07 : PUM , Pertemuan Keluarga

" Wah...mobilnya keren sekali. Siapa yang punya mobil hitam elegan seperti itu? "

" Aku jadi mau punya pacar yang punya mobil seperti itu juga. "

Banyak orang terkagum-kagum dengan keberadaan mobil yang belum tahu siapa identitas pemiliknya karena pemiliknya itu sendiri tidak keluar dari mobil itu sama sekali.

Rek...korek...korek, jari kelingkingnya sengaja ia masukan ke dalam telinga dan ia korek-korek.

" Mereka semua berisik. " Gerutu Franz yang sudah menunggu di dalam mobil 5 menit lamanya. 'Bodoh, apa dia sengaja membuatku menunggu?'

Disaat hendak menelpon seseorang yang sudah membuatnya menunggu lama, 3 ketukan kaca terdengar di telinganya dan membuka kunci pintu mobilnya.

Satu orang perempuan masuk kedalam mobil super mahal itu.

" Jangan pernah membuatku menunggu lagi. " Peringat Franz pada perempuan disampingnya, lalu Franz menyalakan mesin mobil dan menginjak gas yang membuat mobilnya melaju.

Bagaikan orang asing, atau bagaikan kucing dan tikus yang selalu terlibat pertengkaran, kedua orang tersebut tidak membuat percakapan sama sekali yang membuat keadaan di dalam mobil begitu canggung.

Franz sesekali melirik ke samping kiri dimana perempuan berkacamata itu tengah duduk sambil menatap serius ke depan.

'Dia ini, apa wajahnya selalu serius? Apa dia kurang tidur? Lihat kantung matanya itu! Nanti ibu mengira hal yang tidak-tidak lagi' Franz berpikiran lain.

" Berapa lama lagi? "

" 1 jam. " Ketus Franz pada Ovin, pada kenyataannya sekarang yang ada di sampingnya adalah Ovin.

Kantung mata yang terlihat sangat jelas dimata Franz dan itu sangat terlihat menyebalkan bagi dirinya yang kurang suka pada orang yang tidak bisa merawat dirinya sendiri. 

Jadi apa boleh buat Franz mampir ke supermarket dan tanpa membuang waktu lama ia kembali dengan membawa sekantong es batu juga minuman isotonik untuk menyegarkan dahaganya.

" Pakai itu untuk matamu. " Perintah Franz agar es batu yang dibawanya dapat meringankan kantung mata yang Ovin dapat itu.

" Hmm... " Kantong plastik berisi es itu ia tempelkan pada bagian kantung matanya, dengan memejamkan sepasang matanya ia benar-benar bisa merasakan sensasi dingin dari es itu sendiri.

Franz meminum air isotonik nya dan menyisakan separuhnya. " Apa harus menggunakan blazer? " Sindir Franz.

Yah Ovin sendiri memang memakai blazer sebagai pakaian kedua yang ia pakai setelah baju lengan pendeknya, alasannya juga sederhana. " Suka saja, apa tidak boleh? "

Franz sedikit kesal dengan jawaban itu, kesal dari mananya adalah kesal karena Ovin masih saja bersikap santai seperti tidak terbebani apapun.

'Kenapa aku merasa kesal sendiri melihat dia semobil denganku?' Masih serius dengan menyetirnya.

Rata-rata butuh waktu 1 setengah jam untuk sampai di rumah ibunya jika menggunakan mobil.

Karena jalanannya memang lengang ia bisa melajukan mobilnya dengan kecepatan hingga 80 Km/jam, lumayan bisa mempersingkat beberapa puluh menit.

Hanya saja sampai di menit ke 10, tiba-tiba Ovin menggunakan masker untuk menutupi hidung serta mulutnya itu.

'Ugh...seberapapun mewah mobil yang aku naiki, aku benar-benar tidak menyukai bau ac mobil.' Ovin sendiri memang sudah menyiapkannya dari awal, rasa pusingnya dan tidak enak diperut bertambah jika masuk ke dalam mobil. Yah .....bisa dibilang ia mabuk darat namun tidak sampai muntah juga.

Karena dari awal hubungan dari kedua orang ini tidak begitu akur, Ovin berusaha sendiri untuk tidak membuat masalah yang harus berurusan dengan tuan muda di sebelahnya itu.

10 menit berlalu lagi.

" ...........? "

" Zzzzzz……  "

'Apa aku supir pribadinya?' Disaat ditinggal menyetir mobil, Ovin sudah enakan tidur.

Bahkan sinar matahari yang tembus melalui kaca depan mobil tidak membuatnya bangun atau merasa terusik dengan silaunya cahaya tersebut.

_______________

" Dimana bocah ini? " Di Salah satu villa di pinggiran kota, terdapat satu perempuan paruh baya yang mondar-mandir di ruang tamu. " Apa dia mau mencoba menipuku? " Kutuk wanita ini pada anaknya sendiri.

" Ibu, villa ini terlalu jauh dari rumahnya, mungkin kakak sedang ada di jalan. " Seorang anak perempuan mencoba menenangkan hati ibunya yang kesabarannya sudah ada di ujung tanduk menunggu anaknya yang sudah lama tidak ditemui selama 1 bulan ini.

'Aih....Karan ini lama sekali, lihat ibu sudah mondar-mandir seperti setrika.' Karan adalah sebutannya untuk kakaknya sendiri, itu hanyalah singkatan yang ia buat sendiri agar terkesan mengejek.  

Benar saja, satu senyuman kecil yang penuh makna sudah terukir di bibirnya. 

'Kejutan besar menantimu Karan.' Pikirannya sudah penuh dengan kejahilan yang akan dibuatnya.

Erin, dia adalah adik Franz yang baru saja pulang dari luar negeri, ia menghabiskan masa sekolah SMP nya di prancis dan akan melanjutkan SMA nya di sekolah yang sama dengan kakaknya.

Erin termasuk perempuan jahil, hanya jahil pada anggota keluarganya sendiri terutama dengan kedua kakaknya. Seperti yang diketahui, kalau Erin termasuk anak yang ketiga dan sisanya ada dua orang kakak yang merupakan laki-laki semua. Itulah mengapa jika dirinya merasa terasingkan karena hanya dia seorang saja yang perempuan.

TIN.......TIN......

Suara klakson berbunyi menandakan orang yang ditunggu-tunggunya itu datang.

" Dia datang! " sang ibu langsung berdiri dan berjalan cepat.

Kemudian dua pintu besar itu di buka oleh salah satu pelayan yang merupakan kepala pelayan yang bertanggung jawab di vila yang dihuni ibu dan adiknya Franz.

" Selamat datang tuan dan nona besar. " Tutur si pelayan tersebut.

'Aku baru pertama kali melihat rumah sebesar ini.' Ovin pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah yang besar itu, dan sedikit celingak celinguk ke kanan dan kekiri untuk melihat villa itu sendiri yang justru terkesan sama besarnya dengan sekolah SMA yang ia tempati.

" Hahaha....anak ibu sudah pulang. " Langsung memeluk Franz dengan bahagianya. " dan.... " Sang ibu melirik ke samping belakang Franz, seorang perempuan yang berpakaian biasa, hanya saja senyuman sumringah itu mendatangi ibu Franz. Ia tidak sungkan siapa pun yang Franz bawa itu karena..

[ Aku tidak salah memilihnya. ] tuturnya di dalam hati.

" Apa kabar ibu. " Tanya Ovin dengan sedikit menunduk pada ibu Franz yang sedang memeluk anaknya itu.

'Bagus-bagus, dia menyebutku ibu.' Di balik bayangan sang ibu yang mengumbar senyuman adalah senyuman yang lagi mengembang dengan keberhasilan dirinya bisa mendapatkan menantu yang cocok dengan anaknya. 'Polos, tapi tidak terlihat seorang yang suka dengan hal sepele, juga .anak dari teman ku sendiri.'

" Bu..., kendalikan dirimu. " Bisik Erin pada ibu yang sedang berdiri melihat tingkah ibunya yang juga terkadang sedikit kekanakan.

"Erhm....maaf, silahkan kalian berdua duduk dulu. Pasti perjalanannya melelahkan. " Langsung merubah sikapnya menjadi sedikit santai agar tidak membuat kedua anak muda itu canggung. " Yoren, bawakan minuman untuk mereka. " Perintahnya pada pelayan tadi.

" Baik nyonya. " Setelah menjawab, ia bergegas pergi ke dapur untuk mengerjakan apa yang diperintahkan tuan rumah.

" Wahh....jadi ini kakak iparku? " Sekarang giliran Erin pula yang sudah mulai bertingkah. Ia berdiri tepat di sampingnya Ovin dan melirik ke kanan dan ke samping kiri. " Aku Erin adik Karan. " Mengulurkan tangan kanan untuk bersalaman, lalu Ovin membalasnya dengan berjabat tangan.

" Oktavin. "

" Sudah ku peringatkan jangan panggil dengan nama aneh. " Franz protes dengan adiknya lalu dengan sengaja mengetuk kepalanya Erin yang merupakan adik kandungnya dan usianya hanya terpaut 3 tahun darinya.

" Itu bukan nama aneh, tapi nama panggilan sayang pada kakak sendiri. Berterima kasihlah padaku Karan. " Jawab Erin dengan antusias sambil berjalan dan duduk di tengah kedua kakaknya itu.

" Sudah, jangan bertengkar lagi. Erin apa kamu tidak malu dengan kakak iparmu dengan tingkah kekanakan itu? " tegur ibu pada Erin.

" Eh..bukannya ibu yang selalu bertingkah kekanakan? Aku memang anak ibu jadi pantas jika aku bertingkah layaknya seorang anak dan sedikit kekanakan. "

Tidak anak tidak ibu, mereka bertiga memang tidak berbeda jauh dengan orang tuanya sendiri, dan karena Erin menyebut kekanakan, sekarang otaknya terngiang dengan kata-kata itu.

' Anak....anak...dan kekanakan. '

" Silahkan diminum. " Akhirnya minuman yang dibuat pelayan datang juga.

" Ini pertemuan ketiga kita kan Ovin? "

" Iya. "

" Bagaimana hubungan kalian berdua? " Pada akhirnya pertanyaan itu datang juga.

" Kami berdua baik-baik saja, tidak pernah merasa merepotkan satu sama lain. " Sela Franz dimana tangannya kini mengambil teh yang disajikan kepala pelayan.

" Aku bukan bertanya padamu, tapi Ovin . " Ditatapnya ibu pada anaknya sendiri yaitu Franz  dengan tajam, yang dari awal ia harapkan adalah jawaban dari Ovin bukannya Franz. 

Sebagai ibu ia tahu kepribadian anaknya sendiri yang lebih banyak berbohong ketimbang jujur, walau juga sering blak-blakan ketika menyangkut kehidupan pribadinya diusik orang lain.

Erin hanya menatap secara bergantian ketiga orang yang sedang bercengkrama itu. 'Kenapa kakak bisa menyukai perempuan ini? Atau ibu lah yang menyukainya?'

" Seperti yang dikatakannya, hubungan kami baik-baik saja. Tapi... karena mendadak, saya sendiri masih canggung. " Jawabnya dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

" Pfft.... " Terkikik geli mendengar jawaban yang diutarakan Ovin.

" Aku tahu, kalian berdua menikah di usia muda karena ayah Franz yang ingin melihat bocah itu bisa memiliki pendamping hidup sebelum kematiannya, dia anak bandel jika tidak dipaksa apalagi dengan tingkahnya yang suka menjengkelkan jadi mau kapan lagi? "

" Ibu! " Frans sedikit malu dan kesal.

Dirinya termasuk memang anak yang nakal tapi keberadaan ayah juga membuat dirinya mau mematuhi semua apa yang dikatakan ayahnya.

Namun siapa sangka jika permintaan terakhirnya malah harus menikah!.

Apa lagi masih SMA. 

Siapa yang bisa menolak kehendak dari permintaan ayahnya itu? Franz pun terpaksa menikah dengan gadis yang tidak ia kenali karena pertemuan pertamanya juga sekitar 5 tahun yang lalu .

'Kenapa ibu mau memilihnya! Sudah zaman modern tapi masih saja menjodohkan anaknya sendiri dengan orang lain yang bahkan aku sendiri belum tahu seluk beluk Ovin. ' pikir Franz.

Terpopuler

Comments

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

naik mobil bak aja biar gak mabuk 🤣

2023-01-29

0

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

wk wk wk. kalo kata emak di kampungku, kagak bisa jadi orang kaya..

2023-01-29

0

Anita

Anita

apa tidak ada cotton bud? hingga menggunakan jari kelingking?

2023-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 01 : PUM , Ovin & Franz
2 02 : PUM, Kemarahan Franz
3 03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4 04 : PUM , Ciuman yang salah
5 05 : PUM , Pesta
6 06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7 07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8 08 : PUM , Kejahilan Erin
9 09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10 10 : PUM : Kembali Kerumah
11 11 : PUM : Cepat
12 12 : PUM : Rahasia dia
13 13 : PUM : Opium
14 14 : PUM : Amarah
15 15 : PUM : Kegagalan
16 16 : PUM : Masa kelam
17 17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18 18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19 19 : PUM : Kelelahan
20 20 : PUM : Ujian
21 21 : PUM : Meretas
22 22 : PUM : Demam
23 23 : PUM : Bar
24 24 : PUM : Sean
25 25 : PUM : Hampir
26 26 : PUM : Kontrol
27 27 : PUM : Jerry
28 28 : PUM : Perasaan
29 29 : PUM : Kata ini
30 30 : PUM : Tidak rela?
31 31 : PUM : Perhatian
32 32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33 33 : PUM : Karena Balas budi
34 34 : PUM : Posisi
35 35 : PUM : Balas dendam?
36 36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37 37 : PUM : Pencegahan
38 38 : PUM : Jarak
39 39 : PUM : Hati ini
40 40 : PUM : Menemukan
41 41 : PUM : Jarak
42 42 : PUM : Dibawah Hujan
43 43 : PUM : Dua berduaan
44 44 : PUM : Debatan Rangsang
45 45 : PUM : Insiden
46 46 : PUM : Hilangnya akal
47 47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48 48 : PUM : Hasil dari insiden.
49 49 : PUM : Gairah bersama
50 50 : PUM : Aset
51 51 : PUM : Besama
52 52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53 53 : PUM : Jatuh
54 54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55 55 : PUM : Skandal
56 56 : PUM : Karena Ovin
57 57 : PUM : Klarifikasi
58 58 : PUM : Ovn >< Bella
59 59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60 60 : PUM : Tenggelam
61 61 : PUM : Kepanikan
62 62 : PUM : Penyelamatan
63 63 : PUM : Akhir dari Ovin
64 64 : PUM : Karena Ovin.
65 65 : PUM : Rumah sakit
66 66 : PUM : Sean menginap
67 67 : PUM : Marah
68 68 : PUM : Racau
69 69 : PUM : Rasa sakit
70 70 : PUM : Timun
71 71 : PUM : Perempuan ini
72 72 : PUM : Hantaman
73 73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74 74 : PUM : Hasutan
75 75 : PUM : Perasaan sedih ini
76 76 : PUM : Kejaran
77 77 : PUM : Vin-vin
78 78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79 79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80 80 : PUM : Istimewa
81 81 : PUM : Dipaksa berdua
82 82 : PUM : Tinggalkan
83 83 : PUM : Tanggung jawab
84 81 : PUM : Bangun
85 82 : PUM : Pikiran
86 86 : PUM : Tujuan Chade.
87 87 : PUM : Gagal total
88 88 : PUM : Ruby
89 89 : PUM : Mereka semua
90 90 : PUM : Hadiah
91 91 : PUM : Sisi lain
92 92 : PUM : Pesan.
93 93 : PUM : Misiku?
94 94 : PUM : Rencananya
95 95 : PUM : Pemberesan
96 96 : PUM : Balasan
97 97 : PUM : Butuh stimulan
98 98 : PUM : Perasaan cemburu
99 99 : PUM : Syarat 5 tahun
100 100 : PIM : Wasiat
101 101 : PUM : Egois
102 102 : PUM : Tautan perasaan
103 103 : PUM : Ingin lebih
104 104 : PUM : Keinginan
105 105 : PUM : Lemparan
106 106 : PUM : Ketahuan
107 107 : PUM : Alasan dari perasaan
108 108 : PUM : Kenyamanan
109 109 : PUM : Gagal karena ...
110 110 : PUM : Perpustakaan
111 111 : PUM : Iri
112 112 : PUM : Permintaan
113 113 : PUM : Kenapa
114 114 : PUM : Pertemuan malam
115 115 : PUM : Pikiran Frustasi
116 116 : PUM : Kesempatan
117 117 : PUM : Ratu Lebah
118 118 : PUM : Cemburu
119 119 : PUM : Milikku
120 120 : PUM : Jujur
121 121 : PUM : Malam
122 122 : PUM : Ingin
123 123 : PUM : Pakaian
124 124 : PUM : Masak.
125 125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126 126 : PUM : Rebutan
127 127 : PUM : Menuju kencan bersama
128 128 : PUM : Ungkapan Rasa
129 129 : PUM : Pergi kencan?
130 130 : PUM : Kamar
131 131 : PUM : Karena Rambut
132 132 : PUM : Perjalanan
133 133 : PUM : Pertemuan
134 134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135 135 : PUM : Berdua
136 136 : PUM : Calon Ibu
137 137 : PUM : Ayah Ibu
138 138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139 139 : PUM : Eldo
140 140 : PUM : Meleset
141 141 : PUM : Kejar di kejar
142 142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143 143 : PUM : Kendali
144 144 : PUM : Tujuan lain.
145 145 : PUM : Pelukan & Bintang
146 146 : PUM : Awal Liburan
147 147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148 148 : PUM : Ovin di ...
149 149 : PUM : Franz Panik
150 150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151 151 : PUM : Ketahuan?
152 Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153 PUM S2
154 Prolog PUM S2
155 PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156 PUM : Perasaan
157 PUM : Tuan Owl
158 PUM : Si Misterius
159 PUM Nafas
160 Dalang Pembuat Cemburu
161 PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162 PUM : Cemburu
163 PUM : Mencoreng wajah sendiri
164 PUM : Abelson
165 PUM : Debat
166 PUM : Foto
167 PUM : Amarahnya
168 PUM : Ciuman yang tidak berkah
169 PUM : Kepergian
170 PUM : Kepergian 2
171 PUM : Hutang
172 PUM : Keluarga
173 PUM : Rusuh
174 PUM : Tangisan
175 PUM : Berandai
176 PUM : Oktavin
177 PUM : Perwakilan
178 Pum : Kecelakaan Tunggal
179 PUM : Semakin Panas
180 PUM : Air Cinta?
181 Tilangan Cinta
182 PUM : Tumbang
183 PUM : Jerry
184 PUM : Penculikkan
185 PUM : Calluella
186 PUM : Melepaskan Ikatan
187 PUM : Curhatan
188 PUM : Peti Mati
189 PUM : Misi Bersama
190 PUM : Pertemuan Sejoli
191 PUM : Hidup Berdua
192 PUM : Tamu
193 PUM : Bergilir
194 PUM : Ethan
195 PUM : Selingkuh
196 PUM : Tawaran Cerai
197 PUM : Sendok Perak
198 PUM : Penyusup
199 PUM : Iblis
200 PUM : Gawat Darurat
201 PUM : Aliansi Pernikahan
202 Kesempatan Janda Muda
203 Keinginan Membunuhnya
204 Serobot
Episodes

Updated 204 Episodes

1
01 : PUM , Ovin & Franz
2
02 : PUM, Kemarahan Franz
3
03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4
04 : PUM , Ciuman yang salah
5
05 : PUM , Pesta
6
06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7
07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8
08 : PUM , Kejahilan Erin
9
09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10
10 : PUM : Kembali Kerumah
11
11 : PUM : Cepat
12
12 : PUM : Rahasia dia
13
13 : PUM : Opium
14
14 : PUM : Amarah
15
15 : PUM : Kegagalan
16
16 : PUM : Masa kelam
17
17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18
18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19
19 : PUM : Kelelahan
20
20 : PUM : Ujian
21
21 : PUM : Meretas
22
22 : PUM : Demam
23
23 : PUM : Bar
24
24 : PUM : Sean
25
25 : PUM : Hampir
26
26 : PUM : Kontrol
27
27 : PUM : Jerry
28
28 : PUM : Perasaan
29
29 : PUM : Kata ini
30
30 : PUM : Tidak rela?
31
31 : PUM : Perhatian
32
32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33
33 : PUM : Karena Balas budi
34
34 : PUM : Posisi
35
35 : PUM : Balas dendam?
36
36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37
37 : PUM : Pencegahan
38
38 : PUM : Jarak
39
39 : PUM : Hati ini
40
40 : PUM : Menemukan
41
41 : PUM : Jarak
42
42 : PUM : Dibawah Hujan
43
43 : PUM : Dua berduaan
44
44 : PUM : Debatan Rangsang
45
45 : PUM : Insiden
46
46 : PUM : Hilangnya akal
47
47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48
48 : PUM : Hasil dari insiden.
49
49 : PUM : Gairah bersama
50
50 : PUM : Aset
51
51 : PUM : Besama
52
52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53
53 : PUM : Jatuh
54
54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55
55 : PUM : Skandal
56
56 : PUM : Karena Ovin
57
57 : PUM : Klarifikasi
58
58 : PUM : Ovn >< Bella
59
59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60
60 : PUM : Tenggelam
61
61 : PUM : Kepanikan
62
62 : PUM : Penyelamatan
63
63 : PUM : Akhir dari Ovin
64
64 : PUM : Karena Ovin.
65
65 : PUM : Rumah sakit
66
66 : PUM : Sean menginap
67
67 : PUM : Marah
68
68 : PUM : Racau
69
69 : PUM : Rasa sakit
70
70 : PUM : Timun
71
71 : PUM : Perempuan ini
72
72 : PUM : Hantaman
73
73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74
74 : PUM : Hasutan
75
75 : PUM : Perasaan sedih ini
76
76 : PUM : Kejaran
77
77 : PUM : Vin-vin
78
78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79
79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80
80 : PUM : Istimewa
81
81 : PUM : Dipaksa berdua
82
82 : PUM : Tinggalkan
83
83 : PUM : Tanggung jawab
84
81 : PUM : Bangun
85
82 : PUM : Pikiran
86
86 : PUM : Tujuan Chade.
87
87 : PUM : Gagal total
88
88 : PUM : Ruby
89
89 : PUM : Mereka semua
90
90 : PUM : Hadiah
91
91 : PUM : Sisi lain
92
92 : PUM : Pesan.
93
93 : PUM : Misiku?
94
94 : PUM : Rencananya
95
95 : PUM : Pemberesan
96
96 : PUM : Balasan
97
97 : PUM : Butuh stimulan
98
98 : PUM : Perasaan cemburu
99
99 : PUM : Syarat 5 tahun
100
100 : PIM : Wasiat
101
101 : PUM : Egois
102
102 : PUM : Tautan perasaan
103
103 : PUM : Ingin lebih
104
104 : PUM : Keinginan
105
105 : PUM : Lemparan
106
106 : PUM : Ketahuan
107
107 : PUM : Alasan dari perasaan
108
108 : PUM : Kenyamanan
109
109 : PUM : Gagal karena ...
110
110 : PUM : Perpustakaan
111
111 : PUM : Iri
112
112 : PUM : Permintaan
113
113 : PUM : Kenapa
114
114 : PUM : Pertemuan malam
115
115 : PUM : Pikiran Frustasi
116
116 : PUM : Kesempatan
117
117 : PUM : Ratu Lebah
118
118 : PUM : Cemburu
119
119 : PUM : Milikku
120
120 : PUM : Jujur
121
121 : PUM : Malam
122
122 : PUM : Ingin
123
123 : PUM : Pakaian
124
124 : PUM : Masak.
125
125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126
126 : PUM : Rebutan
127
127 : PUM : Menuju kencan bersama
128
128 : PUM : Ungkapan Rasa
129
129 : PUM : Pergi kencan?
130
130 : PUM : Kamar
131
131 : PUM : Karena Rambut
132
132 : PUM : Perjalanan
133
133 : PUM : Pertemuan
134
134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135
135 : PUM : Berdua
136
136 : PUM : Calon Ibu
137
137 : PUM : Ayah Ibu
138
138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139
139 : PUM : Eldo
140
140 : PUM : Meleset
141
141 : PUM : Kejar di kejar
142
142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143
143 : PUM : Kendali
144
144 : PUM : Tujuan lain.
145
145 : PUM : Pelukan & Bintang
146
146 : PUM : Awal Liburan
147
147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148
148 : PUM : Ovin di ...
149
149 : PUM : Franz Panik
150
150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151
151 : PUM : Ketahuan?
152
Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153
PUM S2
154
Prolog PUM S2
155
PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156
PUM : Perasaan
157
PUM : Tuan Owl
158
PUM : Si Misterius
159
PUM Nafas
160
Dalang Pembuat Cemburu
161
PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162
PUM : Cemburu
163
PUM : Mencoreng wajah sendiri
164
PUM : Abelson
165
PUM : Debat
166
PUM : Foto
167
PUM : Amarahnya
168
PUM : Ciuman yang tidak berkah
169
PUM : Kepergian
170
PUM : Kepergian 2
171
PUM : Hutang
172
PUM : Keluarga
173
PUM : Rusuh
174
PUM : Tangisan
175
PUM : Berandai
176
PUM : Oktavin
177
PUM : Perwakilan
178
Pum : Kecelakaan Tunggal
179
PUM : Semakin Panas
180
PUM : Air Cinta?
181
Tilangan Cinta
182
PUM : Tumbang
183
PUM : Jerry
184
PUM : Penculikkan
185
PUM : Calluella
186
PUM : Melepaskan Ikatan
187
PUM : Curhatan
188
PUM : Peti Mati
189
PUM : Misi Bersama
190
PUM : Pertemuan Sejoli
191
PUM : Hidup Berdua
192
PUM : Tamu
193
PUM : Bergilir
194
PUM : Ethan
195
PUM : Selingkuh
196
PUM : Tawaran Cerai
197
PUM : Sendok Perak
198
PUM : Penyusup
199
PUM : Iblis
200
PUM : Gawat Darurat
201
PUM : Aliansi Pernikahan
202
Kesempatan Janda Muda
203
Keinginan Membunuhnya
204
Serobot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!