13 : PUM : Opium

" Kencan malam kita benar-benar romantis, terima kasih untuk malam ini " Ucap Bella pada Franz. Kedua orang ini baru saja selesai makan malam di restoran bintang lima, dan kesannya bagi Bella cukup baik serta kesempatan yang jarang di dapatinya.

" Aku senang jika kamu senang. " Jawab Franz, lalu menyibak rambut Bella yang sedikit mengganggu pemandangannya untuk melihat wajah Bella yang cantik dan terkesan wanita anggun dan berpendidikan.

Seorang dari kalangan atas, bagi Franz Bella adalah seorang yang bisa membuatnya memiliki bibit yang unggul.

" Bisa temani aku ke satu tempat? " Satu tempat yang banyak orang kaya datangi dan memiliki sensasi berbeda ketimbang di klub malam.

15 menit kemudian.

" Ini....kan tempat pelelangan? " Siapa yang tidak orang ketahui jika di balik klub malam yang penuh dengan kebisingan serta bau alkohol, di ruang bawah tanah merupakan tempat pelelangan yang artinya jika lokasinya di bawah tanah maka tempat ini adalah tempat ilegal, dan pastinya banyak barang selundupan yang berasal dari pasar gelap bahkan sampai internasional.

" Aku dengar ada satu perhiasan yang akan di lelang disini, aku ingin kamu bantu aku mengangkat tanganmu, kalahkan mereka sebisa mungkin. " Bisik Bella di telinga Franz.

Kedua orang ini sudah duduk di bangku penonton sekaligus merupakan bangku bagian dari peserta yang ingin mengajukan uangnya untuk membeli barang yang akan di lelang. Semua orang menggunakan topengnya untuk menutupi identitasnya masing-masing.

" Baiklah, acara malam ini adalah acara paling berharga. Barang yang akan benar kalian dambakan itu bisa kalian dapat jika bisa mengalahkan pesaingmu! " Ucap pembawa acara lelang malam ini.

Kemudian satu wanita cantik serta memakai pakaian cukup seksi dan menggoda keluar dari samping panggung dengan membawa sebuah benda yang dianggap berharga jika kalian sendiri merupakan kolektor dari benda antik zaman kuno.

Banyak barang yang dipublikasikan ke acara pelelangan kali ini, dan acara yang terakhir itu benar-benar mengejutkan bagi para pelanggan disana. 

Perhiasan yang merupakan Kalung berwarna merah ruby di pertontonkan.

30 menit kemudian.

Kedua orang ini pun pulang bersama dengan membawa hadiah yang didapatinya, sebuah kalung cantik dari hasil pelelangan barusan.

" Apa yang akan kamu lakukan dengan kalung itu? "

" Oh, jangan salah sangka padaku, tante ku sudah mengincar ini bertahun-tahun, jadi aku akan memberikannya pada tanteku, aku mana mungkin memakai kalung indah seperti ini, karena yang pantas itu untuk orang yang sudah seperti ibu-ibu dan itu adalah tante ku sendiri. " Entah itu sebuah pujian atau ejekan, Bella dari awal hanya berniat memenangkan kalung itu saja.

[ Oh...aku kira dia betulan menginginkannya. ] Awalnya Franz berpikiran negatif mengenai Bella, tapi karena sudah bersedia menjelaskannya jadi pikiran buruknya sudah dihilangkan.

Mengendarai mobil di tengah malam m, sunyi dan tentu saja hening. Tapi keheningannya itu hanya sesaat saja, setelah adanya 3 mobil kebut-kebutan di jalan raya dan saling kejar-kejaran.

" Aku rasa banyak penjahat di kota ini " Ujar Bella.

".............. " Franz masih serius menyetir.

Entah kenapa walaupun Bella adalah teman masa kecilnya, namun setelah 3 tahun yang lalu dia pergi keluar negeri dan pulang kembali, dia seperti orang yang sedikit agak berbeda. Tapi apa?.

Franz sejujurnya penasaran.

Setelah perjalanan yang cukup menyita waktu, akhirnya Franz bisa mengistirahatkan diri di rumah.

Setelah masuk rumah ternyata suasananya jauh lebih hening ketimbang di jalan raya.

[ Apa dia sudah tidur? Untunglah jika memang begitu, kedua perempuan ini tidak akan saling bertemu! ] Pikir Franz.

Tanpa sadar lamunannya diperhatikan oleh Bella. " Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? "

" Tidak, hanya merasa rumah ini terlalu hening. " Sangkal Franz, dia mengambil remot yang tergeletak di meja, lalu satu tombol ditekan dan musik pun terdengar di telinga mereka berdua.

" Kenapa tidak menambah pembantu saja? " Ujar Bella.

" Tidak dulu, satu saja dia masih sanggup melakukan pekerjaan ini dengan baik. " Yang dimaksud Franz adalah Ovin.

" Kamu memang kejam juga, menyiksa satu pembantu untuk melakukan pekerjaan besar ini setiap hari, tapi ngomong-ngomong sepertinya pembantumu dari tadi tidak terlihat. " Bella menoleh ke samping kanan dan kiri, tidak ada satu orang yang datang menyambut kepulangannya dan memang terasa sepi seperti yang dikatakan Franz sekalipun rumah itu sedang memutar musik nya.

" Sudah jam 11, mungkin dia tidur. Sudahlah jangan membahas pasal pembantu lagi, lebih baik kau tidur. " Tuturnya untuk membujuk Bella untuk pergi dan tidur saja, ketimbang membahas orang lain terus ketika di rumahnya sendiri.

__________________

[ Hah...akhirnya aku sampai juga. Mereka semua sudah tidur kan? ] Pikir Ovin, dia kebetulan sekarang sudah berada di depan pintu kaca yang berhadapan langsung dengan kolam renang, ia berjalan tanpa suara dan mencoba membuka pintu kaca tersebut.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Ovin akhirnya bisa pulang sebelum jam tengah malam.

Pintunya sedikit bergeser dan mencoba membukanya secara perlahan agar tidak membangunkan seseorang yang sedang tertidur pastinya.

Setelah benar-benar masuk dan menutup kembali pintu, dengan santai namun dengan pikiran waspada, Ovin berjalan menyusuri ruang tengah.

Ketika ada bayangan seseorang, Ovin langsung menunduk dan mencoba bersembunyi, sekiranya aman ia melanjutkan tujuannya yaitu ke kamar.

TING.......

Lampunya benar-benar menyala, dan siapa yang menjalankannya adalah...

" Kamu!? "

" Kenapa terkejut? " Tanya Franz.

" Aku kira tadi ada seseorang menyelinap masuk rumah " Ujar Bella kepada Franz. [ Padahal tadi, seperti ada seseorang baru masuk dari pintu itu, apa hanya perasaanku saja? ] Benak hati Bella. 

Bella menatap pintu kaca yang memang tertutup, tapi kordennya sedikit bergeser.

" Mungkin aku salah lihat " pura-pura tidak tahu.

" Bisa sekalian ambilkan aku air? "

" Uhm...tentu " Bella pun kembali ke dapur.

"............" Franz menatap Bella dan mengikuti kemana arah dia pergi atau lebih tepatnya mengawasi, sedangkan di belakangnya ada satu orang tengah jongkok di balik sofa dan Franz memberikan kode untuk pergi ke kamar sebelum Bella kembali dan memergokinya. [ Untung aku tepat waktu, jika tidak mereka berdua pasti bertemu. ] Sudut matanya melirik ke satu pintu kamar yang barusan tertutup. [ Dia keluar dari kapan, lalu apa yang dilakukannya hingga jam segini baru pulang?. ] sambungnya.

" Ini. " Bella mengulurkan tangannya ke depan Franz untuk memberikan segelas air minum.

"....... " Franz meminumnya hingga tetes terakhir dan meletakkannya di atas meja.

Terdengar rintik hujan mengguyur wilayah itu, tapi tidak hanya air hujan yang jatuh, ada kilatan-kilatan yang menyilaukan mata dan akhirnya hujan deras langsung datang.

ZRASHHH...........

ZRASSHH.......

JEDERRRR.......

" Arghhh..... " Bella langsung berjongkok ketakutan, telinganya ia tutup dengan kedua tangan dan matanya juga ia pejamkan agar tidak melihat kilatan itu.

" Hei, kenapa takut petir?. " Membujuk Bella agar berdiri.

" Siapa yang tidak takut petir! "

JEDERR.......

" Arghh....., itu menakutkan! " Tubuhnya menggigil ketakutan.

Franz merasa kasihan pada Bella yang takut akan petir.

JDERRR.......

Spontan Bella langsung memeluk Franz dengan eratnya, dirinya merasa kalau orang itu tidak boleh pergi dari sisinya.

TLING.........

Entah karena sialnya hari ini, intinya satu orang ini yaitu Bella masih menempel pada dirinya, dan sekarang listriknya juga padam.

Hujan yang begitu lebat disertai petir, tidak salah lagi kalau ada sambungan kabel yang terputus. Mau gimana lagi, listrik pastinya akan bisa pulih pagi nanti jika semuanya sudah selesai.

" Franz, apa kamu bisa temani aku tidur? " Pinta Bella. " Aku tidak bisa tidur jika mendengar petir. " Sambungnya lagi.

" Baiklah. " dengan entengnya Franz menuruti keinginan kecilnya Bella.

Sekilas tadi di dalam pikirannya juga mengenang masa lalu dimana saat masa kecil, Bella juga takut dengan petir dan meringkuk di dalam selimut dengan tubuh bergetar sehingga mau tidak mau karena merasa iba, dirinya menemaninya tidur sampai Bella tertidur terlelap.

Kembali ke masa kini, Franz menyalakan senter dari Handphone nya, dan menuntun Bella ke kamar tamu yang tadi di tempati Bella.

Sedangkan di kamar, Ovin sedang duduk di atas kasur sambil memandangi jendela dengan gorden tipisnya itu.

JDERR.......

Petir kembali menyambar, itulah yang dinantikan Ovin. Apa yang sebenarnya di lakukannya?.

[ Aku tidak boleh takut. ] Seperti pikirannya tadi, Ovin sedang menghadapi kerasnya dentuman dan sambaran petir itu, dirinya hanya tidak boleh kaget dan meringkuk ke kasur untuk meminimalisir suara kerasnya itu.

JDERRR.......

" Ah... " Sedikit mengeluh karena takut, jadi ia memejamkan matanya dan sedikit terkejut akan suara petirnya yang keras.

Listrik benar-benar padam, dan semuanya menjadi gelap, tapi tidak akan gelap ketika kilatan petirnya itu menyambar dengan bebas di langit.

[ Tidur sajalah! ] Tepat setelah membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tidak sampai 10 menit pun ia sudah terlelap tidur.

40 menit kemudian.

[ Sialan, aku lapar. Untung Bella sudah tidur, lama banget aku menunggu dia sampai tidur pulas! ] Franz merutuki dirinya sendiri.

Franz tidak bisa tidur karena ada orang disebelahnya, dan karena terjaga terus akhirnya perutnya benar-benar keroncongan untuk di isi segera.

Untung saja lampu rumahnya ada cadangan energi, tanpa perlu sampai petugas listrik datang rumahnya sudah bisa terang lagi.

Di dapur ia mencari sesuatu yang bisa dimakan, walaupun di kulkas ada banyak makanan ringan tapi sayangnya juga tidak akan mengenyangkan perut. 

Tapi ketika membuka lemari bufet, ternyata ada sisa makanan semalam. Franz menelan salivanya sendiri seperti belum makan selama 3 hari, menemukan makanan di lemari seperti harta karun yang sudah di tunggunya selama bertahun-tahun. Awalnya ia menutup lagi lemari bufet, tapi..

KRUCUKK......

Perutnya lapar!.

Franz menurunkan beberapa makanan lalu mencicipinya, adakah enak atau tidak, walaupun terlihat sederhana.

[ Aku cuman mencicipinya sedikit! ] Lalu di cicipilah satu suap makanan itu ke dalam mulut. " Umh... " sendoknya langsung di letak di piring lalu ia langsung menutup mulutnya dengan punggung tangan dan sedikit mundur kebelakang. [ Apa ini?, apa dia menggunakan obat opium?. Kenapa sekali mencicipinya aku ingin lagi? ] Dengan dalih mengejek, ia merasa ada sensasi nikmat di mulutnya yang artinya ia ingin mencicipinya sekali lagi.

Beberapa saat kemudian akhirnya tanpa bisa menahan hasrat laparnya, sekarang hanya tinggal menyisakan piring-piringnya saja. 

Dan tanpa tahu malu Franz meletakkannya di lemari bufet lagi lalu menutupnya kembali.

[ Sialan, aku malah akhirnya memakan semua masakan dia! ] Seperti dikutuk, dinding yang ia bangun menahan goda rasa masakan Ovin pun runtuh. " Gluk....gluk.....gluk... " Meminum airnya dengan cepat.

Terpopuler

Comments

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

nanti menyesal kmu frans.

2023-02-01

0

Matahari

Matahari

Bella cewek tidak tau malu

2023-01-31

1

al-del

al-del

mulai KEPO ni yeee!!!

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 01 : PUM , Ovin & Franz
2 02 : PUM, Kemarahan Franz
3 03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4 04 : PUM , Ciuman yang salah
5 05 : PUM , Pesta
6 06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7 07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8 08 : PUM , Kejahilan Erin
9 09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10 10 : PUM : Kembali Kerumah
11 11 : PUM : Cepat
12 12 : PUM : Rahasia dia
13 13 : PUM : Opium
14 14 : PUM : Amarah
15 15 : PUM : Kegagalan
16 16 : PUM : Masa kelam
17 17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18 18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19 19 : PUM : Kelelahan
20 20 : PUM : Ujian
21 21 : PUM : Meretas
22 22 : PUM : Demam
23 23 : PUM : Bar
24 24 : PUM : Sean
25 25 : PUM : Hampir
26 26 : PUM : Kontrol
27 27 : PUM : Jerry
28 28 : PUM : Perasaan
29 29 : PUM : Kata ini
30 30 : PUM : Tidak rela?
31 31 : PUM : Perhatian
32 32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33 33 : PUM : Karena Balas budi
34 34 : PUM : Posisi
35 35 : PUM : Balas dendam?
36 36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37 37 : PUM : Pencegahan
38 38 : PUM : Jarak
39 39 : PUM : Hati ini
40 40 : PUM : Menemukan
41 41 : PUM : Jarak
42 42 : PUM : Dibawah Hujan
43 43 : PUM : Dua berduaan
44 44 : PUM : Debatan Rangsang
45 45 : PUM : Insiden
46 46 : PUM : Hilangnya akal
47 47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48 48 : PUM : Hasil dari insiden.
49 49 : PUM : Gairah bersama
50 50 : PUM : Aset
51 51 : PUM : Besama
52 52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53 53 : PUM : Jatuh
54 54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55 55 : PUM : Skandal
56 56 : PUM : Karena Ovin
57 57 : PUM : Klarifikasi
58 58 : PUM : Ovn >< Bella
59 59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60 60 : PUM : Tenggelam
61 61 : PUM : Kepanikan
62 62 : PUM : Penyelamatan
63 63 : PUM : Akhir dari Ovin
64 64 : PUM : Karena Ovin.
65 65 : PUM : Rumah sakit
66 66 : PUM : Sean menginap
67 67 : PUM : Marah
68 68 : PUM : Racau
69 69 : PUM : Rasa sakit
70 70 : PUM : Timun
71 71 : PUM : Perempuan ini
72 72 : PUM : Hantaman
73 73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74 74 : PUM : Hasutan
75 75 : PUM : Perasaan sedih ini
76 76 : PUM : Kejaran
77 77 : PUM : Vin-vin
78 78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79 79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80 80 : PUM : Istimewa
81 81 : PUM : Dipaksa berdua
82 82 : PUM : Tinggalkan
83 83 : PUM : Tanggung jawab
84 81 : PUM : Bangun
85 82 : PUM : Pikiran
86 86 : PUM : Tujuan Chade.
87 87 : PUM : Gagal total
88 88 : PUM : Ruby
89 89 : PUM : Mereka semua
90 90 : PUM : Hadiah
91 91 : PUM : Sisi lain
92 92 : PUM : Pesan.
93 93 : PUM : Misiku?
94 94 : PUM : Rencananya
95 95 : PUM : Pemberesan
96 96 : PUM : Balasan
97 97 : PUM : Butuh stimulan
98 98 : PUM : Perasaan cemburu
99 99 : PUM : Syarat 5 tahun
100 100 : PIM : Wasiat
101 101 : PUM : Egois
102 102 : PUM : Tautan perasaan
103 103 : PUM : Ingin lebih
104 104 : PUM : Keinginan
105 105 : PUM : Lemparan
106 106 : PUM : Ketahuan
107 107 : PUM : Alasan dari perasaan
108 108 : PUM : Kenyamanan
109 109 : PUM : Gagal karena ...
110 110 : PUM : Perpustakaan
111 111 : PUM : Iri
112 112 : PUM : Permintaan
113 113 : PUM : Kenapa
114 114 : PUM : Pertemuan malam
115 115 : PUM : Pikiran Frustasi
116 116 : PUM : Kesempatan
117 117 : PUM : Ratu Lebah
118 118 : PUM : Cemburu
119 119 : PUM : Milikku
120 120 : PUM : Jujur
121 121 : PUM : Malam
122 122 : PUM : Ingin
123 123 : PUM : Pakaian
124 124 : PUM : Masak.
125 125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126 126 : PUM : Rebutan
127 127 : PUM : Menuju kencan bersama
128 128 : PUM : Ungkapan Rasa
129 129 : PUM : Pergi kencan?
130 130 : PUM : Kamar
131 131 : PUM : Karena Rambut
132 132 : PUM : Perjalanan
133 133 : PUM : Pertemuan
134 134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135 135 : PUM : Berdua
136 136 : PUM : Calon Ibu
137 137 : PUM : Ayah Ibu
138 138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139 139 : PUM : Eldo
140 140 : PUM : Meleset
141 141 : PUM : Kejar di kejar
142 142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143 143 : PUM : Kendali
144 144 : PUM : Tujuan lain.
145 145 : PUM : Pelukan & Bintang
146 146 : PUM : Awal Liburan
147 147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148 148 : PUM : Ovin di ...
149 149 : PUM : Franz Panik
150 150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151 151 : PUM : Ketahuan?
152 Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153 PUM S2
154 Prolog PUM S2
155 PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156 PUM : Perasaan
157 PUM : Tuan Owl
158 PUM : Si Misterius
159 PUM Nafas
160 Dalang Pembuat Cemburu
161 PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162 PUM : Cemburu
163 PUM : Mencoreng wajah sendiri
164 PUM : Abelson
165 PUM : Debat
166 PUM : Foto
167 PUM : Amarahnya
168 PUM : Ciuman yang tidak berkah
169 PUM : Kepergian
170 PUM : Kepergian 2
171 PUM : Hutang
172 PUM : Keluarga
173 PUM : Rusuh
174 PUM : Tangisan
175 PUM : Berandai
176 PUM : Oktavin
177 PUM : Perwakilan
178 Pum : Kecelakaan Tunggal
179 PUM : Semakin Panas
180 PUM : Air Cinta?
181 Tilangan Cinta
182 PUM : Tumbang
183 PUM : Jerry
184 PUM : Penculikkan
185 PUM : Calluella
186 PUM : Melepaskan Ikatan
187 PUM : Curhatan
188 PUM : Peti Mati
189 PUM : Misi Bersama
190 PUM : Pertemuan Sejoli
191 PUM : Hidup Berdua
192 PUM : Tamu
193 PUM : Bergilir
194 PUM : Ethan
195 PUM : Selingkuh
196 PUM : Tawaran Cerai
197 PUM : Sendok Perak
198 PUM : Penyusup
199 PUM : Iblis
200 PUM : Gawat Darurat
201 PUM : Aliansi Pernikahan
202 Kesempatan Janda Muda
203 Keinginan Membunuhnya
204 Serobot
Episodes

Updated 204 Episodes

1
01 : PUM , Ovin & Franz
2
02 : PUM, Kemarahan Franz
3
03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4
04 : PUM , Ciuman yang salah
5
05 : PUM , Pesta
6
06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7
07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8
08 : PUM , Kejahilan Erin
9
09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10
10 : PUM : Kembali Kerumah
11
11 : PUM : Cepat
12
12 : PUM : Rahasia dia
13
13 : PUM : Opium
14
14 : PUM : Amarah
15
15 : PUM : Kegagalan
16
16 : PUM : Masa kelam
17
17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18
18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19
19 : PUM : Kelelahan
20
20 : PUM : Ujian
21
21 : PUM : Meretas
22
22 : PUM : Demam
23
23 : PUM : Bar
24
24 : PUM : Sean
25
25 : PUM : Hampir
26
26 : PUM : Kontrol
27
27 : PUM : Jerry
28
28 : PUM : Perasaan
29
29 : PUM : Kata ini
30
30 : PUM : Tidak rela?
31
31 : PUM : Perhatian
32
32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33
33 : PUM : Karena Balas budi
34
34 : PUM : Posisi
35
35 : PUM : Balas dendam?
36
36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37
37 : PUM : Pencegahan
38
38 : PUM : Jarak
39
39 : PUM : Hati ini
40
40 : PUM : Menemukan
41
41 : PUM : Jarak
42
42 : PUM : Dibawah Hujan
43
43 : PUM : Dua berduaan
44
44 : PUM : Debatan Rangsang
45
45 : PUM : Insiden
46
46 : PUM : Hilangnya akal
47
47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48
48 : PUM : Hasil dari insiden.
49
49 : PUM : Gairah bersama
50
50 : PUM : Aset
51
51 : PUM : Besama
52
52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53
53 : PUM : Jatuh
54
54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55
55 : PUM : Skandal
56
56 : PUM : Karena Ovin
57
57 : PUM : Klarifikasi
58
58 : PUM : Ovn >< Bella
59
59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60
60 : PUM : Tenggelam
61
61 : PUM : Kepanikan
62
62 : PUM : Penyelamatan
63
63 : PUM : Akhir dari Ovin
64
64 : PUM : Karena Ovin.
65
65 : PUM : Rumah sakit
66
66 : PUM : Sean menginap
67
67 : PUM : Marah
68
68 : PUM : Racau
69
69 : PUM : Rasa sakit
70
70 : PUM : Timun
71
71 : PUM : Perempuan ini
72
72 : PUM : Hantaman
73
73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74
74 : PUM : Hasutan
75
75 : PUM : Perasaan sedih ini
76
76 : PUM : Kejaran
77
77 : PUM : Vin-vin
78
78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79
79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80
80 : PUM : Istimewa
81
81 : PUM : Dipaksa berdua
82
82 : PUM : Tinggalkan
83
83 : PUM : Tanggung jawab
84
81 : PUM : Bangun
85
82 : PUM : Pikiran
86
86 : PUM : Tujuan Chade.
87
87 : PUM : Gagal total
88
88 : PUM : Ruby
89
89 : PUM : Mereka semua
90
90 : PUM : Hadiah
91
91 : PUM : Sisi lain
92
92 : PUM : Pesan.
93
93 : PUM : Misiku?
94
94 : PUM : Rencananya
95
95 : PUM : Pemberesan
96
96 : PUM : Balasan
97
97 : PUM : Butuh stimulan
98
98 : PUM : Perasaan cemburu
99
99 : PUM : Syarat 5 tahun
100
100 : PIM : Wasiat
101
101 : PUM : Egois
102
102 : PUM : Tautan perasaan
103
103 : PUM : Ingin lebih
104
104 : PUM : Keinginan
105
105 : PUM : Lemparan
106
106 : PUM : Ketahuan
107
107 : PUM : Alasan dari perasaan
108
108 : PUM : Kenyamanan
109
109 : PUM : Gagal karena ...
110
110 : PUM : Perpustakaan
111
111 : PUM : Iri
112
112 : PUM : Permintaan
113
113 : PUM : Kenapa
114
114 : PUM : Pertemuan malam
115
115 : PUM : Pikiran Frustasi
116
116 : PUM : Kesempatan
117
117 : PUM : Ratu Lebah
118
118 : PUM : Cemburu
119
119 : PUM : Milikku
120
120 : PUM : Jujur
121
121 : PUM : Malam
122
122 : PUM : Ingin
123
123 : PUM : Pakaian
124
124 : PUM : Masak.
125
125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126
126 : PUM : Rebutan
127
127 : PUM : Menuju kencan bersama
128
128 : PUM : Ungkapan Rasa
129
129 : PUM : Pergi kencan?
130
130 : PUM : Kamar
131
131 : PUM : Karena Rambut
132
132 : PUM : Perjalanan
133
133 : PUM : Pertemuan
134
134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135
135 : PUM : Berdua
136
136 : PUM : Calon Ibu
137
137 : PUM : Ayah Ibu
138
138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139
139 : PUM : Eldo
140
140 : PUM : Meleset
141
141 : PUM : Kejar di kejar
142
142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143
143 : PUM : Kendali
144
144 : PUM : Tujuan lain.
145
145 : PUM : Pelukan & Bintang
146
146 : PUM : Awal Liburan
147
147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148
148 : PUM : Ovin di ...
149
149 : PUM : Franz Panik
150
150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151
151 : PUM : Ketahuan?
152
Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153
PUM S2
154
Prolog PUM S2
155
PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156
PUM : Perasaan
157
PUM : Tuan Owl
158
PUM : Si Misterius
159
PUM Nafas
160
Dalang Pembuat Cemburu
161
PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162
PUM : Cemburu
163
PUM : Mencoreng wajah sendiri
164
PUM : Abelson
165
PUM : Debat
166
PUM : Foto
167
PUM : Amarahnya
168
PUM : Ciuman yang tidak berkah
169
PUM : Kepergian
170
PUM : Kepergian 2
171
PUM : Hutang
172
PUM : Keluarga
173
PUM : Rusuh
174
PUM : Tangisan
175
PUM : Berandai
176
PUM : Oktavin
177
PUM : Perwakilan
178
Pum : Kecelakaan Tunggal
179
PUM : Semakin Panas
180
PUM : Air Cinta?
181
Tilangan Cinta
182
PUM : Tumbang
183
PUM : Jerry
184
PUM : Penculikkan
185
PUM : Calluella
186
PUM : Melepaskan Ikatan
187
PUM : Curhatan
188
PUM : Peti Mati
189
PUM : Misi Bersama
190
PUM : Pertemuan Sejoli
191
PUM : Hidup Berdua
192
PUM : Tamu
193
PUM : Bergilir
194
PUM : Ethan
195
PUM : Selingkuh
196
PUM : Tawaran Cerai
197
PUM : Sendok Perak
198
PUM : Penyusup
199
PUM : Iblis
200
PUM : Gawat Darurat
201
PUM : Aliansi Pernikahan
202
Kesempatan Janda Muda
203
Keinginan Membunuhnya
204
Serobot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!