Hidup sendiri maupun bersama seseorang rasanya sama saja.
Jika dari awal memang dilatih untuk hidup mandiri dan penuh dengan kesendirian, maka seorang dua orang di samping tidak akan mengubah dirinya.
Seberapa tinggi dinding yang kamu buat, jika sudah mengenal arti cinta maka dinding itu perlahan akan runtuh juga.
Sama hal nya, seberapapun pintar atau jenius orang itu maka akan dibuat bodoh jika hatinya sudah mulai terbuka untuk seseorang.
Itulah arti cinta yang banyak membuat orang menjadi bodoh demi mendapatkan perhatian yang ingin dia miliki, ataupun melindungi seseorang yang sangat disayanginya.
__________
Di halaman belakang sekolah terdapat pohon besar yang rindang, siapapun merasakan sejuk jika duduk di bawahnya.
Angin sepoi lantas mengisi keheningan sesaat di antara Bella dan Franz yang tengah duduk sembari menonton murid lain tengah olahraga.
" Franz aku ingin tahu jawabanmu. Aku tahu kamu orang yang playboy, tapi apa aku benar-benar ada di hatimu? " Tanya Bella.
" Kenapa tanya itu? " Akhirnya Franz pun terpancing dengan topik yang sedang dibahas oleh Bella saat ini.
" Jika mencintaiku kenapa kemarin kamu malah mencium perempuan itu? " Bella masih mengingat jelas kejadian kemarin. Dia tidak akan pernah melupakannya sedikitpun.
Franz menghela nafasnya dengan kasar.
" Ini hanya kesalahan, jangan marah lagi. " Dengan tangan kanan menyibak rambutnya sendiri ke belakang.
" Kesalahan? Padahal aku juga ingin memiliki kesan yang bagus saat kau bisa menciumku, tapi justru aku diperlihatkan hal yang tidak ingin aku lihat. " Bella menggerutu tidak puas hati..
" Bagaimana caranya agar kamu memaafkanku? "
Bella sedikit mendekatkan wajahnya.
CUP........
Bella menempelkan bibirnya ke bibir Franz.
Untuk sesaat Franz seperti sedang berpikir dua kali, dan akhirnya ia lebih memilih untuk melanjutkannya.
Kedua tangannya memegang kepala Bella dan keduanya saling menikmati satu sama lain.
Angin siang itu seperti membawa kehangatan yang lebih.
" Hahh....., cukup agresif, tapi ciuman saja tidaklah cukup. " Tutur Bella saat sudah melepaskan ciumannya.
'Apa ini halusinasiku saja? Ini ciuman keduaku tapi kenapa ciuman ini memiliki sensasi berbeda saat aku mencium perempuan itu?' Mengalihkan segala pikirannya, Franz kembari berkata: " Besok Rosly temanku mengadakan pesta ulang tahun.- "
" Oh....Rosly berniard? Dia juga mengundangku. " Bella pun sebenarnya diundang, tapi niat awalnya memang tidak datang.
" Kebetulan sekali, jika kamu mau kita datang bersama dan aku akan menjemputmu. " Lanjut Franz sambil menyibak rambut bella yang menghalangi matanya itu.
Tapi tidak disangka kalau Franz sendiri diundang dan malah menawarkan untuk datang bersama.
Tentu hal ini tidak bisa diabaikan, dan menjadi langkah awal Bella agar bisa bersama dengan Franz.
" Baiklah, aku akan menantikan kedatanganmu hari itu. " Jawab Bella sembari tersenyum manis. " 2 menit lagi masuk kelas, aku pergi dulu. "
Akhirnya Franz bisa mendekati Bella yang sudah ia sukai sejak awal masuk SMA, suatu keberuntungan. Setelah di tinggal Bella, tidak sengaja Franz menemukan satu orang yang dibencinya sedang duduk jauh di sebelahnya.
" Apa kau seorang penguntit?! " Tanya Franz dengan nada sedikit tinggi.
"..........."
" Hei! Dengar tidak?! "
Karena tidak kunjung direspon, Franz berjalan mendekat ke satu pohon lainnya dimana satu orang itu masih duduk dengan menatap orang-orang yang berlalu lalang, kemudian saat yang pas sekali si Ovin saat akan melepaskan kacamatanya, Franz langsung menariknya tangannya itu agar Ovin berdiri.
" Aku tidak tahu tipu muslihat apa yang kau buat untuk menghasut semua orang sampai menyukaimu. Tapi tidak denganku!, sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerimamu dalam hidupku! " Ucap Franz dengan nada rendah yang menandakan sedang kesal.
" Dimanapun aku berada, rupamu yang menyebalkan itu pasti terlihat juga olehku. Aku benar-benar berharap kau menghilang dari sini. " Sambungnya lagi.
" Itukah yang kau inginkan? " Tanya Ovin balik kepada Franz.
TES....TES....TES......
Air mata sakit?
Bukan karena sakit hati atas ucapan Franz, tapi sakit dari tangan yang dideritanya sekarang ini.
" Jangan menangis! Aku sangat membenci perempuan cengeng sepertimu! " Franz melepas cengkramannya sambil menolak tubuh Ovin ke belakang hingga Ovin hendak terjatuh.
Tidak ada kata rasa kasihan, iba atau pun bersalah, di mata Franz hanya ada rasa benci.
Kebencian yang timbul karena merasa dijadikan alat sebagai batu loncatan.
Franz pun mengabaikan orang yang sudah ia dorong, dan meninggalkannya pergi begitu saja tanpa mengerti perasaan yang sebenarnya dirasakan Ovin sendiri.
_________________
Sabtu malam 19:00
'Aku tidak memiliki perasaan apapun, lalu disini sangat berisik.' Benak hati Ovin sambil minum jus jeruk hasil hidangan dari pesta yang sedang didatanginya.
Entah emang takdir atau apa, Ovin selalu dipertemukan oleh tuan muda Franz yang garang, dan hanya garang terhadap dirinya.
Baru memikirkannya orangnya memang betulan datang bersama Bella.
" Anda orang yang waktu itu kan? " Tanya satu wanita yang tiba-tiba datang menghampiri Ovin.
" Apa kita pernah bertemu sebelumnya? " Tanya Ovin pada satu wanita itu.
Wanita cantik, walaupun memakai gaun tanpa hiasan atau pernak-pernik dan rambut hitam yang digerai namun hanya memakai satu jepit rambut, aura kecantikannya saja sudah terasa.
" Iya, walaupun waktu itu malam hari, tapi saya tetap melihat wajah anda dengan jelas. " Jawab wanita ini dengan percaya diri.
" Memangnya apa yang saya lakukan? " Ovin minum jusnya dan mendengarkan cerita yang akan diceritakan wanita tersebut.
" Saya jenifa. Satu minggu lalu anda menyelamatkan saya dari preman jalanan. Saat itu saya mabuk berat sampai tidak bisa nyetir mobil untuk pulang, saat mau minta bantuan teman untuk menjemputku pulang, 4 preman menghadang saya, dan andalah yang menyelamatkan saya dari gangguan mereka bahkan sampai mengantar saya kembali kerumah. “ Jelas wanita ini dengan panjang lebar.
" Begitu ya? Terlalu banyak yang harus aku ingat, jadi tentang cerita anda saya sedikit melupakannya. Apa anda perlu bantuan yang lain? " Ovin justru menawarkan bantuannya lagi kepada wanita ini.
" Sebagai ucapan terima kasih, apa anda menerima tawaran saya untuk makan bersama dirumah saya? " Jenifa akan merasa terhormat jika permintaan terima kasihnya bisa di terima nya, walau memang tidak seberapa tapi bertemu berdua dan makan bersama juga bukan ide yang buruk.
" Kapan? "
" Saya akan menghubungi anda, jadi kalau bisa kita tukar nomor ya? "
'Dia terlihat senang. Apa sebaiknya aku turuti saja?' Ovin pun memberikan nomor teleponnya sekaligus namanya pada jenifa, setelah jenifa memasukkan nomor dia pun chat pada nomor Ovin agar bisa di save balik.
Tring.......
" Akan saya simpan. " Menatap jam pintarnya sendiri, di layar LCD nya terdapat chat yang masuk.
" Wahh.....apa anda tidak membawa ponsel? " Terheran karena jarang juga orang yang memakai jam tangan seperti yang digunakan Ovin.
" Bawa. Tapi karena gaunku tidak ada saku, lebih mudah pakai ini. “
" Ahaha....kalau begitu kita ketemu lain waktu. " Lalu jenifa pun nimbrung berkumpul dengan temannya yang lain.
di sisi lain.
'Kenapa dia juga disini?' Franz melirik ke sudut lain, dimana Ovin sedang bercengkrama dengan satu orang sebelum akhirnya orang itu pergi meninggalkan Ovin sendiri.
Kemudian datang satu orang pelayan laki-laki menghampiri Ovin dan sama-sama bercengkrama lagi.
" Mau tambah minumnya lagi, nona? "
" Jadi ini kerja sambilanmu Wildan? " Jawab Ovin pada pelayan yang ada di depannya.
" Ahhah...tentu, lumayan tambah pesangon, sekaligus menyelinap. " Tutur Wildan yang diakhiri dengan nada berbisik.
" Apa yang kau maksud? "
" Kamu tahu sendiri, aku menyukai Rosly. Hitung-hitung sekali dayung dua pulau terlampaui. " Bisik Wildan sekali lagi.
" Pelayan! Aku tambah minumannya! " Seru satu orang tamu undangan.
" Aku pergi dulu. " Wildan pun pergi mengantarkan minuman baru untuk tamu undangan yang lain.
'Ovin terlalu tidak peka dan mudah menjadi bahan omongan orang lain. Bahkan dia tidak sadar jika aku memperhatikanmu sedari tadi dari sini.' Benak hati Rosly.
Ovin terlihat bengong lalu hendak minum lagi, tapi ketika sudah menempelkannya di bibir barulah sadar kalau gelasnya sudah kosong dan lupa tidak diisi lagi.
" Baiklah, terima kasih pada semua tamu undangan yang hadir di malam yang penuh dengan kemeriahan. Nona Rosly di umurnya yang menginjak 18 tahun akhirnya untuk kedua kalinya bisa menyempatkan waktunya yang sibuk demi mengadakan pesta ulang tahunnya di tahun ini. Jarang sekali bukan? Kita sambut Nona Rosly Berniard silahkan beri tepuk tangannya! " Ucap pembawa acara di pesta ulang tahun Rosly.
Semua orang bertepuk tangan, kehangatan akan acara yang meriah itu.
Rosly yang merupakan putri kedua dari keluarga Berniard, keluarga pengusaha terkenal di bidang entertainment.
Boleh dibilang dia anak dari seorang CEO, jadi banyak yang mengetahui siapa Rosly.
Hanya saja Rosly ini tidak terlalu sombong dalam hal kekayaan,
kalau dibilang sibuk itu hanyalah dalih saja untuk menutupi dirinya yang kurang suka dengan keributan seperti sekarang ini.
Rosly mengadakan pesta ulang tahunnya untuk kedua kalinya setelah sembilan tahun berlalu.
" Saya Rosly, terima kasih pada semua teman-teman yang bersedia hadir di pesta ulang tahunku. Ini pesta keduaku setelah sembilan tahun yang lalu, lama juga yah? Tapi sembilan tahun kemudian kita bisa berkumpul seperti dulu lagi disini. "
" Wahh....dengar? Sesuai dugaan kita ini perayaan kedua beliau. Nona Rosly! pasti banyak yang bertanya-tanya kenapa tidak mengadakan pesta setiap tahunnya? "
" Itu...sepele sih, sembilan tahun sekali saja bagi saya rasanya sudah cukup. Bukannya pelit, tapi saya tidak terlalu suka mengadakan pesta karena terlalu membosankan. "
" Ahahaha.....beliau memang berbeda dari orang lain yah, biasanya kita lebih suka kalau tiap tahun banyak orang yang mengingat ulang tahunnya sendiri dan memeriahkannya dengan mengadakan pesta. Tapi.....sepertinya kalian ingin langsung ke acara utamanya, kita persilahkan kue ulang tahun yang tinggi ini! " Kue ulang tahun berhiaskan krim berbentuk bunga biru yang cukup menawan pun masuk kedalam ruangan di dorong oleh chef yang mendesain roti ulang tahun itu sendiri.
Acaranya bisa di bilang meriah, banyak orang menikmati jamuan makan malam itu.
Setelah acara pemotongan kue, Rosly membagikan kuenya untuk beberapa orang.
Termasuk Franz, Bella, Merli, Rika, Jordy, dan Ovin.
'Apa? Ovin pun juga diberi kue dari Rosly secara langsung? Apa hubungan dari kedua orang itu? ' Merli juga tidak tahu kalau ternyata Ovin ikut dalam jamuan pesta ulang tahun Rosly, dengan pemikirannya yang pendek Merli mendapatkan satu ide.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Franz tega banget ngga punya rasa iba dan kasihan sama Ovin
2023-01-31
1
THIRTEEN
Pinter juga Wildan ini
2023-01-31
1
Ao_Ni
Cinta membutakan segalanya
2023-01-31
1