Pernikahan Usia Muda

Pernikahan Usia Muda

01 : PUM , Ovin & Franz

...Pernikahan Usia Muda...

SMA Clarylt, dengan seragam hitam dan bawahan berwarna cream, semua siswanya bisa sekolah dan mendapat Fasilitas asrama yang juga sudah disediakan sekolah.

Franz seorang konglomerat generasi ke 4 adalah pria idaman bagi semua wanita, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan dengan uangnya.

Itu adalah nama aslinya jika tidak menggunakan nama belakangnya yang merupakan keturunan dari keluarga terpandang dengan marga Eshter.

Hanya saja setiap harinya ia selalu pergi dengan wanita.

Setiap jam pulang dia akan pergi kemanapun yang dia mau sebagai penghibur diri bersama wanita cantik. Setelah urusannya selesai, tengah malam dia baru pulang kerumah dan disambut dengan makanan yang sudah tersedia di meja makan.

'Padahal aku sudah bilang untuk jangan masak. Apa dia tidak mengerti juga?' Pikir Franz, lalu kemudian berteriak keras. "Ovin! sudah aku katakan jangan masak untukku! Aku tidak akan memakannya dan tidak akan pernah aku sentuh!" seru Franz.

".........." Namun tidak ada sahutan sama sekali dari si empu.

Di tengah malam Franz biasanya menemukan Ovin masih begadang dan belum tidur. 

Tapi tidak dengan hari ini.

Jadi dia merasa aneh dengan suasana yang biasanya ada menjadi tidak ada.

Franz mencoba mencari keberadaan anak itu dimana, dan ternyata rupanya ada di dalam kamar. 

"Tidak biasanya jam segini tidur, sudahlah aku juga sudah lelah." Gumam Franz sambil menutup kembali pintu kamar yang ditempati Ovin.

____________

Di pagi itu seperti biasanya sarapan pagi sudah tertata rapi di atas meja makan, sedangkan orang yang memasaknya sudah menghilang dari rumah tanpa meninggalkan jejak kecuali sarapan itu sendiri.

Ovin sudah berangkat ke sekolah terlebih dahulu.

Oktavin yang biasa di panggil Ovin adalah murid kelas tiga SMA, alias murid pindahan yang belum lama pindah ke SMA Clarity.

Dan tentu saja ada alasan dibalik kepindahannya yang cukup mendadak, sebab Ovin masuk di semester kedua persis.

"Pagi sekali kamu? Apa kamu berangkat sendirian?" Tanya pak satpam, tepat sesaat satpam ini membuka pintu gerbang.

"Iya, sudah biasa." jawab Ovin. 'Dan harus terbiasa.' Antara ucapan dan hatinya benar-benar bertolak belakang.

Bisa di bilang di sekolahnya yang baru, hanya ada 3 orang yang selalu baik padanya. Satpam, petugas penjaga perpus, dan ibu kantin.

Bisa dihitung dengan jari, karena selain mereka bertiga adalah orang yang tidak peduli atau sebagiannya adalah orang yang penuh dengan kedengkian. 

Di sekolah, 85% siswa perempuan adalah penggemar berat Franz, dimanapun dia berada maka disitulah fans fanatiknya mengerumuninya.

Bunga sekolah disini adalah Bella, terkenal cantik, baik, anggun, dan penuh dengan kharisma, auranya saja sudah mengatakan

'Terima kasih sudah menjadi temanku.'

Tapi di balik kecantikan dan lemah lembutnya pasti ada satu hal yang jarang orang lain bisa menebaknya apa itu.

'Apa aku pengguna indera ke 6? Aku bisa merasakan aura mereka yang sangat berbeda-beda.' Membuat candaan pada dirinya sendiri yang penuh kesepian akan orang yang selalu memusuhinya. "Hah...sudahlah, aku tidak tertarik dengan semacam itu." Gumam Alinda.

Satu bulan sejak kepindahannya, berbagai macam masalah selalu mendatanginya, dari meja yang dicoret-coret dengan spidol atau pulpen, laci mejanya yang sudah ditemui sebagai tempat sampah, karena disertai sampah juga, serta locker pribadi yang pastinya juga ada orang iseng yang mencoba membuatnya berantakan.

Dan kali ini adalah yang lebih parah dari sebelumnya.

"Kaos kaki bau yang sengaja ditaruh di dalam Locker ku." Gerutu Ovin, melihat bagaimana kotornya Locker pribadinya, seperti tidak pernah dibuka selama berabad-abad karena didalamnya ada barang sampah, yang cukup membuat orang yang melintas langsung ingin muntah.

"Hahaha.....orang miskin ya tetap miskin. Sampai kaos kaki bau saja tetap di simpan di Locker sendiri. Ah~ baunya sampai kesini, cepat kita pergi sebelum baunya menular ke kita."

"Bener juga, kita pergi. Aku sudah tidak kuat dengan aromanya."

Orang yang berlalu lalang lantas menutup hidungnya sendiri dan sengaja menghindari asal dimana bau itu, sekalipun ada orangnya.

"Huek...." Ovin sedikit mual dengan bau itu sendiri dan segeralah ia menarik nafas sedalam-dalamnya dan langsung membuka kembali pintu locker dan membuang sampah yang ada, membersihkannya, dan memberinya penyegar yaitu parfum yang wanginya kalem. "Hahh..." menghela nafas dengan panjang, setelah berhasil mengatasi masalahnya sendiri dengan cukup cepat.

"Mau kau siram dirimu dengan minyak wangi sebanyak satu tong, kau tetap saja akan jadi sosok paling hina disini." Datanglah murid perempuan lainnya.

"Kalau aku hina dan miskin memangnya kenapa? Bukankah kalian disini hanya untuk belajar? Kenapa masih bisa meladeni orang sepertiku?" Sahut Ovin pada perempuan yang datang-datang langsung menghinanya.

"Kau!" Amarah yang tidak tertahan lagi sebab Ovin yang biasanya diam itu saat ini tiba-tiba bisa membaals ucapannya, perempuan ini langsung memerintahkan kedua teman dibelakangya untuk membuat pelajaran kepada Ovin.

Kedua orang itu mengangguk dan berjalan menghampiri Ovin, setelah itu bunyi keras langsung terjadi.

BRAKK...!

Tubuh Ovin didorong keras sehingga menghantam lemari locker yang ada di depannya. Setelah itu rambutnya pun di jambak ke belakang

Dengan kedua tangan sudah di tahan oleh salah satu dari mereka dan tubuhnya jadi tertahan untuk menempel di locker serta rambut yang terjambak, Ovin pun saat ini benar-benar sudah tidak bisa berkutik lagi.

"Dengar...aku paling benci jika ada orang yang berani menjawab ucapanku. Dan kau...bukannya duduk dim tenang di sekolah lamamu yang miskin itu, kenapa kau tiba-tiba masuk di sekolah elit seperti ini? Secara tidak langsung kau sudah mencoreng namaku tahu!" Teriak perempuan ini kepada Ovin yang lagi-lagi menjadi bahan sasaran mereka.

"Kenapa begitu? Memangnya ini sekolahmu?" Tanya balik Ovin dengan senyuman mencibir,

"Padahal sekolah milik pamanmu kan? Kenapa jadi kau yang marah?"

SRET.

Dia adalah Merlil, keponakan dari pemilik sekolah Clarylt. Saat pertama kali mendengar ada seorang murid pindahan, Merli langsung tancap gas untuk mencari informasi akan latar belakang yang dimiliki oleh Ovin.

Jika dia berasal dari keluarga kaya, maka Merli tidak akan melakukan apapun, tapi karena dari keluarga miskin, maka itu menjadi awal berkibarnya perang diantara mereka.

Apa alasannya?

Merli adalah orang yang menuntut kesempurnaan, memperlihatkan bahwa yang memiliki jabatan tinggi akan selalu memiliki kekuasaan dalam segala hal. Memimpin sekaligus keberadaan yang mendominasi diantara semua orang.

Tapi Ovin?

Dia berasal dari sebuah desa, dan secara tiba-tiba mendapatkan surat rekomendasi dari kepala sekolah untuk pindah ke SMA Clarylt.

'Dia bahkan sudah tidak punya orang tua, untuk apa dia sekolah disini? Memangnya dia bisa membayar semua fasilitas disini?'

_______

Di sisi lain, seorang pria muda yang sebenarnya tinggal seatap dengan Ovin, mulai memperhatikannya dalam diam.

'Apa anak ini suka dibully terus?' Pikir Franz. 

"Ayo! Kita ke lapangan basket." Ajak salah satu teman sekelas Franz. Kebetulan karena jam olahraga nya kosong, maka diisi dengan berlatih main basket. "Ayo...tunggu apa lagi?" Menarik paksa lengan Franz karena masih saja berdiri mematung.

Franz dengan menurutnya pergi ke lapangan basket.

Dan tentu saja para penggemarnya di lapangan basket sudah lebih dahulu hadir.

Mereka sengaja menjadi penonton karena disitulah idolanya berada.

Semua orang bersorak sorai melihat tontonan yang menarik peminat kalangan kaum hawa.

"Ahhhh....Franz! Semangat!"

"Jordy! Jangan kalah!"

"Wahhh....Mereka keren banget."

"Iya, untung kita bisa nonton latihan mereka."

"Ahh...bagaimana bisa ada pria-pria tampan di sekolah kita. Daya tarik mereka sangat kuat." Seorang wanita mengeluh bahagia, bisa menonton pertandingan yang sangat dinantikan oleh banyak wanita.

Tim Franz yang baru masuk, dengan daya tarik mereka yang kuat itu, sukses  membuat satu gedung heboh.

"KYAAA! Lihat mereka, hanya berjalan kaki aura mereka sangat menyentuh hatiku."

"Ah....Jordy, tidak menyangka, dia tersenyum ke arah kita semua."

"Iya yah.....jangan-jangan nanti aku tidak bisa tidur."

"Sama nih, kebayang senyuman manis mereka."

Banyak pujian yang diterima dari tim basket yang dipimpin Franz. Nama yang tentu sudah tidak asing lagi bagi mereka semua.

_________

Sedangkan apa yang sekarang sedang Ovin lakukan ketika pangeran sekolah yang banyak di idam-idamkan oleh kaum perempuan satu sekolah sedang menonton basket?

Dia hanya berdiri di dekat jendela sambil menatap kelereng berwarna merah Ruby. 

Itu kelereng kesukaannya yang memang dari kecil sudah ia miliki.

Dengan mengangkatnya ke atas, matahari yang terang lantas menembus kelereng merah Ruby itu sendiri, menjadi pemandangan yang cukup cantik.

"Haha...kelereng? Apa kau anak kecil yang masih bermain kereng? Tapi kelihatan cantik, bolehkah aku meminjamnya sebentar?" Langsung merebut dari tangan si pemilik tanpa basa-basi lagi.

"Jangan." Ovin mencoba merebut kembali kelereng miliknya, namun tidak bisa.

"Khawatir sekali, nanti aku juga akan mengembalikannya." Padahal niat sebenarnya sengaja untuk mempermainkan Ovin.

Dia mana mungkin mengembalikan barang milik Ovin.

"Berikan itu, aku tidak bisa meminjam barangku padamu.“ Ucap Ovin dengan tegas.

"Jangan pelit dong." Merli sedikit geram dengan ucapannya Ovin yang terdengar melarang keras.

"Kembalikan." Ovin segera merebutnya dari tangan Merli, tapi dengan sengaja Merli malah menjatuhkannya ke luar jendela.

"Yah....tanganku licin, jadi jatuh deh." Ucap Merli tanpa merasa bersalah sedikitpun, lalu setelah itu ditinggal pergi begitu saja.

Tanpa bisa memarahinya karena ujung-ujungnya akan menambah panjang masalah sepele itu, Ovin segera turun ke lantai satu dan pergi ke tempat dimana ia terakhir kali melihat kelereng itu dijatuhkan oleh Merli.

'Dasar, dia pasti lebih senang menikmati penderitaan orang lain.' Helaan nafas panjang untuk kesekian kalinya Ovin lakukan. Setelah itu dia mulai mencari barang kesayangannya itu.

Setidaknya hanya perlu 10 menit akhirnya dia dapat menjumpai barangnya kembali sebelum akhirnya bel masuk ke pelajaran berikutnya sudah berdering.

_____________________

"Bagaimana? Apa ini bagus?"

"Bagus, semua yang kamu pakai pasti terlihat bagus. Belilah sesukamu, jangan khawatir tentang harganya." Kini untuk kesekian kalinya, kesekian kali yang tidak dapat dihitung lagi dengan tangan dan tidak dapat dihitung sampai puluhan.

Franz pergi ke mall bersama teman wanita dari sekolah lain, entah bagaimana bisa mendapatkan wanita lain, semuanya tetaplah mudah bagi Franz.

Tiap minggu Franz bisa ganti pasangan bagai baju sekali pakai. Tapi walau playboy, tetap banyak yang menginginkan bisa berada disisinya.

Walaupun harus berpacaran sehari saja atau sejam pun sudah cukup karena tidak dapat mendapatkan kesempatan bagus seperti itu.

"Franz, apa kamu tidak mau membelikan hadiah untuk si bunga sekolah?“ Tanya wanita ini kepada Franz yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Maksudmu Bella?" Tanya Franz dengan salah satu alis terangkat.

"Yah aku tahu, walaupun kita hanya sebatas pasangan sementara, tapi tidak dipungkiri kalau kamu memang lebih cocok dengan si Bella itu." Tutur wanita ini dengan sedikit malu-malu, karena dia sadar dengan posisinya sendiri.

"Yah....akan aku pikirkan nanti, apa kau sudah memilih apa yang kamu suka?" Franz bangkit dari sofa dan melihat semua baju yang ada di lengan si Reni.

Reni membalas dengan anggukan kecil, lalu sepasang matanya tidak sengaja melihat pemandangan menakjubkan.

"Eh...Franz coba lihat, mereka berdua tidak tahu malu. Bisa-bisanya bertingkah seperti anak kecil ingin digendong, mereka berdua seperti sepasang kekasih, tapi seragam perempuan itu berasal dari sekolah yang sama denganmu, apa kamu mengenalnya?“ Wanita ini menunjuk ke arah depan toko.

Seorang perempuan yang masih memakai seragam sekolah adalah perempuan yang cukup familiar bagi Franz.

Tapi perempuan tersebut saat ini sedang digendong oleh seorang pria. Siapa pria itu, Franz sama sekali tidak mengenalnya.

Karena itu, Franz sukses dibuat penasaran pada perempuan yang notabene nya itu sekarang sudah memiliki ikatan dengannya.

'Ovin? Siapa pria yang menggendongnya?' Franz tidak tahu apa hubungan dari Ovin dengan pria yang sedang menggendongnya, tapi pemuda yang menggendong itu cukup tinggi dan terlihat dewasa. "Dia murid pindahan di kelas 3-D." Jawab Franz sedikit ketus, karena merasa tidak suka melihat perempuan itu digendong oleh pria lain.

"Ooh...., seandainya aku juga bisa seperti itu. Apa kamu mau menggendongku juga?" Tanya Reni sedikit bercanda dengan Franz.

"Ooh....apa sebagai gantinya bayar sendiri saja semua baju yang kamu ambil." Ancam Franz dengan senyuman sinisnya.

"Ah...tidak..tidak, aku hanya bercanda. Setelah ini kita kemana lagi?" mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Restoran."

Franz akhirnya mencoba mengalihkan pikirannya, dan melanjutkan aktivitasnya sendiri tanpa perlu dibebani dengan khayalan tidak berguna nya.

Terpopuler

Comments

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Ovin kamu ketahuan di gendong pria lain oleh Franz

2023-01-31

1

THIRTEEN

THIRTEEN

Keren ini punya Indra Ke-6

2023-01-31

1

Ao_Ni

Ao_Ni

klo bisa titiknya tiga aja

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 01 : PUM , Ovin & Franz
2 02 : PUM, Kemarahan Franz
3 03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4 04 : PUM , Ciuman yang salah
5 05 : PUM , Pesta
6 06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7 07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8 08 : PUM , Kejahilan Erin
9 09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10 10 : PUM : Kembali Kerumah
11 11 : PUM : Cepat
12 12 : PUM : Rahasia dia
13 13 : PUM : Opium
14 14 : PUM : Amarah
15 15 : PUM : Kegagalan
16 16 : PUM : Masa kelam
17 17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18 18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19 19 : PUM : Kelelahan
20 20 : PUM : Ujian
21 21 : PUM : Meretas
22 22 : PUM : Demam
23 23 : PUM : Bar
24 24 : PUM : Sean
25 25 : PUM : Hampir
26 26 : PUM : Kontrol
27 27 : PUM : Jerry
28 28 : PUM : Perasaan
29 29 : PUM : Kata ini
30 30 : PUM : Tidak rela?
31 31 : PUM : Perhatian
32 32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33 33 : PUM : Karena Balas budi
34 34 : PUM : Posisi
35 35 : PUM : Balas dendam?
36 36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37 37 : PUM : Pencegahan
38 38 : PUM : Jarak
39 39 : PUM : Hati ini
40 40 : PUM : Menemukan
41 41 : PUM : Jarak
42 42 : PUM : Dibawah Hujan
43 43 : PUM : Dua berduaan
44 44 : PUM : Debatan Rangsang
45 45 : PUM : Insiden
46 46 : PUM : Hilangnya akal
47 47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48 48 : PUM : Hasil dari insiden.
49 49 : PUM : Gairah bersama
50 50 : PUM : Aset
51 51 : PUM : Besama
52 52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53 53 : PUM : Jatuh
54 54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55 55 : PUM : Skandal
56 56 : PUM : Karena Ovin
57 57 : PUM : Klarifikasi
58 58 : PUM : Ovn >< Bella
59 59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60 60 : PUM : Tenggelam
61 61 : PUM : Kepanikan
62 62 : PUM : Penyelamatan
63 63 : PUM : Akhir dari Ovin
64 64 : PUM : Karena Ovin.
65 65 : PUM : Rumah sakit
66 66 : PUM : Sean menginap
67 67 : PUM : Marah
68 68 : PUM : Racau
69 69 : PUM : Rasa sakit
70 70 : PUM : Timun
71 71 : PUM : Perempuan ini
72 72 : PUM : Hantaman
73 73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74 74 : PUM : Hasutan
75 75 : PUM : Perasaan sedih ini
76 76 : PUM : Kejaran
77 77 : PUM : Vin-vin
78 78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79 79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80 80 : PUM : Istimewa
81 81 : PUM : Dipaksa berdua
82 82 : PUM : Tinggalkan
83 83 : PUM : Tanggung jawab
84 81 : PUM : Bangun
85 82 : PUM : Pikiran
86 86 : PUM : Tujuan Chade.
87 87 : PUM : Gagal total
88 88 : PUM : Ruby
89 89 : PUM : Mereka semua
90 90 : PUM : Hadiah
91 91 : PUM : Sisi lain
92 92 : PUM : Pesan.
93 93 : PUM : Misiku?
94 94 : PUM : Rencananya
95 95 : PUM : Pemberesan
96 96 : PUM : Balasan
97 97 : PUM : Butuh stimulan
98 98 : PUM : Perasaan cemburu
99 99 : PUM : Syarat 5 tahun
100 100 : PIM : Wasiat
101 101 : PUM : Egois
102 102 : PUM : Tautan perasaan
103 103 : PUM : Ingin lebih
104 104 : PUM : Keinginan
105 105 : PUM : Lemparan
106 106 : PUM : Ketahuan
107 107 : PUM : Alasan dari perasaan
108 108 : PUM : Kenyamanan
109 109 : PUM : Gagal karena ...
110 110 : PUM : Perpustakaan
111 111 : PUM : Iri
112 112 : PUM : Permintaan
113 113 : PUM : Kenapa
114 114 : PUM : Pertemuan malam
115 115 : PUM : Pikiran Frustasi
116 116 : PUM : Kesempatan
117 117 : PUM : Ratu Lebah
118 118 : PUM : Cemburu
119 119 : PUM : Milikku
120 120 : PUM : Jujur
121 121 : PUM : Malam
122 122 : PUM : Ingin
123 123 : PUM : Pakaian
124 124 : PUM : Masak.
125 125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126 126 : PUM : Rebutan
127 127 : PUM : Menuju kencan bersama
128 128 : PUM : Ungkapan Rasa
129 129 : PUM : Pergi kencan?
130 130 : PUM : Kamar
131 131 : PUM : Karena Rambut
132 132 : PUM : Perjalanan
133 133 : PUM : Pertemuan
134 134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135 135 : PUM : Berdua
136 136 : PUM : Calon Ibu
137 137 : PUM : Ayah Ibu
138 138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139 139 : PUM : Eldo
140 140 : PUM : Meleset
141 141 : PUM : Kejar di kejar
142 142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143 143 : PUM : Kendali
144 144 : PUM : Tujuan lain.
145 145 : PUM : Pelukan & Bintang
146 146 : PUM : Awal Liburan
147 147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148 148 : PUM : Ovin di ...
149 149 : PUM : Franz Panik
150 150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151 151 : PUM : Ketahuan?
152 Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153 PUM S2
154 Prolog PUM S2
155 PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156 PUM : Perasaan
157 PUM : Tuan Owl
158 PUM : Si Misterius
159 PUM Nafas
160 Dalang Pembuat Cemburu
161 PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162 PUM : Cemburu
163 PUM : Mencoreng wajah sendiri
164 PUM : Abelson
165 PUM : Debat
166 PUM : Foto
167 PUM : Amarahnya
168 PUM : Ciuman yang tidak berkah
169 PUM : Kepergian
170 PUM : Kepergian 2
171 PUM : Hutang
172 PUM : Keluarga
173 PUM : Rusuh
174 PUM : Tangisan
175 PUM : Berandai
176 PUM : Oktavin
177 PUM : Perwakilan
178 Pum : Kecelakaan Tunggal
179 PUM : Semakin Panas
180 PUM : Air Cinta?
181 Tilangan Cinta
182 PUM : Tumbang
183 PUM : Jerry
184 PUM : Penculikkan
185 PUM : Calluella
186 PUM : Melepaskan Ikatan
187 PUM : Curhatan
188 PUM : Peti Mati
189 PUM : Misi Bersama
190 PUM : Pertemuan Sejoli
191 PUM : Hidup Berdua
192 PUM : Tamu
193 PUM : Bergilir
194 PUM : Ethan
195 PUM : Selingkuh
196 PUM : Tawaran Cerai
197 PUM : Sendok Perak
198 PUM : Penyusup
199 PUM : Iblis
200 PUM : Gawat Darurat
201 PUM : Aliansi Pernikahan
202 Kesempatan Janda Muda
203 Keinginan Membunuhnya
204 Serobot
Episodes

Updated 204 Episodes

1
01 : PUM , Ovin & Franz
2
02 : PUM, Kemarahan Franz
3
03 : PUM, Terjebak karena mereka.
4
04 : PUM , Ciuman yang salah
5
05 : PUM , Pesta
6
06 : PUM, Jebakan Yang Salah
7
07 : PUM , Pertemuan Keluarga
8
08 : PUM , Kejahilan Erin
9
09 : PUM : Rahasia Besar Franz
10
10 : PUM : Kembali Kerumah
11
11 : PUM : Cepat
12
12 : PUM : Rahasia dia
13
13 : PUM : Opium
14
14 : PUM : Amarah
15
15 : PUM : Kegagalan
16
16 : PUM : Masa kelam
17
17 : PUM : Masa lalu yang kelam (2)
18
18 : PUM : Kembali ke kenyataan.
19
19 : PUM : Kelelahan
20
20 : PUM : Ujian
21
21 : PUM : Meretas
22
22 : PUM : Demam
23
23 : PUM : Bar
24
24 : PUM : Sean
25
25 : PUM : Hampir
26
26 : PUM : Kontrol
27
27 : PUM : Jerry
28
28 : PUM : Perasaan
29
29 : PUM : Kata ini
30
30 : PUM : Tidak rela?
31
31 : PUM : Perhatian
32
32 : PUM : Franz dan Ovin ketahuan
33
33 : PUM : Karena Balas budi
34
34 : PUM : Posisi
35
35 : PUM : Balas dendam?
36
36 : PUM : Pengungkapan perasaan lagi
37
37 : PUM : Pencegahan
38
38 : PUM : Jarak
39
39 : PUM : Hati ini
40
40 : PUM : Menemukan
41
41 : PUM : Jarak
42
42 : PUM : Dibawah Hujan
43
43 : PUM : Dua berduaan
44
44 : PUM : Debatan Rangsang
45
45 : PUM : Insiden
46
46 : PUM : Hilangnya akal
47
47 : PUM : Dibawah suhu dingin ada kehangatan
48
48 : PUM : Hasil dari insiden.
49
49 : PUM : Gairah bersama
50
50 : PUM : Aset
51
51 : PUM : Besama
52
52 : PUM : Teriakan perasaan kecewa
53
53 : PUM : Jatuh
54
54 : PUM : Pikiran Dan Perasaan
55
55 : PUM : Skandal
56
56 : PUM : Karena Ovin
57
57 : PUM : Klarifikasi
58
58 : PUM : Ovn >< Bella
59
59 : PUM : Ovin >< Bella (Part 2)
60
60 : PUM : Tenggelam
61
61 : PUM : Kepanikan
62
62 : PUM : Penyelamatan
63
63 : PUM : Akhir dari Ovin
64
64 : PUM : Karena Ovin.
65
65 : PUM : Rumah sakit
66
66 : PUM : Sean menginap
67
67 : PUM : Marah
68
68 : PUM : Racau
69
69 : PUM : Rasa sakit
70
70 : PUM : Timun
71
71 : PUM : Perempuan ini
72
72 : PUM : Hantaman
73
73 : PUM : Kemarahan yang terlampiaskan
74
74 : PUM : Hasutan
75
75 : PUM : Perasaan sedih ini
76
76 : PUM : Kejaran
77
77 : PUM : Vin-vin
78
78 : PUM : Perasaan di bawah hujan
79
79 : PUM : Di tengah hujan yang dingin
80
80 : PUM : Istimewa
81
81 : PUM : Dipaksa berdua
82
82 : PUM : Tinggalkan
83
83 : PUM : Tanggung jawab
84
81 : PUM : Bangun
85
82 : PUM : Pikiran
86
86 : PUM : Tujuan Chade.
87
87 : PUM : Gagal total
88
88 : PUM : Ruby
89
89 : PUM : Mereka semua
90
90 : PUM : Hadiah
91
91 : PUM : Sisi lain
92
92 : PUM : Pesan.
93
93 : PUM : Misiku?
94
94 : PUM : Rencananya
95
95 : PUM : Pemberesan
96
96 : PUM : Balasan
97
97 : PUM : Butuh stimulan
98
98 : PUM : Perasaan cemburu
99
99 : PUM : Syarat 5 tahun
100
100 : PIM : Wasiat
101
101 : PUM : Egois
102
102 : PUM : Tautan perasaan
103
103 : PUM : Ingin lebih
104
104 : PUM : Keinginan
105
105 : PUM : Lemparan
106
106 : PUM : Ketahuan
107
107 : PUM : Alasan dari perasaan
108
108 : PUM : Kenyamanan
109
109 : PUM : Gagal karena ...
110
110 : PUM : Perpustakaan
111
111 : PUM : Iri
112
112 : PUM : Permintaan
113
113 : PUM : Kenapa
114
114 : PUM : Pertemuan malam
115
115 : PUM : Pikiran Frustasi
116
116 : PUM : Kesempatan
117
117 : PUM : Ratu Lebah
118
118 : PUM : Cemburu
119
119 : PUM : Milikku
120
120 : PUM : Jujur
121
121 : PUM : Malam
122
122 : PUM : Ingin
123
123 : PUM : Pakaian
124
124 : PUM : Masak.
125
125 : PUM : Hadiah kecil Chade
126
126 : PUM : Rebutan
127
127 : PUM : Menuju kencan bersama
128
128 : PUM : Ungkapan Rasa
129
129 : PUM : Pergi kencan?
130
130 : PUM : Kamar
131
131 : PUM : Karena Rambut
132
132 : PUM : Perjalanan
133
133 : PUM : Pertemuan
134
134 : PUM : Pertemuan Yang Menyakitkan
135
135 : PUM : Berdua
136
136 : PUM : Calon Ibu
137
137 : PUM : Ayah Ibu
138
138 : PUM : Ayah Ibu (2)
139
139 : PUM : Eldo
140
140 : PUM : Meleset
141
141 : PUM : Kejar di kejar
142
142 : PUM : Rencana Milik Ovin
143
143 : PUM : Kendali
144
144 : PUM : Tujuan lain.
145
145 : PUM : Pelukan & Bintang
146
146 : PUM : Awal Liburan
147
147 : PUM : Permulaan Rencana Ny. Jane
148
148 : PUM : Ovin di ...
149
149 : PUM : Franz Panik
150
150 : PUM : Ovin di bawah tekanan
151
151 : PUM : Ketahuan?
152
Istri Simpanan Tuan Muda Arvin
153
PUM S2
154
Prolog PUM S2
155
PUM : Akhir Cintanya Adalah Kematian
156
PUM : Perasaan
157
PUM : Tuan Owl
158
PUM : Si Misterius
159
PUM Nafas
160
Dalang Pembuat Cemburu
161
PUM : Bukan Sepupu Bukan Pelayan, lalu siapa?
162
PUM : Cemburu
163
PUM : Mencoreng wajah sendiri
164
PUM : Abelson
165
PUM : Debat
166
PUM : Foto
167
PUM : Amarahnya
168
PUM : Ciuman yang tidak berkah
169
PUM : Kepergian
170
PUM : Kepergian 2
171
PUM : Hutang
172
PUM : Keluarga
173
PUM : Rusuh
174
PUM : Tangisan
175
PUM : Berandai
176
PUM : Oktavin
177
PUM : Perwakilan
178
Pum : Kecelakaan Tunggal
179
PUM : Semakin Panas
180
PUM : Air Cinta?
181
Tilangan Cinta
182
PUM : Tumbang
183
PUM : Jerry
184
PUM : Penculikkan
185
PUM : Calluella
186
PUM : Melepaskan Ikatan
187
PUM : Curhatan
188
PUM : Peti Mati
189
PUM : Misi Bersama
190
PUM : Pertemuan Sejoli
191
PUM : Hidup Berdua
192
PUM : Tamu
193
PUM : Bergilir
194
PUM : Ethan
195
PUM : Selingkuh
196
PUM : Tawaran Cerai
197
PUM : Sendok Perak
198
PUM : Penyusup
199
PUM : Iblis
200
PUM : Gawat Darurat
201
PUM : Aliansi Pernikahan
202
Kesempatan Janda Muda
203
Keinginan Membunuhnya
204
Serobot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!