2. RSK

Malam harinya di mansion Keluarga Kheil ....

"Apa!!! Menikah dengan Azzura, karyawan Momy di cafe itu?!" sentak Close seolah tak terima.

"Ya, pokoknya Momy nggak mau tahu, kamu harus menikah dengannya!" tegas Momy tak ingin di bantah.

"Mom ... aku memang akan menikah, tapi bukan dengan gadis barista itu melainkan dengan Laura.

"Momy nggak mau dengar alasan apapun. Lupakan Laura karena momy nggak pernah suka dengan gadis itu!" tegas Momy.

"Close ...." Suara bernada dingin itu membuat Close menoleh. "Azurra gadis yang baik, sopan juga good attitude. Daddy juga setuju jika kamu menikah dengannya ketimbang dengan Laura."

"Tapi, aku nggak mencintainya Dad!" tegas Close.

"Cinta bisa tumbuh kapan saja tanpa kita menyadarinya. Tidak ada salahnya kamu menerima Azurra," saran Tuan Kheil.

Close bergeming, mengepalkan kedua tangan lalu meninggalkan ruang tamu dengan perasaan marah.

Ketika berada di dalam kamar, ia langsung meninju tembok yang tak bersalah melampiaskan semua kekesalannya.

"Entah apa yang sudah gadis itu katakan pada Momy sehingga Momy mau menerimanya. Pasti dia mengincar harta. Dasar gadis matre, mata duitan!!!" Sedetik kemudian ia menyeringai.

"Akan kubuat kamu seperti berada di dalam neraka setelah kita menikah! Jangan berharap aku akan mencintaimu apalagi memperlakukanmu sebagai istriku!"

Entah mengapa ia sangat membenci Azzura bahkan tak segan-segan menghina gadis itu. Padahal Azzura tak pernah mengusiknya. Yang semakin membuat Close kesal adalah, Azzura tak pernah menggubrisnya bahkan terlihat acuh.

Sementara di ruang tamu, Gisel yang baru saja pulang, langsung menghampiri kedua orang tuanya.

"Mom, Dad, ada apa? Tadi aku sempat mendengar kalian berdebat."

"Nggak apa-apa, Sayang. Momy dan Daddy hanya membahas tentang rencana pernikahan kakakmu," jelas Momy.

"Beneran? Apa kakak akan menikah dengan Laura?" tanya Gisel dengan raut wajah tak suka.

"Bukan dengan Laura tapi dengan Azzura," jelas Momy lagi.

Gisel tersenyum seraya mengangguk pelan. Duduk di samping sang Daddy seraya bertanya, "Apa Daddy setuju jika kakak menikah dengan gadis itu?"

"Jika itu pilihan Momy, maka daddy juga setuju."

"Aku juga setuju jika kakak menikah dengan Azzura. Jujur saja aku nggak suka sama Laura. Perempuan itu angkuh bahkan suka semena-mena," aku Gisel.

Setelah itu, ia beranjak dari sofa kemudian berpamitan meninggalkan ruang tamu.

Sepeninggal Gisel, Nyonya Liodra menatap sang suami.

"Daddy, sebenarnya Momy nggak tega pada Zu."

"Kenapa?" Tuan Kheil mengernyit.

"Tadi sore, Zu ingin meminjam sejumlah untuk biaya operasi sekaligus perawatan ibunya yang sedang sakit kanker. Momy bilang padanya, Momy nggak akan memberi pinjaman melainkan akan menanggung semua biaya operasi serta perawatan ibunya asalkan dia mau menikah dengan Close."

Ungkapan Nyonya Liodra sontak membuat sang suami terkejut.

"Momy!' sentak Tuan kheil.

"Daddy, momy lakukan semua ini demi kebaikan Close."

"Tapi, itu terkesan memaksa Zu, Mom. Kasian anak itu." Tuan Kheil lalu terdiam sejenak. "Rencananya, kapan Momy akan melangsungkan pernikahan mereka?"

"Dua minggu dari sekarang. Besok kita akan mengunjungi ibunya Zu sekalian mengutarakan niat baik kita padanya."

"Hmm ... baiklah," gumam Tuan Khiel sambil manggut-manggut.

Tak lama berselang Close menuruni anak tangga. Karena masih merasa kesal, ia melewati ruang tamu begitu saja tanpa menegur kedua orang tuanya.

"Close mau ke mana kamu," tanya bu Liodra.

"Bukan urusan Momy," sahutnya dingin.

"Close." Suara tak kalah dingin sang Daddy membuat langkahnya terhenti.

"Jaga sikapmu serta berbicaralah dengan sopan pada momy," tegas Tuan Khiel. "Daddy dan Momy mendidikmu bukan untuk menjadikanmu anak pembangkang tapi sebaliknya."

Close menunduk. Sedetik kemudian ia pun berlalu meninggalkan tempat itu.

.

.

.

Tok ... tok ... tok ... Tok ... tok ...tok ...

Ketukkan pintu bertubi-tubi yang terdengar dari luar membuat Azzura sedikit merasa kesal.

Ia yang baru saja akan berangkat ke rumah sakit, kembali meletakan paper bag ke atas meja sofa.

"Siapa sih?! Ketuk pintu seperti seorang buronan saja!" gerutunya.

Ia pun menghampiri benda itu lalu membukanya. Azzura mematung menatap pria yang sedang berdiri di hadapannya. Tatapan menghunus tajam seketika membuatnya meremang.

Azzura mengusap tengkuk seraya memundurkan langkah.

"Close," sebutnya.

"Dasar gadis matre!! Mata duitan!! Apa yang kamu katakan pada Momy hingga dia mau menerimamu menjadi menantunya, hah!!" bentak Close seraya mencengkeram pipi Azzura.

"Ssssttt ... Close! Azzura meringis sembari memegang tangan pria itu.

"Dengarkan aku baik-baik, Zu. Sekali pun kita sudah menikah, aku nggak akan pernah mencintaimu bahkan nggak akan pernah menganggapmu sebagai istri. Kamu tahu kan, aku sangat mencintai Laura. Jadi jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan cintaku walaupun itu hanya secuil."

Azzura hanya bergeming menatap dalam manik berwarna coklat Close lalu tersenyum sinis.

"Jika saja bukan karena terdesak ekonomi, aku juga nggak sudi menjadi istrimu. Aku terpaksa."

Senyuman sinis seolah mengejek itu, membuat Close naik pitam. Ia menarik rambut Azzura. Dengan sigap Azzura menahan jilbab yang menutupi rambutnya agar tak terlepas.

"Ssssttt ..." Azzura kembali meringis menahan sakit.

"Malam ini tersenyumlah sepuas yang kamu ingin. Tapi, setelah kita menikah akan aku pastikan mata indahmu ini akan terus mengalirkan air mata! Camkan itu baik-baik." Close melepas tarikan rambut lalu mendorong Azzura

Setelah itu, tanpa merasa bersalah ia meninggalkan Azzura dengan perasaan geram.

Sepeninggal Close, air mata Azzura langsung mengalir deras.

"Ya Allah ... kenapa dia sangat membenciku? Sejak dulu dia selalu memperlakukanku seenaknya bahkan nggak segan-segan menghinaku. Apa salahku padanya?" ucap Azzura dengan lirih sembari menyeka air mata.

"Azzura, kamu harus kuat. Sejak kecil kamu sudah terlatih memiliki mental baja seperti ayah. Sebagai anak seorang Jendral, kamu harus kuat dan tangguh. Jangan pernah menangis di hadapannya. Karena kamu akan terlihat lemah di matanya," ucap Azzura lagi menyemangati dirinya sendiri.

...🌿................🌿...

Mohon dukungannya ya, readers terkasih dengan meninggalkan rate, vote, like, gift dan meramaikan kolom komentar.

Maaf author memaksa. Tanpa dukungan dari readers terkasih, siapalah author recehan seperti aku. Happy reading 🙏😊🥰😘

Terpopuler

Comments

Epifania R

Epifania R

apa salah Zu ya

2024-04-04

0

Lina Asm

Lina Asm

apa salah zu ya🤔

2023-05-04

0

Nur Evida

Nur Evida

Close segitu benci dan dendam sama Zu🤔

2023-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. RSK
2 2. RSK
3 3. RSK
4 4. RSK
5 5. RSK
6 6. RSK
7 7. RSK
8 8. RSK
9 9. RSK
10 10. RSK
11 11. RSK
12 12. RSK
13 13. RSK
14 14. RSK
15 15. RSK
16 16. RSK
17 17. RSK
18 18. RSK
19 19. RSK
20 20. RSK
21 21. RSK
22 22. RSK
23 23. RSK
24 24. RSK
25 25. RSK
26 26. RSK
27 Bab 27 : Mengundurkan diri ...
28 Bab 28 : Menunggu waktu saja ...
29 Bab 29 : Aku harap kamu nggak amnesia ...
30 Bab 30 : Aku ingin memastikan ...
31 Bab 31 : Katakan yang sejujurnya ...
32 Bab 32 : Maafkan kami bu ...
33 Bab 33 : Selalu saja kegelapan yang menyambutku ...
34 Bab 34 : Suatu kebetulan ataukah takdir ...
35 Bab 35 : Merasa bersalah ...
36 Bab 36 : Lebih baik kembalikan dia ...
37 Bab 37 : Kesalahpahaman berujung benci ...
38 Bab 38 : Sepertinya ini waktu yang tepat ...
39 Bab 39 : Ada hubungan apa mereka ...?
40 Bab 40 : Menikah karena terpaksa ...
41 Bab 41: Kritis ...
42 Bab 42 : Luapan emosi Azzura ...
43 Bab 43 : Ini belum ada apa-apanya ...
44 Bab 44 : Perginya ibu tercinta ...
45 Bab 45 : Separuh jiwaku seolah pergi ...
46 Bab 46 : Lebih tegar ...
47 Bab 47 : Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca ...?
48 Bab 48 : Nggak ada yang abadi ...
49 Bab 49 : Perasaan ini salah ...
50 Bab 50 : Permintaan Momy ...
51 Bab 51: Jika takdir menyatukan kita ...
52 Bab 53 : Kesempatan itu sudah tertutup ...
53 Bab 54 : Berterus-terang ...
54 Bab 55 : Bakal jadi mantan suami ...
55 Bab 56 : Kembali memergoki ...
56 Bab 57 : Pergilah, menjauhlah dan tinggalkan saja ...
57 Bab 58 : Meninggalkan kota J ...
58 Bab 59 : Terlambat menyesali ....
59 Bab 60 : Kenyataan pahit ...
60 Bab 61 : Frustasi ...?
61 Bab 62 : Harus bagaimana ...
62 Bab 63 : Depresi ...
63 Bab 64 : Jangan membenci tapi doakan ...
64 Bab 65 : Nggak pernah terpikir ...
65 Bab 66 : Ada di mana dirimu ...?
66 Bab 67 : Mulailah menata dan berjanji pada dirimu ...
67 Bab 68 : Kemarahan Momy Lio ...
68 Bab 69 : Tekad dan niat tulus Genta ....
69 Bab 70 : Apa itu sebuah janji ...?
70 Bab 71: Nyekar makam ...
71 Bab 72 : Kekhawatiran Genta ...
72 Bab 73: Sebuah janji ...
73 Bab 74: Pertemuan tak terduga ...
74 Bab 75: Hatiku terlanjur membatu ...
75 Bab 76: Di antara dua pilihan ...
76 Bab 77: Gelisahnya Devan ....
77 Bab 78: Mengetahui kenyataan yang sebenarnya ...
78 Bab 79: Masih nggak berubah ...
79 80. Jangan membuka luka lama ...
80 Bab 81: Ingin menghilangkan ingatanku ...
81 Bab 82: Menagih janji ...?
82 Bab 83: Izinkan aku menjadi imammu ...
83 84. Tetaplah menjadi sandaran bagiku dan Dev ...
84 85. Secercah harapan ...
85 Promo novel baru
86 87. Memohon ...
87 88. Apakah akan sama seperti sebelumnya ...?
88 89. Merasa terharu ...
89 90. Ke Kota J ...
90 91. Apa aku sedang bermimpi ...?
91 92. Berada di posisi serba salah ...
92 93. Siapa gadis beruntung itu ...?
93 94. Semangatku seolah patah ...
94 95. Sedikit cemburu ...
95 96. Dugaanku ternyata benar ...
96 97. Merajut asa menatap masa depan ...
97 98. Merasa terharu sekaligus bahagia ...
98 99. Kenapa takdirku semiris ini ...?
99 100. Modus ...
100 101. Kebahagiaan ku adalah kalian ...
101 102. Kenapa cinta begitu rumit ...?
102 103. Apa kamu baik-baik saja ...?
103 104. Semoga tebakanku benar ...
104 105. Dua garis merah ...
105 106. Merasa Dejavu ...
106 107. Nanti juga kamu akan tahu ...
107 108. Khawatir dan cemas ...
108 109. Tertantang ingin mendekat ...
109 110. Demi tugas negara ...
110 111. Ucapan selamat ...
111 112. Kesal dan cemburu ...
112 113. Coba saja jika dia berani ...
113 114. Semuanya akan baik-baik saja ...
114 115. Harap-harap cemas ...
115 116. Operasi Caesar ...
116 117. Harus puasa minimal setahun ...
117 118. Ingin punya momongan lagi ...
118 119. Anggaplah aku sebagai sahabat atau kakak
119 120. Hidup ini seperti drama ...
120 121. Dia nggak pantas disebut AYAH ...!
121 122. Maafmu sudah terlambat ...
122 123. Terbuat dari apa hatinya ...?
123 124. Pesan Genta untuk Close ...
124 125. Lidahnya mengalahkan tajamnya sebilah pedang ...
125 126. Aku mohon beri aku kesempatan ...
126 127. Tangisan sia-sia ...
127 128. Diam-diam mengagumi
128 129. Sepertinya kamu harus hati-hati padanya ...
129 130. Keputusan tegas Genta ...
130 131. Dipecat ...
131 131. RSK
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. RSK
2
2. RSK
3
3. RSK
4
4. RSK
5
5. RSK
6
6. RSK
7
7. RSK
8
8. RSK
9
9. RSK
10
10. RSK
11
11. RSK
12
12. RSK
13
13. RSK
14
14. RSK
15
15. RSK
16
16. RSK
17
17. RSK
18
18. RSK
19
19. RSK
20
20. RSK
21
21. RSK
22
22. RSK
23
23. RSK
24
24. RSK
25
25. RSK
26
26. RSK
27
Bab 27 : Mengundurkan diri ...
28
Bab 28 : Menunggu waktu saja ...
29
Bab 29 : Aku harap kamu nggak amnesia ...
30
Bab 30 : Aku ingin memastikan ...
31
Bab 31 : Katakan yang sejujurnya ...
32
Bab 32 : Maafkan kami bu ...
33
Bab 33 : Selalu saja kegelapan yang menyambutku ...
34
Bab 34 : Suatu kebetulan ataukah takdir ...
35
Bab 35 : Merasa bersalah ...
36
Bab 36 : Lebih baik kembalikan dia ...
37
Bab 37 : Kesalahpahaman berujung benci ...
38
Bab 38 : Sepertinya ini waktu yang tepat ...
39
Bab 39 : Ada hubungan apa mereka ...?
40
Bab 40 : Menikah karena terpaksa ...
41
Bab 41: Kritis ...
42
Bab 42 : Luapan emosi Azzura ...
43
Bab 43 : Ini belum ada apa-apanya ...
44
Bab 44 : Perginya ibu tercinta ...
45
Bab 45 : Separuh jiwaku seolah pergi ...
46
Bab 46 : Lebih tegar ...
47
Bab 47 : Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca ...?
48
Bab 48 : Nggak ada yang abadi ...
49
Bab 49 : Perasaan ini salah ...
50
Bab 50 : Permintaan Momy ...
51
Bab 51: Jika takdir menyatukan kita ...
52
Bab 53 : Kesempatan itu sudah tertutup ...
53
Bab 54 : Berterus-terang ...
54
Bab 55 : Bakal jadi mantan suami ...
55
Bab 56 : Kembali memergoki ...
56
Bab 57 : Pergilah, menjauhlah dan tinggalkan saja ...
57
Bab 58 : Meninggalkan kota J ...
58
Bab 59 : Terlambat menyesali ....
59
Bab 60 : Kenyataan pahit ...
60
Bab 61 : Frustasi ...?
61
Bab 62 : Harus bagaimana ...
62
Bab 63 : Depresi ...
63
Bab 64 : Jangan membenci tapi doakan ...
64
Bab 65 : Nggak pernah terpikir ...
65
Bab 66 : Ada di mana dirimu ...?
66
Bab 67 : Mulailah menata dan berjanji pada dirimu ...
67
Bab 68 : Kemarahan Momy Lio ...
68
Bab 69 : Tekad dan niat tulus Genta ....
69
Bab 70 : Apa itu sebuah janji ...?
70
Bab 71: Nyekar makam ...
71
Bab 72 : Kekhawatiran Genta ...
72
Bab 73: Sebuah janji ...
73
Bab 74: Pertemuan tak terduga ...
74
Bab 75: Hatiku terlanjur membatu ...
75
Bab 76: Di antara dua pilihan ...
76
Bab 77: Gelisahnya Devan ....
77
Bab 78: Mengetahui kenyataan yang sebenarnya ...
78
Bab 79: Masih nggak berubah ...
79
80. Jangan membuka luka lama ...
80
Bab 81: Ingin menghilangkan ingatanku ...
81
Bab 82: Menagih janji ...?
82
Bab 83: Izinkan aku menjadi imammu ...
83
84. Tetaplah menjadi sandaran bagiku dan Dev ...
84
85. Secercah harapan ...
85
Promo novel baru
86
87. Memohon ...
87
88. Apakah akan sama seperti sebelumnya ...?
88
89. Merasa terharu ...
89
90. Ke Kota J ...
90
91. Apa aku sedang bermimpi ...?
91
92. Berada di posisi serba salah ...
92
93. Siapa gadis beruntung itu ...?
93
94. Semangatku seolah patah ...
94
95. Sedikit cemburu ...
95
96. Dugaanku ternyata benar ...
96
97. Merajut asa menatap masa depan ...
97
98. Merasa terharu sekaligus bahagia ...
98
99. Kenapa takdirku semiris ini ...?
99
100. Modus ...
100
101. Kebahagiaan ku adalah kalian ...
101
102. Kenapa cinta begitu rumit ...?
102
103. Apa kamu baik-baik saja ...?
103
104. Semoga tebakanku benar ...
104
105. Dua garis merah ...
105
106. Merasa Dejavu ...
106
107. Nanti juga kamu akan tahu ...
107
108. Khawatir dan cemas ...
108
109. Tertantang ingin mendekat ...
109
110. Demi tugas negara ...
110
111. Ucapan selamat ...
111
112. Kesal dan cemburu ...
112
113. Coba saja jika dia berani ...
113
114. Semuanya akan baik-baik saja ...
114
115. Harap-harap cemas ...
115
116. Operasi Caesar ...
116
117. Harus puasa minimal setahun ...
117
118. Ingin punya momongan lagi ...
118
119. Anggaplah aku sebagai sahabat atau kakak
119
120. Hidup ini seperti drama ...
120
121. Dia nggak pantas disebut AYAH ...!
121
122. Maafmu sudah terlambat ...
122
123. Terbuat dari apa hatinya ...?
123
124. Pesan Genta untuk Close ...
124
125. Lidahnya mengalahkan tajamnya sebilah pedang ...
125
126. Aku mohon beri aku kesempatan ...
126
127. Tangisan sia-sia ...
127
128. Diam-diam mengagumi
128
129. Sepertinya kamu harus hati-hati padanya ...
129
130. Keputusan tegas Genta ...
130
131. Dipecat ...
131
131. RSK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!