hanya tinggal Talia sendirian bersama Susan. Talia mengumpat dalam hati sambil memikirkan cara agar tidak terpengaruh sihir manipulasi Susan.

“Kau tidak perlu repot-repot enjengku, Lady Muela,” kata Talia kemudian.

“Sudah kubilang, aku ke sini untuk melakukan wawancara,” ujar Susan sembari berjalan masuk ke dalam kamar.

“Kurasa keadaanku belum terlalu baik untuk melakukan wawancara,” kilah Talia mencoba mencari cara untuk kabur.

“Tapi tadi kau sendiri bilang kalau kau baik-baik saja. Hanya beberapa pertanyaan saja, Ortega. Tidak akan memakan banyak waktumu. Aku cuma ingin kau menceritakan segala hal yang kau tahu tentang kasus penyerangan ini, termasuk keterlibatan Ludwig Gothe. Ah, satu lagi, alasan kenapa Kyle Gothe bisa berada di tempat dan waktu yang tepat untuk menyelamatkanmu. Apakah kalian sudah tahu tentang serangan Dirlagraun hari itu? Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?” cecar Susan memberondong dengan banyak pertanyaan sekaligus.

Kepala Talia mendadak terasa berkunang-kunang. Rasanya ia ingin mengatakan semuanya pada Susan saat itu juga, termasuk fakta bahwa dia bisa melihat masa depan dan mencegah Dirlagraun itu menyerangnya. Di tengah-tengah keinginan kuat itu, Talia pun menyadari kalau Susan sudah mulai menggunakan kekuatan manipulasinya. Talia harus melawan. Tapi bagaimana?

“Bicaralah, Ortega,” sekali lagi Susan mendesak.

Kata-kata sudah nyaris keluar dari mulut Talia. Karena merasa begitu terdesak, Talia hanya bisa memikirkan satu cara untuk keluar dari situasi tersebut. Ia menyentuh tangan Susan begitu saja. Hal terakhir yang dilihat Talia sebelum ia memasuki dunia masa depan adalah wajah kebingungan.

Detik berikutnya, Talia sudah berdiri di sebuah ruangan klub surat kabar. Sebuah mesin cetak otomatis yang digerakkan dengan energi sihir membuat ratusan salinan dari sebuah artikel yang baru saja ditulis oleh Susan Muela. Susan sendiri berdiri di depan mesin cetak dengan mata berkilat-kilan dan ekspresi tertekan luar biasa. Ia menggigiti kuku ibu jarinya dan memandang cetakan surat kabarnya dengan intens.

“Ini gila. Ini berita luar biasa yang tidak akan bisa disembunyikan oleh akademi. Bahkan kerajaan akan runtuh,” gumam Susan pada dirinya sendiri.

Talia mencoba melongok ke arah mesin cetak dan membaca headline berita yang tengah diamati Susan dengan seluruh fokusnya.

 

...Ledakan Energi Gelap:...

...Kyle Gothe Mengamuk dan Membunuh Nyaris Seluruh Siswa Akademi...

... ...

Talia terpekik kaget dan menutup mulutnya begitu selesai membaca judul berita tersebut. “Tidak mungkin. Jadi Kyle menjadi penjahat karena ledakan energi gelapnya. Itu terjadi saat kami masih menjadi siswa. Aku harus mencari tahu tanggal berapa ini akan terjadi,” gumamnya sambil berusaha menguasai diri.

Sayangnya, belum berhasil dia melihat tanggal artikel itu dibuat, pandangan Talia sudah mulai menggelap. Ia mengerjap dan mendapati dirinya kembali berada di bilik gedung kesehatan bersama Susan. Satu tangannya masih menggenggam jemari Susan. Talia meringis canggung karena Susan kini tengah menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Bingung, kesal dan penasaran.

“A, aku hanya ingin menjadi lebih akrab denganmu, Lady Muela. Bolehkah kalau aku memanggilmu dengan nyaman. Aku ingin berteman denganmu,” kilah Talia dengan alasan konyol pertama yang terlintas di benaknya.

Susan tampak mengernyit ragu. Jelas ia curiga pada Talia. Lebih baik begitu daripada Talia harus terpengaruh dengan sihir manipulasi pikiran Susan. Kini sihir itu tampaknya tidak bekerja lagi setelah Talia mengunjungi masa depan Susan. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Susan melancarkan sihir itu lagi setelah ini. Talia harus tetap berkelit.

“Maaf kalau membuatmu tidak nyaman. Sepertinya aku masih sedikit trauma gara-gara kejadian kemarin. Karena itu ucapanku melantur. Lupakan saja kata-kataku barusan. Sebaiknya aku kembali ke asrama dan beristirahat. Maaf karena tidak bisa berbincang denganmu lebih lama, Lady Muela,” ucap Talia sambil buru-buru kabur.

Susan masih terlihat bingung. Namun, tepat sebelum Talia menghilang di pintu keluar, Susan memanggilnya.

“Talia. Kau boleh memanggilku Susan,” ujarnya pendek.

Talia berbalik dengan canggung lantas menunduk sopan. “Terima kasih, eh … Susan,” jawabnya pelan lalu kembali berbalik dan pergi meninggalkan gedung kesehatan secepat mungkin.

Hari sudah sore. Malam hampir tiba dan Talia merasa waspada setiap kali melihat lapangan yang membelah akademi. Ia mengurungkan niatnya untuk kembali ke asrama. Baying-bayang Dirlagraun yang menyerangnya kemarin masih membuatnya bergidik. Ia tidak ingin menyeberangi lapangan sendirian. Kaerna itu, Talia pun memutuskan untuk sekalian saja makan malam di ruang makan. Toh sebentar lagi anak-anak lain juga akan berkumpul di sana. Ia bisa kembali ke asrama setelah makan malam, bersama teman-temannya yang lain.

Ruang makan belum terlalu ramai. Hanya ada beberapa anak yang terlihat menunggu makanan disajikan sambil membaca buku atau bergosip. Talia menyapukan pandangannya, tetapi tidak menemukan satu orang pun yang dia kenal. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk duduk sendirian di salah satu meja di ujung sudut ruangan. Beruntung ia membawa perkamen dan pena bulunya. Talia bisa menyibukkan diri dengan merunut informasi yang dia dapat dari masa depan, terutama tentang apa yang dia lihat di masa depan Susan. Ledakan energi Kyle mungkin akan terjadi dalam waktu dekat!

Talia mencoba tenang. Ia tidak boleh panik dan gegabah. Sambil mencatat ingatan-ingatannya, Talia memikirkan tentang banyak hal. Mulai dari kemungkinan penyebab Kyle menjadi brutal dan menyerang akademi hingga istana, sampai rencana-rencana jahat Ludwig terhadapnya. Lambat laun Talia dilanda frustrasi. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri sambil mendesah putus asa.

“Tunggu. Saat aku melihat Susan di gambaran masa depan tadi, Susan tampak berbeda. Rambut merah Susan yang sekarang hanya sepanjang bahu.

Sementara dalam penglihatan masa depan tadi, rambut merahnya dikepang menjadi dua sepanjang punggung. Itu artinya masih cukup lama waktunya sampai menunggu rambut Susan sepanjang punggung. Kecuali Susan menggunakan potionpenumbuh rambut, tentu saja. Talia berusaha mengesampingkan kemungkinan tersebut karena hanya membuat kepalanya semakin berdenyut-deyut pusing.

“Kenapa kau menulis banyak namaku? Apa kau merindukanku?” tanya sebuah suara membuyarkan lamunan Talia.

Ternyata Kyle sudah berdiri di sebelahnya sambil melongok dari balik bahu Talia dan membaca coretan-coretan di perkamen. Buru-buru Talia meremas perkamen itu agar Kyle tidak membaca lebih banyak. Beruntung tulisan cakar ayamnya sulit untuk ditelaah. Jadi Talia mengasumsikan Kyle mungkin belum sepenuhnya mengerti arti coretan-coretannya itu.

“Bagaimana kau tahu kalau aku ada di sini?” sergah Talia terkejut.

“Aku tidak tahu kau ada di sini. Aku cuma mau makan dan melihatmu duduk sendirian seperti orang depresi,” sahut Kyle sembari duduk di sebelah Talia. “Jadi kenapa kau memikirkanku sampai seputus asa itu?” lanjut pemuda itu bertanya.

“A, aku tidak memikirkanmu!” kilah Talia gugup.

“Lantas kenapa kau menulis namaku banyak sekali di situ?”

Episodes
1 Talia Ortega
2 Usaha Mengubah Masa Depan
3 Terluka
4 Penyerangan
5 Ludwig Gothe
6 Gosip
7 Surat Kabar Akademi
8 Ludwig Gothe
9 Masa Depan Mengerikan
10 Kejujuran
11 Hukuman
12 Rencana Menghadapi Serangan
13 Ruang Kesehatan
14 Count Ortega
15 Berita
16 Frustrasi
17 Keakraban
18 Teman Baru
19 Sihir Api
20 Rencana Mengelabuhi
21 Pterotos
22 Luka
23 Gundah
24 Penglihatan Ketiga
25 Ruang Rahasia
26 Berbaikan
27 Kembalinya Sahabat Lama
28 Empat Sahabat
29 Spirit Api
30 Persiapan Selesai
31 Serangan Pterotos
32 Diawasi
33 Firasat
34 Tes Bakat Sihir
35 Tak Terduga
36 Bisikan Naga
37 Melarikan Diri
38 Kematian
39 Kembali
40 Mencari Jawaban
41 Bertemu Sahabat
42 Janji
43 Taleodore
44 Token Sihir
45 Menyelinap
46 Predator
47 Kejutan
48 Prosesi Penyambutan
49 Akrab
50 Sumpah Sihir
51 Pertemuan Tengah Malam
52 Ruang Kesehatan
53 Pengakuan
54 Melindungi
55 Ancaman
56 Berlatih
57 Sebuah Ide
58 Berjanji
59 Terbakar
60 Undine
61 Masa Lalu
62 Bayaran
63 Jawaban
64 Usaha
65 Ikut Campur
66 Kerjasama
67 Sabertooth
68 Kekuatan Gelap
69 Sadar
70 Hati Nurani
71 Kemarahan
72 Pertalian
73 Jalan Keluar
74 Berbaikan
75 Mediasi
76 Kembalinya Kemampuan
77 Spirit Angin
78 Bisikan
79 Tertangkap
80 Penculikan
81 Lego
82 Menyelamatkan Diri
83 Akhir dari Pertempuran
84 Pulih
85 Akademi
86 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Talia Ortega
2
Usaha Mengubah Masa Depan
3
Terluka
4
Penyerangan
5
Ludwig Gothe
6
Gosip
7
Surat Kabar Akademi
8
Ludwig Gothe
9
Masa Depan Mengerikan
10
Kejujuran
11
Hukuman
12
Rencana Menghadapi Serangan
13
Ruang Kesehatan
14
Count Ortega
15
Berita
16
Frustrasi
17
Keakraban
18
Teman Baru
19
Sihir Api
20
Rencana Mengelabuhi
21
Pterotos
22
Luka
23
Gundah
24
Penglihatan Ketiga
25
Ruang Rahasia
26
Berbaikan
27
Kembalinya Sahabat Lama
28
Empat Sahabat
29
Spirit Api
30
Persiapan Selesai
31
Serangan Pterotos
32
Diawasi
33
Firasat
34
Tes Bakat Sihir
35
Tak Terduga
36
Bisikan Naga
37
Melarikan Diri
38
Kematian
39
Kembali
40
Mencari Jawaban
41
Bertemu Sahabat
42
Janji
43
Taleodore
44
Token Sihir
45
Menyelinap
46
Predator
47
Kejutan
48
Prosesi Penyambutan
49
Akrab
50
Sumpah Sihir
51
Pertemuan Tengah Malam
52
Ruang Kesehatan
53
Pengakuan
54
Melindungi
55
Ancaman
56
Berlatih
57
Sebuah Ide
58
Berjanji
59
Terbakar
60
Undine
61
Masa Lalu
62
Bayaran
63
Jawaban
64
Usaha
65
Ikut Campur
66
Kerjasama
67
Sabertooth
68
Kekuatan Gelap
69
Sadar
70
Hati Nurani
71
Kemarahan
72
Pertalian
73
Jalan Keluar
74
Berbaikan
75
Mediasi
76
Kembalinya Kemampuan
77
Spirit Angin
78
Bisikan
79
Tertangkap
80
Penculikan
81
Lego
82
Menyelamatkan Diri
83
Akhir dari Pertempuran
84
Pulih
85
Akademi
86
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!