10. RSK

"Yoga, sekali lagi makasih, ya," ucap Azzura.

Ia mengantar Yoga hingga di depan pintu utama. Setelah memastikan pria itu masuk ke mobil, Azzura melambaikan tangan.

Setelah memastikan mobil Yoga menghilang dari pandangan mata, barulah Azzura menutup pintu kemudian kembali ke dapur.

"Zu, belanjaanmu banyak banget. Padahal kalian cuma berdua di rumah ini," celetuk Nanda.

"Aku belanja untuk satu bulan ke depan," sahut Azzura sembari memasukkan sayuran, daging dan beberapa seafood ke dalam kulkas beserta minuman ringan.

Sedangkan cemilan, mie dan minuman instan ia taruh di lemari gantung.

"Nanda, sebelum kita ke rumah sakit, sebaiknya kita memasak dulu sekalian membawa makanan masakan kita ke rumah sakit," cetus Azzura.

"Siap!" sahut Nanda. Sedetik kemudian ia menangkup wajah sahabatnya. "Zu, jidatmu kenapa memar begini?"

"Aku terpeleset di kamar mandi lalu terbentur ke tembok." Azzura mencoba menghindar.

Namun, Nanda tak percaya begitu saja. "Zu, kamu bohong."

"Beneran Nanda," timpal Azzura sambil mengolah bahan masakan.

"Kamu bohong Zu, karena kamu nggak berani menatap mataku!" selidik Nanda.

Azzura berhenti sejenak lalu menatap wajah sahabatnya. Sepasang mata Azzura kini berkaca-kaca. Ia langsung memeluk Nanda lalu menangis.

"Zu, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu seperti ini?"

Azzura mengurai pelukannya. Ia memutuskan berkata jujur pada Nanda. Menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang ia sembunyikan.

Nanda mengepalkan kedua tangan merasa tak terima.

"Nanda, rahasiakan ini pada ibu. Cukup hanya kita berdua saja yang tahu," pinta Azzura sembari menyeka air mata.

"Azzura yang malang, aku nggak menyangka jika kamu akan menikah dengan pria brengsek itu. Zu, jika suatu saat kamu sudah nggak kuat, maka pergilah sejauh mungkin agar dia sadar sekaligus merasa kehilangan," tutur Nanda.

Mengangguk dipilih Azzura sebagai jawaban. Setelah itu, ia lanjut mengolah bahan masakannya.

"Zu, kita buat soto ayam saja, ya. Setelah itu kita buat kue untuk pencuci mulut," cetus Nanda.

"Baiklah."

Keduanya kembali melanjutkan aktivitas memasak. Sesekali Nanda dan Azzura saling melempar candaan kemudian tertawa cekikikan.

Setelah kurang lebih satu jam berkutat di dapur, akhirnya semua olahan masakan Azzura dan Nanda mateng.

Azzura menaruh soto ke sebuah termos. Sedangkan Nanda sedang mengiris brownis lalu menatanya ke dalam tupperware.

Beberapa menit berlalu ...

Kini Nanda dan Azzura berada di dalam kamar.

"Zu, bahkan pria brengsek itu memberikan kamar nggak layak ini untukmu?!" kata Nanda dengan perasaan geram.

"Nggak apa-apa Nanda, setidaknya kamar ini sudah rapi dan bersih," balas Azzura kemudian berbaring di kasur lipat.

"Ini seperti gudang yang ada di rumahmu." Nanda terkekeh.

.

.

.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Close dan Laura sedang berada di salah satu toko tas branded Kota J, suami Azzura masih setia menemani sang kekasih berbelanja.

Setelah mendapatkan tas yang Laura inginkan, Close kembali membayar menggunakan kartu kreditnya.

"Sayang, apa masih ada lagi yang ingin kamu beli?" tanya Close.

"Nggak, ini sudah cukup," jawab Laura sembari tersenyum manis.

"Ya sudah, kita cari makan dulu, perutku sudah lapar," cetus Close.

"Hmm, baiklah," bisik Laura.

Lelah ...

Itulah yang sedang Close rasakan, selama beberapa jam menemani sang kekasih, ia terus mengikuti langkah juga kemauan Laura.

Di sepanjang perjalanan menuju restoran, Close hanya diam. Benaknya masih bertanya-tanya ke manakah istrinya pergi?

Setelah tiba di salah satu restoran. Keduanya pun segera masuk ke tempat itu sekaligus memesan makanan.

Tak jauh dari meja Close dan Laura, Yoga yang sejak tadi bersama Radit, terkejut saat mendapati Close dan Laura begitu mesra.

"Yoga, itu kan boss-mu bersama pacarnya? Mereka mesra banget," bisik Radit.

Yoga bergeming sekaligus merasa curiga jika pernikahan Close dan Azzura ada yang tak beres.

Saat menjemput Azzura di rumah sakit, Yoga merasa sorot mata gadis berhijab itu menyiratkan kesedihan mendalam.

"Radit, aku sudah selesai. Sebaiknya kita tinggalkan restoran ini," ajak Yoga lalu meninggalkan sejumlah uang di atas meja.

Sedangkan Laura dan Close masih betah di restoran itu sambil menyantap makanan mereka.

.

.

.

"Nanda, nanti singgah sebentar di toko helm, ya, soalnya helm dan motorku di bawa sama temannya Yoga," pinta Azzura.

"Siap!" sahut Nanda sambil mengangkat jempolnya.

"Ya sudah, cepat berangkat ini sudah jam 11.00," desak Azzura lalu terkekeh.

Nanda ikut terkekeh. Ia segera memacu motornya menuju rumah sakit. Namun, sebelumnya, mereka terlebih dulu singgah membeli helm.

Dua puluh menit kemudian ....

Akhirnya keduanya tiba di rumah sakit. Sambil bergandengan tangan Nanda dan Azzura mengayunkan langkah menuju kamar rawat Bu Isma.

Ketika membuka pintu, Bu Isma langsung tersenyum menatap Azzura juga Nanda. Kebetulan ada dokter Aida dan suster di ruangan itu.

"Dok, Sus, kebetulan kalian di sini, kita makan bareng, ya," tawar Azzura.

"Zu, Nanda, apa kalian yang memasak, Nak?" tanya Bu Isma, sambil memperhatikan Nanda juga Azzura yang sedang menata makanan di atas meja.

"Iya Bu," sahut Azzura dan Nanda serentak lalu tertawa. "Yah sudah ... ayo dimakan makanannya. Aku di sini saja sambil menyuapi ibu," kata Azzura yang kini duduk di sisi bed bu Isma.

Seketika ruangan itu terlihat seperti acara kumpul keluarga. Setelah mencicipi makanan itu, dokter Aida membuka suara.

"Zu, aku nggak menyangka jika kamu pintar memasak," celetuk dokter Aida.

"Alhamdulillah bisa, Dok. Sayangnya aku belum punya cukup modal untuk membuka restoran atau cafe." Azzura terkekeh.

Dokter Aida mengulas senyum sambil mengangguk.

Beberapa menit kemudian ....

"Zu, ternyata soto dan brownies buatanmu enak banget. Beruntung banget suamimu memiliki istri sepertimu," puji dokter Aida.

Azzura dan Nanda saling berpandangan.

'Beruntung apanya!! Pria brengsek seperti Close nggak pantas buat Azzura!' gerutu Nanda dalam hati.

Sedangkan Azzura tersenyum tipis merasa miris.

"Sayang, kapan-kapan, ajaklah suamimu kemari. Itupun jika dia nggak sibuk," pinta bu Isma.

"Iya Bu,"

"Zu, aku dan suster Tiara tinggal sebentar, ya, soalnya masih ada pasien yang harus saya tangani," izin dokter Aida.

"Iya, Dok, silahkan," kata Azzura.

...🌿----------------🌿...

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya. Like, vote dan komen. Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

Terpopuler

Comments

Epifania R

Epifania R

kasian zu

2024-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. RSK
2 2. RSK
3 3. RSK
4 4. RSK
5 5. RSK
6 6. RSK
7 7. RSK
8 8. RSK
9 9. RSK
10 10. RSK
11 11. RSK
12 12. RSK
13 13. RSK
14 14. RSK
15 15. RSK
16 16. RSK
17 17. RSK
18 18. RSK
19 19. RSK
20 20. RSK
21 21. RSK
22 22. RSK
23 23. RSK
24 24. RSK
25 25. RSK
26 26. RSK
27 Bab 27 : Mengundurkan diri ...
28 Bab 28 : Menunggu waktu saja ...
29 Bab 29 : Aku harap kamu nggak amnesia ...
30 Bab 30 : Aku ingin memastikan ...
31 Bab 31 : Katakan yang sejujurnya ...
32 Bab 32 : Maafkan kami bu ...
33 Bab 33 : Selalu saja kegelapan yang menyambutku ...
34 Bab 34 : Suatu kebetulan ataukah takdir ...
35 Bab 35 : Merasa bersalah ...
36 Bab 36 : Lebih baik kembalikan dia ...
37 Bab 37 : Kesalahpahaman berujung benci ...
38 Bab 38 : Sepertinya ini waktu yang tepat ...
39 Bab 39 : Ada hubungan apa mereka ...?
40 Bab 40 : Menikah karena terpaksa ...
41 Bab 41: Kritis ...
42 Bab 42 : Luapan emosi Azzura ...
43 Bab 43 : Ini belum ada apa-apanya ...
44 Bab 44 : Perginya ibu tercinta ...
45 Bab 45 : Separuh jiwaku seolah pergi ...
46 Bab 46 : Lebih tegar ...
47 Bab 47 : Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca ...?
48 Bab 48 : Nggak ada yang abadi ...
49 Bab 49 : Perasaan ini salah ...
50 Bab 50 : Permintaan Momy ...
51 Bab 51: Jika takdir menyatukan kita ...
52 Bab 53 : Kesempatan itu sudah tertutup ...
53 Bab 54 : Berterus-terang ...
54 Bab 55 : Bakal jadi mantan suami ...
55 Bab 56 : Kembali memergoki ...
56 Bab 57 : Pergilah, menjauhlah dan tinggalkan saja ...
57 Bab 58 : Meninggalkan kota J ...
58 Bab 59 : Terlambat menyesali ....
59 Bab 60 : Kenyataan pahit ...
60 Bab 61 : Frustasi ...?
61 Bab 62 : Harus bagaimana ...
62 Bab 63 : Depresi ...
63 Bab 64 : Jangan membenci tapi doakan ...
64 Bab 65 : Nggak pernah terpikir ...
65 Bab 66 : Ada di mana dirimu ...?
66 Bab 67 : Mulailah menata dan berjanji pada dirimu ...
67 Bab 68 : Kemarahan Momy Lio ...
68 Bab 69 : Tekad dan niat tulus Genta ....
69 Bab 70 : Apa itu sebuah janji ...?
70 Bab 71: Nyekar makam ...
71 Bab 72 : Kekhawatiran Genta ...
72 Bab 73: Sebuah janji ...
73 Bab 74: Pertemuan tak terduga ...
74 Bab 75: Hatiku terlanjur membatu ...
75 Bab 76: Di antara dua pilihan ...
76 Bab 77: Gelisahnya Devan ....
77 Bab 78: Mengetahui kenyataan yang sebenarnya ...
78 Bab 79: Masih nggak berubah ...
79 80. Jangan membuka luka lama ...
80 Bab 81: Ingin menghilangkan ingatanku ...
81 Bab 82: Menagih janji ...?
82 Bab 83: Izinkan aku menjadi imammu ...
83 84. Tetaplah menjadi sandaran bagiku dan Dev ...
84 85. Secercah harapan ...
85 Promo novel baru
86 87. Memohon ...
87 88. Apakah akan sama seperti sebelumnya ...?
88 89. Merasa terharu ...
89 90. Ke Kota J ...
90 91. Apa aku sedang bermimpi ...?
91 92. Berada di posisi serba salah ...
92 93. Siapa gadis beruntung itu ...?
93 94. Semangatku seolah patah ...
94 95. Sedikit cemburu ...
95 96. Dugaanku ternyata benar ...
96 97. Merajut asa menatap masa depan ...
97 98. Merasa terharu sekaligus bahagia ...
98 99. Kenapa takdirku semiris ini ...?
99 100. Modus ...
100 101. Kebahagiaan ku adalah kalian ...
101 102. Kenapa cinta begitu rumit ...?
102 103. Apa kamu baik-baik saja ...?
103 104. Semoga tebakanku benar ...
104 105. Dua garis merah ...
105 106. Merasa Dejavu ...
106 107. Nanti juga kamu akan tahu ...
107 108. Khawatir dan cemas ...
108 109. Tertantang ingin mendekat ...
109 110. Demi tugas negara ...
110 111. Ucapan selamat ...
111 112. Kesal dan cemburu ...
112 113. Coba saja jika dia berani ...
113 114. Semuanya akan baik-baik saja ...
114 115. Harap-harap cemas ...
115 116. Operasi Caesar ...
116 117. Harus puasa minimal setahun ...
117 118. Ingin punya momongan lagi ...
118 119. Anggaplah aku sebagai sahabat atau kakak
119 120. Hidup ini seperti drama ...
120 121. Dia nggak pantas disebut AYAH ...!
121 122. Maafmu sudah terlambat ...
122 123. Terbuat dari apa hatinya ...?
123 124. Pesan Genta untuk Close ...
124 125. Lidahnya mengalahkan tajamnya sebilah pedang ...
125 126. Aku mohon beri aku kesempatan ...
126 127. Tangisan sia-sia ...
127 128. Diam-diam mengagumi
128 129. Sepertinya kamu harus hati-hati padanya ...
129 130. Keputusan tegas Genta ...
130 131. Dipecat ...
131 131. RSK
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. RSK
2
2. RSK
3
3. RSK
4
4. RSK
5
5. RSK
6
6. RSK
7
7. RSK
8
8. RSK
9
9. RSK
10
10. RSK
11
11. RSK
12
12. RSK
13
13. RSK
14
14. RSK
15
15. RSK
16
16. RSK
17
17. RSK
18
18. RSK
19
19. RSK
20
20. RSK
21
21. RSK
22
22. RSK
23
23. RSK
24
24. RSK
25
25. RSK
26
26. RSK
27
Bab 27 : Mengundurkan diri ...
28
Bab 28 : Menunggu waktu saja ...
29
Bab 29 : Aku harap kamu nggak amnesia ...
30
Bab 30 : Aku ingin memastikan ...
31
Bab 31 : Katakan yang sejujurnya ...
32
Bab 32 : Maafkan kami bu ...
33
Bab 33 : Selalu saja kegelapan yang menyambutku ...
34
Bab 34 : Suatu kebetulan ataukah takdir ...
35
Bab 35 : Merasa bersalah ...
36
Bab 36 : Lebih baik kembalikan dia ...
37
Bab 37 : Kesalahpahaman berujung benci ...
38
Bab 38 : Sepertinya ini waktu yang tepat ...
39
Bab 39 : Ada hubungan apa mereka ...?
40
Bab 40 : Menikah karena terpaksa ...
41
Bab 41: Kritis ...
42
Bab 42 : Luapan emosi Azzura ...
43
Bab 43 : Ini belum ada apa-apanya ...
44
Bab 44 : Perginya ibu tercinta ...
45
Bab 45 : Separuh jiwaku seolah pergi ...
46
Bab 46 : Lebih tegar ...
47
Bab 47 : Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca ...?
48
Bab 48 : Nggak ada yang abadi ...
49
Bab 49 : Perasaan ini salah ...
50
Bab 50 : Permintaan Momy ...
51
Bab 51: Jika takdir menyatukan kita ...
52
Bab 53 : Kesempatan itu sudah tertutup ...
53
Bab 54 : Berterus-terang ...
54
Bab 55 : Bakal jadi mantan suami ...
55
Bab 56 : Kembali memergoki ...
56
Bab 57 : Pergilah, menjauhlah dan tinggalkan saja ...
57
Bab 58 : Meninggalkan kota J ...
58
Bab 59 : Terlambat menyesali ....
59
Bab 60 : Kenyataan pahit ...
60
Bab 61 : Frustasi ...?
61
Bab 62 : Harus bagaimana ...
62
Bab 63 : Depresi ...
63
Bab 64 : Jangan membenci tapi doakan ...
64
Bab 65 : Nggak pernah terpikir ...
65
Bab 66 : Ada di mana dirimu ...?
66
Bab 67 : Mulailah menata dan berjanji pada dirimu ...
67
Bab 68 : Kemarahan Momy Lio ...
68
Bab 69 : Tekad dan niat tulus Genta ....
69
Bab 70 : Apa itu sebuah janji ...?
70
Bab 71: Nyekar makam ...
71
Bab 72 : Kekhawatiran Genta ...
72
Bab 73: Sebuah janji ...
73
Bab 74: Pertemuan tak terduga ...
74
Bab 75: Hatiku terlanjur membatu ...
75
Bab 76: Di antara dua pilihan ...
76
Bab 77: Gelisahnya Devan ....
77
Bab 78: Mengetahui kenyataan yang sebenarnya ...
78
Bab 79: Masih nggak berubah ...
79
80. Jangan membuka luka lama ...
80
Bab 81: Ingin menghilangkan ingatanku ...
81
Bab 82: Menagih janji ...?
82
Bab 83: Izinkan aku menjadi imammu ...
83
84. Tetaplah menjadi sandaran bagiku dan Dev ...
84
85. Secercah harapan ...
85
Promo novel baru
86
87. Memohon ...
87
88. Apakah akan sama seperti sebelumnya ...?
88
89. Merasa terharu ...
89
90. Ke Kota J ...
90
91. Apa aku sedang bermimpi ...?
91
92. Berada di posisi serba salah ...
92
93. Siapa gadis beruntung itu ...?
93
94. Semangatku seolah patah ...
94
95. Sedikit cemburu ...
95
96. Dugaanku ternyata benar ...
96
97. Merajut asa menatap masa depan ...
97
98. Merasa terharu sekaligus bahagia ...
98
99. Kenapa takdirku semiris ini ...?
99
100. Modus ...
100
101. Kebahagiaan ku adalah kalian ...
101
102. Kenapa cinta begitu rumit ...?
102
103. Apa kamu baik-baik saja ...?
103
104. Semoga tebakanku benar ...
104
105. Dua garis merah ...
105
106. Merasa Dejavu ...
106
107. Nanti juga kamu akan tahu ...
107
108. Khawatir dan cemas ...
108
109. Tertantang ingin mendekat ...
109
110. Demi tugas negara ...
110
111. Ucapan selamat ...
111
112. Kesal dan cemburu ...
112
113. Coba saja jika dia berani ...
113
114. Semuanya akan baik-baik saja ...
114
115. Harap-harap cemas ...
115
116. Operasi Caesar ...
116
117. Harus puasa minimal setahun ...
117
118. Ingin punya momongan lagi ...
118
119. Anggaplah aku sebagai sahabat atau kakak
119
120. Hidup ini seperti drama ...
120
121. Dia nggak pantas disebut AYAH ...!
121
122. Maafmu sudah terlambat ...
122
123. Terbuat dari apa hatinya ...?
123
124. Pesan Genta untuk Close ...
124
125. Lidahnya mengalahkan tajamnya sebilah pedang ...
125
126. Aku mohon beri aku kesempatan ...
126
127. Tangisan sia-sia ...
127
128. Diam-diam mengagumi
128
129. Sepertinya kamu harus hati-hati padanya ...
129
130. Keputusan tegas Genta ...
130
131. Dipecat ...
131
131. RSK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!