Cip....Cip.....Cip......
Pagi yang cerah dan silau matahari yang menembus dari sela-sela tirai jendela itu membangunkan si tukang tidur yang sedari malam terlelap dengan pulas.
Kedua matanya melek dan mendapatkan sebuah langit-langit yang sangat dikenalinya yaitu kamarnya.
" ..............."
CKLEKKK..........( Pintu kamarnya terbuka )
" Sudah bangun? " Tanya orang tersebut dengan membawa nampan di tangannya dan di atasnya adalah semangkuk BUBUR?
" ................? " menoleh ke samping kiri, ada Franz yang sudah salah makan obat, pagi-pagi membawakannya bubur dan langsung membuka pintu orang tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
" Hari ini tanggal merah, kenapa memakai seragam? " Tegur Franz, melihat Ovin sudah memakai seragam sekolah.
" Aku tidak sakit, kenapa membawakanku bubur? " tanya balik sambil membuka kembali blezer sekolahnya. Anehnya dia menuruti apa yang dikatakan oleh suaminya yadi tanpa bertanya apa alasan dibalik Franz mengatakan hal demikian kepadanya.
" Apa masalahnya? aku taruh disini. " Menaruh nampannya ke atas meja lalu pergi dan membanting pintunya dengan sesikit keras.
" Apa efek pingsan? " bisa linglung alias lupa dengan libur hari nasional. Ovin memegang kepalanya, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal di benak hatinya, tapi apa?
Hanya saja ketika keluar dari kamar, Ovin melihat anak itu ( Franz ) memakai seragam sekolah.
Ovin langsung mengernyitkan matanya dan berkata, " Kau menipuku?! "
" Tanggal merahnya khusus untukmu, dimananya yang menipu? " Sangkal Franz, memberitahu sekarang adalah tanggal merah adalah dalih yang ditujukan untuk Ovin agar tidak sekolah.
'Hari ini ujian praktek olahraga, jika melewatinya......aku sendiri yang susah. ' Ovin kembali ke kamarnya untuk kembali memakai seragamnya.
Waktu yang tersisa tinggal 20 menit, namun ianya masih di rumah.
" Nona mau kemana? "Tanya sang bibi.
Ovin menoleh ke sumber suara, ada ibu paruh baya yang mendekatinya dengan raut wajah khawatir.
" Sekolah. " Jawab Ovin dengan singkat, jelas dan padat.
" Tapi Tuan muda sudah berangkat duluan."
Kata sang Bibi memberitahu Nona majilannya kalau Franz sudah lebih dulu peegi, dan Ovin baru mau pergi sekolah?
"Bagiku itu tidak masalah." menggendong tasnya, lalu berlari pergi keluar rumah.
______________
" Kalian pergi ganti baju, hari ini ujian praktek olahraga." perintah guru olahraga. Semua kelas di gabung menjadi satu, dan melaksanakan penilaian dari pelajaran olahraga.
Setelah beberapa waktu, mereka semua mengganti seragamnya menjadi seragam olahraga.
" Waktu kalian 5 menit. "
Dan waktu pun terus berjalan.
" Hahh..hahh...hah... " datang satu orang lagi yang terlihat letih.
" Kamu terlambat bocah miskin. " tutur Merli melihat anak baru itu baru saja datang.
"..........." Ovin hanya meliriknya saja tanpa membuat respon.
" Kalian cepat bersiap! Kelas lain sudah menunggu di lapangan! " seru salah satu ketua kelas dari kelas lain, lebih tepatnya ketua kelas dari kelas 3 - B.
Dengan cepat semua siswa dari kelas D berjalan cepat menuju lapangan, tak terkecuali Ovin. Dia sudah memakai baju olahraga dari awal jadi tidak perlu membutuhkan waktu lama.
3 menit kemudian.
" Ketua kelas, lakukan absen dulu. " Perintah sang guru, dengan sebuah dokumen berisi lembaran daftar siswa berada di tangannya dia menyerahkannya kepada sang ketua kelas.
Satu persatu lembar di berikan untuk masing-masing ketua kelas, hal ini untuk mempersingkat waktu.
" Merli! "
" Rudy! "
" Lili! "
" Molin! "
" Fery! "
" Franz! "
Satu persatu mereka mengangkat tangan secara bergantian dan ketua kelas juga mencatatnya dengan memberikan tanda cek sebagai tanda kehadiran mereka.
" Oktavin! "
'Dia berangkat!?' Franz sedikit menjeling ke arah kelas D, dan ia pun menemukan nama yang Franz dengar rupanya orangnya juga turut hadir.
Setelah absen, sembari menunggu kedua guru berdiskusi, secara serentak mereka semua melakukan pemanasan agar tidak terjadi cidera saat kegiatan berlangsung.
" Kalian akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelas A dan B bersamaku, dan sisanya bersama pak Deny. " ucap pak Rouwis.
Nyatanya mereka berpisah juju, hanya lain tempat dan ridak terlalu jauh juga.
" Sesuai absen, nomor 1 sampai 5 kalian bersiap untuk lari jarak menengah. Kalian paham yang tercepatlah yang jadi terbaik. " jelas pak guru pada muridnya.
Hanya saja secara singkat cerita.....
Dalam penilaian dari berbagai macam bidang atletik...
'Sebagai guru, aku tidak menyangka jika anak baru yang kemarin kena kasus, hasil waktu yang diperoleh dari Ovin menunjukkan hasil yang baik dan bahkan sangat berbanding jauh dengan mereka yang 3 tahun ini aku ajarkan.' Puji pak Deny pada satu anak yang terlihat menakjubkan.
" Apa yang anda lamunkan? " Tanya pak Rouwis pada teman kerjanya yang terlihat tengah melamunkan sesuatu alias menenung file dokumen yang dipegangnya itu.
" Ini....lihat, lari jarak menengah hanya perlu waktu tempuh 3 menit 34 detik, tolak peluru dia dapat mencapai 10 m, 1 menit push up dapat 60 kali. Bla.......bla....bla...bla.." rentetan daftar kegiatan satu hari itu Ovin lah yang ada di peringkat tertinggi ( pertama ) dan beberapa di antaranya melampaui peringkat rata-rata dari pria.
'Gadis yang terlihat lemah ini punya kelebihan di bidang olahraga, padahal tiap ulangan selalu mendapatkan nilai 50.' Fikir Rouwir sambil menatap Ovin dari jarak jauh.
Setelah ujian praktek olahraga itu selesai, akhirnya tubuhnya yang sangat lelah bisa mereka istirahatkan.
" Kalian lihat? Ternyata siswa pindahan itu bisa melampaui jumlah push up ku. " tutur salah satu siswa dari kelas 3 - A.
" Padahal aku sudah mendapatkan 45, tapi dia mendapatkan 60. "
" Jangan-jangan dia direkomendasikan sekolah kesini karena berprestasi di bidang olahraga? "
" Alah...apa gunanya jika hanya bakat di olahraga, jika di pelajaran nilainya di bawah KKM. " Maki orang lain terhadap kemampuan Ovin.
Hanya saja di sisi lain, dua orang sedang mengalami situasi canggungnya? Itu kerena dari tadi kedua orang ini diam tanpa sepatah kata pun sehingga terpaksa salah satu diantaranya harus bersuara.
" Kenapa membawaku kesini? " Franz bertanya pada Ovin karena dialah yang mengundangnya.
"..............."
" Jika tidak mau bicara sebaiknya jangan membuang waktuku. " Franz berbalik dan hendak meninggalkan Ovin.
" Tu...tunggu "
'Dia sms aku untuk menemuinya, padahal aku tidak pernah memberikan nomorku padanya, dari mana dia tahu nomor hp ku?' Batin Franz merasa curiga.
" Ini memalukan, tapi aku baru melakukannya kali ini, bisakah kamu meminjamkanku uang? " Tanya Ovin dengan cepat seperti orang yang sedang menggerutu mengutuk orang lain.
" Ha? " Franz kebingungan, janjian untuk ketemuan tapi hanya untuk masalah uang? 'Apa aku tidak salah dengar?'
" Hanya beberapa uang tunai." Imbuhnya.
" Beberapa lembarnya itu berapa? Tapi sayangnya aku sudah menghabiskan uang tunai. Jadi cari orang lain saja. " Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, Franz pergi dan...
'Padahal pagi tadi dia seperti orang yang salah minum obat, membawakanku bubur. Tapi tadi malam......siapa yang mengganti bajuku? Bibi Ani kan? lalu bau samar ini.' Ovin merasakan bau yang sama dan merasa pernah mencium aroma bau itu. 'Yang datang kesini saja, dia. Jadi..'
" Ugh..... "
" Ternyata kamu disini. Tadi ada telfon dari kantor, kamu disuruh pulang oleh kakakmu. " Tutur Pak Rouwis.
" Apa? Kakakku? " Tanya Ovin dengan wajah bingung. 'Kenapa paman menyuruhku pulang?' padahal Ovin tidak memiliki kakak kecuali pamannya, yaitu Chade.
" Ah...terima kasih pak." Balas Ovin. 'Pasti ada sesuatu yang penting.' pikirnya.
Paman Chade, adalah paman dari Ovin. Umurnya memang hanya terpaut empat tahun darinya tapi Ovin memanggil oamannya dengan sebutan kakak, toh terlihat terlalu muda untuk di panggil paman secara lantang dimuka umum.
Panggilan mendesak dan mengharuskan Ovin pulang, pastilah keadaan darurat.
Ketika Ovin bergegas lari keluar, dari gerbang sudah nampak satu mobil tengah masuk.
CKITTT........
Berhenti tepat di depan Ovin, dia berlari ke arah mobil dan membuka pintu mobil sport warna biru tua itu.
" Kenapa kakak sampai menjemputku? " Melangkah masuk dan duduk di sisi pamanya.
" Aku menelfonmu tapi tidak bisa. "
" Hp ku mati. " Ovin menyesal karena peristiwa semalam, ia jadi tidak sempat men charge ponselnya.
" Apa kamu bisa melakukannya? " Sebelum menancapkan gas, Chade mengambil sesuatu dari kursi belakang dan itu sebuah koper berwarna silver, Chade memberikannya pada Ovin.
" Markas IT sedang diserang- "
" Serang? Lalu kenapa memberikanku laptop? " Tanya Ovin, setelah membuka koper ternyata ada laptop yang terseimpan rapi dan terlihat baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻
Hacker ni
2022-11-16
1