Peluit tanda istirahat diberikan oleh wasit. Semua pemain beristirahat sejenak untuk sekedar duduk, minum, atau mendiskusikan strategi selanjutnya.
" Franz! "
Dengan percaya diri yang tinggi, Franz yang mendengar namanya dipanggil dari kalangan perempuan langsung menoleh sambil melambaikan tangan walaupun salah satu tangannya sedang mengelap keringat yang bercucuran di wajah leher serta lengannya.
" KYAAAA......Dia melambaikan tangan dengan senyumannya ke arah kita! "
" Ahh...hatiku jadi meleleh. "
Semua orang berbunga-bunga mendapatkan pandangan dari Franz yang spektakuler selagi tampan dan mempesona.
" Kak Jordy bukannya ketua Osis? " Tanya Lutvi.
" Iya, biasanya dia tidak ikut pertandingan basket, tapi kali ini...dia mungkin salah makan obat. Dia orang yang lebih suka duduk memerintah, dan malas membuang tenaga seperti ini. " Jelas Ovin.
" Kalau orang disana? " Lutvi menunjuk orang yang dari tadi menjadi pusat perhatian para kalangan perempuan.
" Dia sebaliknya, lebih suka membuang tenaga sekaligus uang ketimbang otaknya hanya untuk kesenangannya sendiri. " Tanpa ekspresi apapun, Ovin memberikan sindiran kepada Franz.
' Siapa orang yang ada di sebelahnya? beberapa hari lalu digendong dengan pria, kini dia bersama siapa lagi?' Pikir Franz, yang tidak sengaja melihat dua orang tepat di tempat duduk paling atas yang dimana salah satunya adalah orang yang Franz kenali, siapa kalau bukan Ovin yang saat ini sedang berbicara mesra dengan laki-laki lain di sebelahnya.
" Tapi ngomong-ngomong, kakak kenapa setiap aku bertanya kakak selalu melihat wajahku? " Walau ragu untuk ditanyakan, tapi Lutvi merasa canggung jika kakak kelasnya sendiri menatap wajahnya langsung.
" Apa itu mengganggumu? " Tanya Ovin, lalu memutar tutup botolnya lagi untuk meminum isi minumannya sebelum ditutup kembali.
" Tentu saja! mereka kira kita ada apa-apa. " Senyum paksa Lutvi tunjukkan.
Dengan sadar, Lutvi merasa ada satu lambaian dari orang yang tadi ditanyakan, yaitu Franz.
Franz seperti sedang memberikan sebuah kode kepada seseorang.
" Air? apa dia kekurangan air? " Tanya Ovin pada dirinya sendiri.
Franz terus mengumbar senyuman mematikan membuat semua orang merasa tak tahan dan ingin menggigit bibir manis Franz yang membuat hati semua wanita meleleh.
Tiba-tiba Ovin yang kebetulan duduk di kursi bagian belakang sendiri, berdiri dan langsung melemparkan minumannya tadi ke arah lapangan.
Satu lemparan tepat sasaran ke arah Franz. Itu sebuah botol air yang tadi dilempar Ovin dari atas ke Franz yang ada di bawah.
Tentu saja seketika para penonton langsung menoleh ke belakang dengan tatapan tidak suka.
" OVIN! KENAPA KAMU MALAH MELEMPAR BOTOL BEKAS AIR MINUM KAMU PADA TUAN MUDA FRANZ?! " Marah salah satu orang di antara puluhan orang atau ratusan orang yang hadir.
" DASAR WANITA TIDAK TAHU MALU! "
" Akan aku beri pelajaran nanti. "
" Ya betul! “
Suasana di dalam gedung menjadi tegang bagai hendak berperang di medan pertempuran.
" Sebaiknya kita pergi dari sini. " Pinta Lutvi karena merasakan hawa membunuh yang begitu banyak.
"............." Tangan Ovin kembali ditarik Lutvi menuju pintu keluar, dan ia pun hanya mengikutinya saja.
Beberapa detik kemudian setelah sampai di luar.
" Mereka....mereka akan lebih membencimu. " Lutvi khawatir pada Ovin setelah kejadian ini pasti akan lebih banyak orang yang membencinya.
" Apa yang kamu katakan tadi? " Sempat terbengong jadi tidak tahu apa yang dikatakan Lutvi tadi padanya.
" Hah? aku bilang kakak akan lebih banyak dibenci orang. " Kembali menjelaskan.
" Ah...maaf, aku tidak mendengarmu. " memberikan kode dengan jari telunjuk menunjuk ke telinga. " Tapi bagiku itu tidak masalah. Untuk jawaban yang tadi kenapa aku menatap wajahmu saat kali kau berbicara itu alasannya aku memakai Headset ini. " Tangannya melepaskan headset nirkabel yang di pasang di kedua telinganya.
" Mendengarkan musik? "
" Tentu saja. Lagi pula mereka yang berisik dengan gosipan mereka, aku sengaja menggunakan headset ini khusus agar aku tidak bisa mendengar berbagai bualan mereka, termasuk dirimu tadi. Aku hanya membaca gerak bibir lawan bicaraku. " Itulah alasannya, entah apa caci maki yang mereka lontarkan sepenuhnya dirinya tidak akan bisa mendengarnya, itu jauh lebih baik untuk dirinya.
_____________
" Kau memang gila, dia pasti menjadi bulan-bulanan fans mu. "
" Apa peduliku? " Franz kembali memakai seragam sekolah setelah mandi.
" Kau benar-benar suka menjadi pengacau untuk orang lain yah. Apa ini salah satu balas dendam kamu padanya?
Apapun itu, sepertinya dia dua hari lalu masuk asrama, hari libur gitu dia datang ke asrama, beneran dia memang suka penyendiri.
Dari luar kelihatan kalem, bisa bicara jika ada yang ngajak bicara. Tapi aku kira dia memakai kacamata dia termasuk orang pintar, biasanya kan begitu jika nilainya tinggi di tiap ulangan, tapi dia hanya mendapat separuh saja. "
" Kamu banyak oceh juga yah, kalau bicara lagi tentangnya akan aku jahit mulutmu itu. " Ancam Franz pada teman anggota basket.
" Aku tinggal dulu. " Merasa diancam walaupun sekedar candaan tapi lebih baik menghindar dulu.
'Aku kira dia orang pintar, tiap tengah malam saja masih belajar. Kenapa aku jadi memikirkan perempuan itu? ] Franz mengacak rambutnya sendiri bagai orang yang sedang frustasi.
______________
" Eh....sudah tahu rencana kita kan? " bisik Merli pada beberapa orang temannya.
" Ya..... " Lalu ketiga orang ini langsung pergi untuk bersembunyi.
' Kenapa justru aku yang harus mengembalikan semua bola voli ini? ' Pikir Ovin, dimana sekarang di tangannya sedang membawa satu karung berisi bola Voli yang hendak ia kembalikan ke ruang alat olahraga.
Padahal di antara dirinya, masih ada 4 orang lain lagi yang menjadi tugas piket hari ini, hanya saja keempat orang itu melimpahkan tugasnya ke Ovin setelah guru olahraga pergi.
Setelah sesampainya di ruang alat, dia membuka pintunya dan masuk sekali dengan karung yang dibawa lalu ia meletakkannya di dalam kotak yang ada.
BRAKKK.........
Pintunya tiba-tiba saja tertutup dan dari luar terdengar dengan jelas ada orang yang sedang menguncinya.
" Hei! didalam masih ada orang! " seru Ovin.
Hanya saja tidak ada jawaban, yang berarti kemungkinan besar adalah hal ini sangat disengaja.
'Aku tidak bawa Hp, dan ruangannya gelap.' Ovin mulai mencari-cari saklar lampu dengan meraba dinding di sekitarnya.
Setelah beberapa waktu ia menemukannya dan bisa meneranginya disaat terkurung di situ.
" Apa ada orang di luar?! " Ovin mencoba menggedor gedor pintu dengan keras, agar mencari perhatian orang diluar yang mungkin saja bisa dimintai pertolongan.
Tapi hasilnya nihil sebab lokasinya yang dimana jarang ada orang lewat, maka ia menggunakan plan B, yaitu mencari jendela yang ada.
di sisi lain.
" Hoamh.....hari ini pulang lebih awal, aku bahagia“
" Mengutarakan kebahagiaan di atas penderitaan orang lain. " Gerutu Sean, setelah mendengar pernyataan dari temannya itu.
" Kebanyakan orang juga memang begitu, apa masalahnya? "
" Yah...itu akan menjadi masalah jika orang itu mendengarnya langsung dari mulutmu. " Tiba-tiba Sean sadar akan satu hal. Sean melihat seseorang sedang keluar dari jendela kecil khusus ruang penyimpan alat olahraga. " KIra-kira apa dia maling? " Sean memberikan petunjuk dengan jari tangannya.
Franz menoleh ke arah dimana Sean menunjukkan suatu yang dia lihat. " Tentu kita harus menangkapnya kan? "
" Kau tertarik menjadi pahlawan? kalau begitu ayo. " Ucap Sean.
Kedua orang ini pun menghampiri satu orang yang sedang kesusahan untuk keluar dari jendela yang hanya berukuran pas-pasan.
Tepat di bawah kakinya itu terdapat tanaman bunga mawar, jadi akan sedikit susah untuk menghindarinya.
'Siang bolong seperti ini mana mungkin ada maling.' Pikir Franz sambil berjalan memimpin Sean, lalu ketika orang itu sudah hampir keluar, Franz berlari sedikit cepat.
BRUK........
Ovin mendarat setelah sedikit ancang-ancang melompat ke belakang untuk menghindari bunga mawar yang penuh duri itu.
Namun kakinya yang tepat berada di sisi selokan membuat dirinya kehilangan ke seimbangan dan hendak jatuh ke depan alias akan menerjang semua bunga mawar itu.
“ Gawat. “ Bisik Ovin.
GREP.........
Seseorang langsung menangkapnya, sebelum tubuh Ovin benar-benar menerjang tanaman mawar itu.
".................! " Ovin melirik ke bawah, yah lebih tepatnya kedua tangan itu sedang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh, hanya saja ada yang salah di sini.
'Kenapa empuk? ' Pikir Franz saat tangannya tidak sengaja merasakan keempukan yang belum pernah dia rasakan selama ini.
Sean yang juga berada dilokasi tersebut juga tidak menyangka akan melihat kejadian tak terduga itu.
" Ehem! " Karena suasananya canggung begitu, Sean akhirnya sengaja berdehem untuk menyadarkan mereka berdua.
Buru-buru keduanya menjauh dan diakhiri perpisahan Ovin yang pergi ke dalam gedung sekolah balik tanpa sepatah kata apapun.
" Oi, apa yang kau lakukan padanya? bagaimana perasaanmu? " Tanya Sean dengan nada menggoda, setelah melihat kejadian paling langka.
"................." Tapi Franz hanya lebih memilih diam ketimbang menjawab pertanyaan temannya itu lalu ia memutar tubuhnya dan berjalan ke tempat parkir mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Mommy QieS
OMG so sweet nya😍😍
2023-10-24
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Ovin kamu ketahuan lagi sedang mengobrol sama pria lain oleh Franz
2023-01-31
1
THIRTEEN
Sheeeshh! Kull bet
2023-01-31
1