Ludwig Gothe

Sebelum pandangan Talia cukup jelas, mendadak penglihatan itu membuyar. Talia mengerjapkan matanya dan mendapati diri sudah terbaring di kamar tidur asramanya. Gadis itu terbangun dengan perasaan campur aduk. Dengan gontai Talia menuang air segelas air putih dan meminumnya untuk menenangkan diri.

Talia memikirkan lagi tentang penglihatan barusan. Ia memang tidak terlalu jelas melihat wajah pemuda itu. Namun kedua mata abu-abu itu jelas mirip dengan milik Kyle. Sejauh ini Talia belum pernah bertemu dengan orang lain yang memiliki warna mata yang sama dengan Kyle.

"Gila ... kalau memang benar Kyle yang melakukannya, itu sangat keterlaluan. Apa itu alasan kenapa dia gelisah sepanjang hari," gumam Talia sembari berpikir.

Talia tidak bisa tidur lagi setelah itu. Kepalanya penuh dengan asumsi-asumsi tanpa jawaban pasti. Ia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat bertemu dengan Kyle nanti. Sayangnya, waktu berjalan begitu cepat saat Talia merasa frustrasi. Tiba-tiba jam masuk sekolahnya sudah tiba. Setelah mengenakan seragam sekolahnya yang berupa rok terusan berwarna merah marun, Talia pun bergegas berangkat. Jubah hitamnya dia kenakan sembari berlari menyusuri lorong asrama karena waktu sarapan sudah hampir berakhir. Talia harus sampai di ruang makan sebelum pukul tujuh pagi.

Aula besar di gedung utama sekolahnya terlihat sudah lengang. Hanya ada beberapa anak yang masih duduk dan menghabiskan sisa sarapan mereka. Talia segera mengambil sepiring omelet dan bacon lalu duduk di salah satu meja panjang yang ada di aula. Dengan cepat gadis itu menghabiskan sarapannya tanpa banyak bicara.

"Permisi, selamat pagi." Mendadak sebuah suara perempuan menyapa Talia.

Gadis itu mendongak dan mendapati seorang gadis berambut merah dengan kacamata oval berdiri menatapnya.

"Kau benar Talia Ortega?" tanya gadis itu cukup ramah.

Talia menelan baconnya yang masih setengah dikunyah lantas mengangguk pelan.

"Perkenalkan, aku Susan Muela dari klub Surat Kabar Sihir Ramona. Apakah aku boleh meminta waktumu sebentar sebelum kelas dimulai?" tanya gadis itu dengan ekspresi riang.

Susan kemudian duduk di sebelah Talia bahkan sebelum gadis itu memberi jawaban.

"Kudengar kau adalah teman dekat Dean Leopold dan Kyle Gothe. Saat kejadian penyerangan oleh Dirlagraun kemarin kau yang menemukan Leopold pertama kali, 'kan? Bisakah kau ceritakan detail peristiwanya?" tanya Susan tanpa basa-basi.

Sontak Talia tergagap kebingungan. Cecaran pertanyaan Susan membuatnya sulit mencern sarapan karena tidak siap memberikan jawaban.

"A, aku sepertinya harus segera masuk kelas. Sudah terlambat," ucap Talia yang pada akhrnya memutuskan untuk kabur.

"Tunggu dulu, Talia Ortega. Aku juga punya informasi bagus untukmu kalau kau mau menceritakan kejadian penemuan korban kemarin. Aku hanya perlu tahu bagaimana detail luka yang diderita oleh Leopold. Pihak rumah sakit sekolah sama sekali tidak mau membocorkan informsi itu," desak Susan sambil menggerutu.

"Maaf, tapi kurasa aku tidak bisa sembarangan bicara tentang hal tersebut," tolak Talia sekali lagi.

Ekspresi Susan berubah serius. Dengan tajam gadis itu menatap Talia dengan kacamata yang berkilat-kilat.

"Tidakkah kau ingin tahu identitas siswa yang melepaskan Dirlagraun di sekolah?" desah Susan dengan suara rendah.

Talia terdiam sejenak. Usahanya untuk kabur segera luruh mendengar tawaran Susan. Kalau Susan memang memiliki informasi tersebut, maka ia tidak perlu repot-repot menyelidiki Kyle setelah ini.

"Kuanggap kau tertarik. Kalau begitu kau bercerita dulu dan setelahnya aku akan memberimu informasi rahasia yang hanya bisa didapat oleh ketua Klub Surat Kabar Sihir Ramona sepertiku," ujar Susan sembari membimbing Talia untuk kembali duduk di sebelahnya.

Bak terhipnotis, Talia pun menurutinya dan kembali duduk di depan meja makan. Tanpa sadar gadis itu pun menceritakan tentang bagaimana ia dan Kyle menemukan Leo yang sudah bersimbah darah di lorong penghubung Departemen Enchanterdan Departemen Alkimia. Segala hal termasuk yang sudah dia dengar dari Profesor Rilley pun dia sampaikan pada Susan tanpa ditutup-tutupi. Entah kenapa Talia merasa begitu percaya pada Susan. Kata-katanya mengalir sangat lancar seperti sedang bercerita kepada teman lama.

"Hmm ... aku mengerti. Terima kasih untuk informasinya, Talia Ortega. Sesuai janjiku, aku akan memberimu info yang paling ingin kau ketahui. Tentang identitas siswa yang melepaskan binatang buas itu.

"Aku mendapat informasi ini saat aku membujuk beberapa orang di Departemen Penjinak Binatang Buas, terutama sang petugas penjaga mereka yang bertanggung jawab untuk mengkarantina makhluk sihir di hutan. Dia berkata bahwa seorang anak berambut dan bermata perak datang ke hutan pada malam sebelum kejadian. Petugas itu tidak tahu kapan anak itu masuk ke hutan dan hanya mendapatinya tengah berjalan sendirian di tengah kegelapan dengan menggunakan jubah tertutup," terang Susan panjang lebar.

Talia menarik napas panjang. Kalau hanya informasi itu, dirinya sendiri juga sudah tahu. Sia-sia sekali membuang waktu hingga terlambat masuk kelas. Akan tetapi, Susan ternyata belum selesai berbicara.

"Apa kau tahu, satu-satunya anak yang memiliki mata dan rambut perak di akademi ini hanyalah mereka yang berasal dari keluarga Gothe ... ," lanjut Susan sembari berbisik dan memperhatikan sekitar, seolah khawatir bila ada yang medengar.

Jantung Talia mencelos ketika mendengar nama keluarga Kyle disebut. Ia mengira bahwa orang yang dimaksud oleh susan adalah anak yang sama dengan yang dia pikirkan semalaman.

"Ludwig Gothe. Dia adalah anak tingkat tiga di Departemen Penjinak Binatang Buas. Dia juga adalah kakak tiri Kyle Gothe, temanmu," ungkap Susan dengan wajah begitu dramatis.

Harus Talia akui, bakal akting manipulasi Susan memang luar biasa. Akan tetapi di samping itu, informasi yang dia berikan membawa dampak yang lebih signifikan pada pandangan Talia terhadap Kyle. Mendadak Talia merasa lega karena ternyata dugaannya salah, dan mungkin anak yang telah melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

"Tunggu, Kyle punya saudara tiri?" tanya Talia mendapati informasi yang nyaris luput dari perhatiannya.

Kini giliran Susan yang mengernyiykan dahi. "Bukannya kau berteman dengan anak kedua keluarga Duke Gothe. Tapi kau baru tahu tentang saudara tirinya?" tanya Susan tampak tak percaya.

"Ah ... itu ... karena Kyle jarang membicarakan tentang keluarganya," kilah Talia mencari alasan. "Kalau begitu, aku harus pergi. Sudah terlambat untuk masuk kelas. Terima kasih informasinya, Susan," sambung Talia lantas berdiri.

"Tentu saja. Aku juga berterima kasih padamu, Ortega. Dan ngomong-ngomong aku ini siswa tingkat tiga. Bukankah seharusnya kau memanggilku dengan lebih sopan sebagai siswa tingkat satu?" protes Susan sambil berkacak pinggang.

"Oh ... maaf, Lady Muela," sahut Talia meringis.

Gadis itu pun segera melesat pergi sebelum Susan mencecearnya dengan lebih banyak cerita lagi. Entah mengapa ia merasa begitu terhanyut pada suasana ketika berada di dekat Susan. Sambil bergidik tidak nyaman, Talia pun berlari menuju kelasnya.

Episodes
1 Talia Ortega
2 Usaha Mengubah Masa Depan
3 Terluka
4 Penyerangan
5 Ludwig Gothe
6 Gosip
7 Surat Kabar Akademi
8 Ludwig Gothe
9 Masa Depan Mengerikan
10 Kejujuran
11 Hukuman
12 Rencana Menghadapi Serangan
13 Ruang Kesehatan
14 Count Ortega
15 Berita
16 Frustrasi
17 Keakraban
18 Teman Baru
19 Sihir Api
20 Rencana Mengelabuhi
21 Pterotos
22 Luka
23 Gundah
24 Penglihatan Ketiga
25 Ruang Rahasia
26 Berbaikan
27 Kembalinya Sahabat Lama
28 Empat Sahabat
29 Spirit Api
30 Persiapan Selesai
31 Serangan Pterotos
32 Diawasi
33 Firasat
34 Tes Bakat Sihir
35 Tak Terduga
36 Bisikan Naga
37 Melarikan Diri
38 Kematian
39 Kembali
40 Mencari Jawaban
41 Bertemu Sahabat
42 Janji
43 Taleodore
44 Token Sihir
45 Menyelinap
46 Predator
47 Kejutan
48 Prosesi Penyambutan
49 Akrab
50 Sumpah Sihir
51 Pertemuan Tengah Malam
52 Ruang Kesehatan
53 Pengakuan
54 Melindungi
55 Ancaman
56 Berlatih
57 Sebuah Ide
58 Berjanji
59 Terbakar
60 Undine
61 Masa Lalu
62 Bayaran
63 Jawaban
64 Usaha
65 Ikut Campur
66 Kerjasama
67 Sabertooth
68 Kekuatan Gelap
69 Sadar
70 Hati Nurani
71 Kemarahan
72 Pertalian
73 Jalan Keluar
74 Berbaikan
75 Mediasi
76 Kembalinya Kemampuan
77 Spirit Angin
78 Bisikan
79 Tertangkap
80 Penculikan
81 Lego
82 Menyelamatkan Diri
83 Akhir dari Pertempuran
84 Pulih
85 Akademi
86 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Talia Ortega
2
Usaha Mengubah Masa Depan
3
Terluka
4
Penyerangan
5
Ludwig Gothe
6
Gosip
7
Surat Kabar Akademi
8
Ludwig Gothe
9
Masa Depan Mengerikan
10
Kejujuran
11
Hukuman
12
Rencana Menghadapi Serangan
13
Ruang Kesehatan
14
Count Ortega
15
Berita
16
Frustrasi
17
Keakraban
18
Teman Baru
19
Sihir Api
20
Rencana Mengelabuhi
21
Pterotos
22
Luka
23
Gundah
24
Penglihatan Ketiga
25
Ruang Rahasia
26
Berbaikan
27
Kembalinya Sahabat Lama
28
Empat Sahabat
29
Spirit Api
30
Persiapan Selesai
31
Serangan Pterotos
32
Diawasi
33
Firasat
34
Tes Bakat Sihir
35
Tak Terduga
36
Bisikan Naga
37
Melarikan Diri
38
Kematian
39
Kembali
40
Mencari Jawaban
41
Bertemu Sahabat
42
Janji
43
Taleodore
44
Token Sihir
45
Menyelinap
46
Predator
47
Kejutan
48
Prosesi Penyambutan
49
Akrab
50
Sumpah Sihir
51
Pertemuan Tengah Malam
52
Ruang Kesehatan
53
Pengakuan
54
Melindungi
55
Ancaman
56
Berlatih
57
Sebuah Ide
58
Berjanji
59
Terbakar
60
Undine
61
Masa Lalu
62
Bayaran
63
Jawaban
64
Usaha
65
Ikut Campur
66
Kerjasama
67
Sabertooth
68
Kekuatan Gelap
69
Sadar
70
Hati Nurani
71
Kemarahan
72
Pertalian
73
Jalan Keluar
74
Berbaikan
75
Mediasi
76
Kembalinya Kemampuan
77
Spirit Angin
78
Bisikan
79
Tertangkap
80
Penculikan
81
Lego
82
Menyelamatkan Diri
83
Akhir dari Pertempuran
84
Pulih
85
Akademi
86
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!