" Hai....apa kamu mau berteman denganku? "
' Wah....gantengnya!' Leily memuji anak laki-laki yang sedang minta berkenalan dan berteman. " Ah...iya..iya, aku Leily. " Dengan antusias dirinya berjabat tangan dengan anak dari tetangga barunya.
" Oh...iya, siapa yang ada di sana? " menunjuk pada seorang gadis muda yang ada di bawah pohon.
" Dia kakak tiri ku, jangan pedulikan dia. Dia hanya tau marah saja. " jawab Leily dengan selamba.
Tapi perkataan akan peringatan dari Leily tidak di gubris, dan justru berjalan mendekat pada Ovin yang sedang tiduran di bawah pohon.
Tapi kedatangannya di sambut dengan tatapan curiga.
'Orang ini siapa?' Pikirnya memandang satu orang tengah duduk di sampingnya.
" Apa aku mengganggu tidurmu? "
" Apalah kita saling kenal? " Tanya Ovin langsung pada intinya.
" Aku teman sekelasmu, masa lupa? "
' Siapa? Gaya rambutnya beda, wanginya juga beda, jadi siapa? Aku saja harus mengenali setiap anak laki-laki dari gaya rambut, gaya bicara. Siapa dia?' Ovin hanya terheran sendiri dan memandangnya dengan tatapan penasaran.
" Hei...hei...jangan menatapku seperti itu, nanti kami suka " godanya.
"............? " Ovin menatapnya datar. 'Bagaimana bisa suka, wajahnya saja aku tidak tahu seperti apa.' Pikirnya. " Maaf, aku lupa. " Saat hendak berdiri tangannya di tahan oleh laki-laki itu.
" Tunggu, kamu betulan lupa aku? Orang yang duduk di sebelahmu saat kelas 4 SD? "
" Iya, otakku sudah banyak terbentur, jadi mudah lupa. " Jawab Ovin dengan ketus. Ia menatap malas dengan orang yang ada di dekatnya apatah lagi jika orang itu laki-laki. " Dan tanganku sakit, aku pergi dulu dan jangan mendekati aku lagi atau kedua rubah itu akan mengusikku lagi. " Peringat Ovin pada orang tersebut.
*
*
Pertemuan pertama bagi Leily yang langsung jatuh hati, membuat Leily meminta ibunya untuk berkunjung ke rumah sebelah dimana tetangga baru yang ada anak laki-laki tampan itu baru datang beberapa hari lalu.
Ia ingin lebih dekat lagi dengan keluarganya namun di sisi lain Ovin justru sebaliknya dengan macam hinaan dan ancaman serta peringatan untuk menjauhinya.
" Arrghhh...... " Erang Ovin karena rambutnya di jambak oleh Leily.
" Jangan mendekati laki-laki itu, dia milikku. Jika sekali lagi aku melihat kamu berduaan dengannya, aku tidak akan segan-segan memotong rambutmu sampai gundul. "
Setelah berkata seperti itu, ia menghempas tubuh Ovin dengan kasar.
'Ini salahnya! Aku membenci laki-laki! Gara-gara mereka ibu! aku bisa menjadi seperti ini! Semua hancur....aku benci!' Tangisnya pecah melihat keadaannya sendiri serta keluarganya yang sudah tercerai berai tidak tersisa.
Ia meringkuk sambil memeluk lututnya sendiri dan menangis dalam diam agar tidak ada orang yang tahu jika di balik mulutnya yang suka bicara pedas, hatinya sudah lapuk dan jika tersentuh sedikit maka akan seperti butiran pasir kecil yang akan hilang walau hanya tertiup angin sepoi.
Suatu hari, ia lebih memilih untuk kabur dari rumah, itulah pilihan yang terbaik.
Ketimbang mati disiksa dan apalagi mati di tempat dimana rumahnya adalah tempat dulu ibunya serta ayahnya saling bersama dan mencintai, tapi keadaan yang berubah membuat kedua rubah itu masuk maka Ovin lebih memilih mati di jalanan dimana semua orang akan terkejut dan berkumpul akan kemalangan yang terjadi pada dirinya.
Sekarang Ovin berjalan dibawah hujan yang cukup deras, mana air matanya dan mana air hujan ia juga tidak tahu lagi.
Ia terbengong dengan satu restoran yang dikunjungi beberapa keluarga yang penuh akan kehangatan, bencengkrama dan tertawa bebas.
TIN....TIN...TIN....
Suara klakson itu akhirnya datang.
Cahaya menyilaukannya itu bagai cahaya kematian yang akan menyambut arwah malangnya, Ovin menutup sepasang matanya dan tidak berani melihat mobil yang melaju ke arahnya.
SRRETT.........
Suara rem mobil yang di injak dengan sangat dalam.
" Aku kira aku benar-benar akan mati. " Keluh Ovin menatap datar mobil hitam itu.
Setelah beberapa saat, seorang prai keluar dari mobil dan datang menghampiri Ovin yang jatuh terduduk karena saking terkejutnya.
" Kamu baik-baik saja nak? " Tanya sang sopir cemas, bagaimana tidak cemas jika di hujan yang lebat ini dan harus mengantarkan majikannya dulu ke suatu tempat malah akan terjadi tabrakan yang membawa korban gadis kecil.
"..............." Ovin menengadah ke atas dimana paman ini sedang menatap iba akan kondisi Ovin.
TAP.....
TAP....
TAP.....
" Tuan besar, anda jadi kehujanan!" Paman sopir itu khawatir karena majikannya malah turut serta turun dari mobil tanpa perlindunngan apapun.
Menghiraukan apa yang dikatakan oleh supirnya, pria tua ini tetap berjalan ke depann mobil, dimana seorang gadis masih terdiam dalam posisi duduk di bawah hujann yang sebenarnya cukup deras.
Sayangnya, perasaan rasa bersalah karena kelalaia ndari supinrya mebuat gadis kecil itu hampir tertabrak, justru tergantikan dengan sebuah tatapan terkejut.
" Kamu! " Hanya mengucap satu kata 'kamu' , namun nadanya agak aneh seolah ada perasaan terkejut dan rasa senang? " Mau ikut kakek? "
" Kenapa aku harus ikut dengan orang tdak dikenal?" Tanya Ovin tanpa memperdulikan ekspresi seperti apa yang sedang dia lihat saat ini.
"Tapi jika kamu disini terus, kamu akan sakit. Dan kakek tidak yakin jika kamu baik-baik saja, jadi bagaimana kalau kita kerumah sakit untuk pemeriksaan?" Bujuk kakek ini kepada Ovin, yang dimatanya itu terlihat sangatlah kasihan.
"................" Sayangnya setelah diberikan sedikit tawaran seperti itu, sekarang tatapan Ovin kembali sendu. "Memangnya siapa yang akan mempedulikanku jika aku sakit, bahkan jika mati?" Gerutu Ovin.
DEG..
Yang lantas membuat kedua orang itu semakin terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh seorang gadis yang masih belia itu.
Mendengar gadis kecil itu justru mengatakan mati, maka di mata mereka berdua, mereka mengerti akan satu hal, yaitu kalau perempuan di depan mereka itu sedang dalam kondisi putus asa.
"Jika kamu sakit dan mati, maka kakek lah yang merasa menyesal."
"Kenapa kakek berkat seperti itu?"
"Kan kamu jatuh karena mobil kakek karena menabrakmu kan?"
"Tapi-"
"Kamu lihat CCTV itu? Dari sudut itu mereka akan menganggap kalau mobil kakek lah yang menabrakmu. Dan Jika kamu mati karena kakek, maka itu akan memperpanjang masalah untuk kakek. Apa kamu tega dengan kakek, bagaimana jika kakek tiba-tiba dipenjara karena kamu mati?" Ucap kakek ini dibumbui sebuah kebohongan kecil agar bisa membujuk Ovin yang terlihat punya watak keras kepala itu.
Merasa tertekan sekaligus tidak mau merepotkan orang lain dengan cara seperti itu, Ovin pada akhirnya menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.
"Tapi aku tidak mau rumah sakit."
"Baiklah, nanti dokterlah yang akan datang kepadamu." Jawab kakek ini, sambil membantu Ovin berdiri.
***********
Anak yang lusuh bak pengemis, Ovin pun tiba-tiba saja disuruh untuk mandi, alias di MANDIKAN!
" Tidak! Jangan memandikanku, aku bisa sendiri! " Jeirt Ovin tidak mau jika tubuhnya terlihat oleh pelayan itu. Alasannya selain malu, ia juga tidak mau memperlihatkan bekas luka yang ada di tubuhnya itu.
Karena Ovin terus keras kepala tidak mau dimandikan, kedua pelayan itu pun memutuskan untuk menyerah dan diganti dengan menyiapkan pakaian bagus untuk Ovin.
Yang dimana, setelah Ovin selesai mandi dan akhirnya memakai pakaian kering juga terasa hangat karena baru di setrika, Ovin pun terbesit rasa bahagia, karena setelah dua tahun ini dia tidak pernah mendapatkan pakaian baru, akhirnya dia bisa memakai pakaian wangi, bersih, rapi, dan masih hangat.
Kehidupannya seolah langsung berubah ketika dirinya dibawa oleh kakek itu untuk tinggal di rumah besar itu.
Selepas selesai mandi, Ovin pun di ajak pergi ke ruang makan.
" Makanlah. " Sang kakek menawarkan makanan yang sudah tersedia dimeja. Ada sushi, dissert, jus, dan beberapa lagi yang entah apa itu karena tidak pernah menonton Tv dan apalagi memegang ponsel selama dirinya hidup hingga saat ini.
Ovin makan dengan lahap karena baru kali ini bisa makan enak lagi setelah sekian lamanya.
" Kenapa tadi kamu berjalan sendirian di tengah hujan? " tanya sang kakek, perlahan mulai menginterogasi gadis kecil yang baru saja dia temukan di tengah jalan tadi.
"............" Ovin berhenti makan setelah mendengar pertanyaan itu.
" Aku ganti pertanyaannya, dimana ayahmu? "
" ..........." Ovin masih saja terdiam.
Sang kakek hanya tertawa geli karena tidak bisa membujuk gadis kecil yang dibawanya angkat bicara.
" Bagaimana keadaan ibumu? Apa Ibumu baik-baik saja? "
Awalnya Ovin membuat raut sedih, ia meletakkan sendok serta pisaunya di atas piring lalu minum jus segar yang dibuat pelayan tadi.
" Ibu baik-baik saja. "
" Tapi kenapa wajahmu sedih? Bilang pada kakek."
" Yah....ini bukan hal yang harus di rahasiakan. Ibu sudah baik-baik saja di alam sana. " jarinya telunjuknya menunjuk ke atas. Lalu tangan kanannya mengambil garpu dan menancapkannya ke daging sapi yang dibuat menjadi stiek.
" Kalau kakek boleh tahu, siapa nama ibumu? "
" Liyandra "
'Dugaanku benar, wajah anak ini mirip dengan ibunya sekaligus Liyandra itu adalah anakku. Jadi dia sudah berangkat dulu ketimbang aku, aih....anak durhaka ini.' Pikir pria tua ini. " Apa kamu mau tinggal bersama kakek?" Tawarmya.
" Tapi aku tidak kenal dengan kakek. " Jawab Ovin dengan singkat seraya membuat ekspresi bingung.
" Nah itu sudah kenal, aku adalah kakek. Yaitu kakekmu." Jawab Kakek ini dengan senyuman lemah, karena tidak menyangka akan menemukan cucunya dalam kondisi yang seperti itu, ditambah lagi Liyandra sudah lebih dulu pergi, sesaat hatinya jadi bertambah sakit saat cucunya ternyata tidak diurus dengan benar sampai berjalan sendirian di bawah hujan.
" A....pa? " Ovin tentu saja terkekut, sedang makan enak tapi diberikan pengakuan bahwa dirinya adalah cucu dari kakek itu? 'Kakek? dan rumah besar ini berarti miliknya.' Menjeling ke segala tempat.
Ada banyak barang mahal, bermacam-macam senjata yang di pasang di dinding sebagai dekorasi. Dan semua yang ada disini adalah milik dari pria tua itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Matahari
untung ovin ketemu sama kakeknya
2023-01-31
1
Anita
Sabarlah Ovin, aku mengerti penderitaan mu 🥲
2023-01-31
1
𝓜𝓪𝔀𝓪𝓻
Rasa nya, di sini permulaan perubahan hidup Ovin.
2022-11-16
0