Bride Of Vampire
Pangeran vampire sudah membunuh istrinya lagi.
"Itu semua selalu terjadi."
"Aku merasa kasihan untuk seseorang yang akan menjadi istrinya lagi."
Rumor itu terus saja berlanjut di sekitar semua orang. Nadia tidak bisa menghitung setiap kali dia mendengar orang-orang berbicara tentang hal itu, mereka semua berkata bahwa pangeran vampire sudah menikah selama dua belas kali.
Kapanpun pangeran vampire ingin menikah lagi, banyak orang tua menyembunyikan putri mereka. Namun tidak peduli seberapa kuat mereka menyembunyikan putri mereka, para vampire itu selalu menemukan keberadaan mereka.
Nadia memang sudah terbiasa mendengarkan hal itu. Dia bukannya tidak takut, dia malah begitu ketakutan karena dia sudah berusia dua puluh lima tahun. Usia yang tepat untuk menikah.
Tapi apa yang bisa dilakukan Nadia, jika jodoh memang belum datang padanya?
"Nadia, kau disini untuk membeli sesuatu lagi. Kau seharusnya lebih berhati-hati. Kau tidak mau menjadi korban selanjutnya bukan?" Ucap seorang wanita pemilik toko kelontong.
"Bu, jangan khawatir tentang diriku. Aku baik-baik saja." Balas Nadia.
"Aku bisa melihat hal itu. Tapi kau harus berhati-hati." Ucap wanita itu tertawa.
"Jangan khawatir, aku akan selalu berhati-hati." Balas Nadia lagi.
"Apa kau ingin barang yang seperti biasa?"
"Iya." Jawab Nadia.
Wanita itu membungkus kan barang-barang itu untuk Nadia.
"Baiklah kalau begitu, ini. Hati-hatilah di jalan." Ucap wanita itu.
"Selamat tinggal." Ucap Nadia seraya pergi.
Sementara itu di rumah....
"Ma, aku tidak mau menikah dengannya. Aku akan mati." Ucap Becca kepada Mamanya seraya menangis.
"Jangan khawatir sayang, kau tidak akan mati. Kau akan tetap hidup." Balas Mamanya seraya memeluk Becca erat.
"Ma, aku punya ide. Kenapa kita tidak membiarkan Nadia menggantikan aku?" Ucap Becca.
"Nadia?" Sang Mama tampak bingung.
"Iya, dia bukanlah saudara kandungku. Dia hanyalah gadis yang Papa adopsi, tidak lebih. Pangeran vampir itu juga belum pernah melihatku sebelumnya, jadi dia tidak akan tahu kalau kami bertukar tempat." Balas Becca.
"Mama tidak bisa melakukan itu." Ucap Mamanya dan melepaskan pelukannya seraya berdiri. "Nadia adalah gadis yang ditinggalkan Papa mu di tangan Mama, sebelum papa mu meninggal."
"Ma, seperti biasanya, Mama selalu peduli pada Nadia melebihi aku. Mama lebih rela melihat aku mati dibandingkan dengan Nadia." Becca berdiri. "Ma, siapa sebenarnya anak kandung Mama? Apakah dia atau aku?" Ucap Becca dengan marah dan meninggalkan kamar dimana tempat ia duduk tadi.
"Becca...!" Teriak sang Mama marah.
'Apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus memilih salah satu dari kedua putriku? Sayang...!'
Wanita paruh baya itu melihat ke arah foto sang suami.
"Kau meninggalkan aku dengan kedua putri kita yang cantik ini. Yang satunya adalah putri yang aku lahir kan sendiri dan yang satunya adalah putri adopsi. Tidak peduli keputusan apa yang akan aku ambil, aku akan menyakiti mereka berdua. Apa yang harus aku lakukan sayang, katakan padaku. Aku tidak mau kehilangan salah satu diantara mereka berdua." Ucap wanita itu menggelengkan kepalanya.
Disisi lain....
Nadia akhirnya tiba di rumahnya, dan dia tidak melihat sang Mama dan Becca di ruang tamu.
"Ma.. aku pulang." Teriak Nadia.
"Oh, bukankah itu suara Nadia?" Ucap sang Mama seraya berdiri. "Apakah dia sudah kembali?"
Sang Mama keluar menuju ruang tamu dan Becca juga keluar dari kamar lainnya.
"Oh Nadia, kau sudah kembali. Sini biar Mama lihat belanjaan mu." Sang Mama mengambil kantung belanja dari tangan Nadia.
"Ma, apakah Mama baik-baik saja?" Tanya Nadia.
"I..."
"Tidak. Mama tidak baik-baik saja." Ucap Becca memotong Ucapan sang Mama. "Mama mencoba untuk membuat keputusan besar sekarang, yang sebenarnya bukanlah keputusan yang begitu besar." Lanjut Becca tampak kesal.
"Becca, sudah cukup." Ucap sang Mama.
"Ma, semuanya belum selesai. Aku ini putri kandung Mama, sementara dia itu adalah seseorang yang Papa dan Mama pungut di tempat sampah atau dimana pun seseorang yang seperti dirinya ini bisa dipungut. Jadi Ma, ini semua belum selesai." Teriak Becca.
"Becca, apa yang kau bicarakan?" Nadia tampak begitu bingung.
Nadia tidak tahu kenapa Becca bersikap seperti itu. Namun Becca tidak menjawab apapun.
"Ma, apa yang dibicarakan oleh Becca?" Tanya Nadia.
"Jangan pedulikan Becca. Dia hanya bicara omong kosong." Ucap Sang Mama yang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dari apa yang baru saja dikatakan Becca.
"Apa yang aku coba jelaskan adalah, kau itu anak adopsi, seorang gadis yang sudah dibuang." Ucap Becca.
Setelah apa yang dikatakan Becca, Nadia merasa seluruh dunianya runtuh. Nadia merasa putus asa. Dia tidak tahu sejak kapan, tapi dia sudah berlari pergi.
"Nadia...." Teriak Sang Mama.
Nadia bisa mendengar suara keras teriakan Sang Mama dari jauh.
Di dalam rumah, Sang Mama lantas menampar Becca.
"Ma.... Mama menampar ku." Ucap Becca.
"Mama akan menampar mu lagi jika kau tidak bisa menjaga mulutmu untuk tetap diam." Balas Sang Mama.
"Mama." Ucap Becca.
"Jangan panggil aku Mama. Apakah kau merasa bahagia karena kau sudah memberitahukan Nadia tentang masa lalunya. Dia adalah anakku, sama seperti dirimu. Aku selalu melihat Nadia seperti putriku sendiri. Kau tidak bisa mengatakan kepadaku apa yang harus aku lakukan." Teriak Sang Mama .
Sang Mama lalu menggunakan jaket miliknya.
"Mama mau pergi kemana?" Tanya Becca.
"Kemana aku mau pergi? Apakah kau serius bertanya kepada Mama seperti itu?" Balas Sang Mama kesal.
"Ma... Mama, tidak boleh pergi. Mama tidak boleh meninggalkan aku disini." Ucap Becca seraya menangis.
Sang Mama tidak menjawab, dia langsung menutup pintu dengan keras sebelum pergi keluar rumah.
Sementara Nadia tengah berjalan. Dia tidak tahu dimana dirinya sekarang.
'Kenapa semua ini terjadi kepadaku? Kenapa? Kenapa tidak ada jawaban dari semua pertanyaan yang selalu aku tanyakan kepada diriku sendiri?'
Nadia merasa begitu bodoh. Dia seharusnya bisa menyadari hal itu sudah sangat lama. Terutama bagaimana cara Becca memperlakukan dirinya selama ini.
"Nadia..."
'Bukankah itu suara Mama? Kenapa Mama memanggilku?' ucap Nadia dalam hati.
"Nadia....!" Sang Mama kembali memanggil dirinya lagi.
"Ma, apa yang Mama lakukan disini?" Tanya Nadia.
"Kenapa kau berlari seperti itu? Sangat berbahaya untuk berlari keluar rumah di saat malam seperti ini." Balas Sang Mama.
"Kenapa Mama mengkhawatirkan aku? Aku bukanlah putri kandung Mama." Nadia membelakangi Mamanya itu.
"Nadia, kau adalah putriku. Aku tidak peduli jika kami mengadopsi dirimu. Hari di mana kami mengadopsi dirimu adalah hari terbahagia dalam hidup kami. Kau membawa kebahagiaan kepada kami berdua. Kami mencintaimu dan Mama selalu memperlakukan mu seperti anak kandung Mama dan hal itu tidak akan pernah berubah. Apakah kau mengerti itu?" Ucap Sang Mama.
"Mama....!" Nadia langsung memeluk Mamanya dan menangis dengan keras.
"Inilah putri ku." Ucap Sang Mama seraya mengusap punggung Nadia. "Nadia ayo kita pulang. Malam ini mulai dingin."
"Baiklah Ma." Ucap Nadia seraya berjalan bersama Sang Mama.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Arina Nugraha
Mampir kakak 😍
2022-12-30
0
⛄🐿Polin🐼shipper🐈💕
kgk salah 12 x kawin,, satu kali lg bisa dpt doorprize nih
2022-12-04
0
Ghiie-nae
ada yang baru nih kak...
semangat terus berkarya 💪👍👍
2022-11-03
0