"Dia mau kemana, kenapa masuk ke dalam"
Toba-toba melihat peri Lofair melangkah masuk ke dalam istana peri.
"Aku harus ikutin dia"
Toba-toba dengan cepat berjalan memasuki istana itu ia tak mau kehilangan jejak peri Lofair.
Peri Lofair melihat istana yang begitu megah namun sepi karena para peri sedang beristirahat.
Peri Lofair menghirup napas lalu membuangnya.
"Aku merindukan tempat ini, sudah lama aku pergi dari sini"
Peri Lofair sudah di kurang selama puluhan tahun di dalam goa yang berada di bukit tinggi yang berlokasi di alam peri.
Peri Lofair melangkah mendekati singgasana Maharani, ia dengan mudahnya duduk di sana tanpa takut sama sekali pada pemilik singgasana itu.
"Ternyata duduk di singgasana senyaman ini"
"Kalau seperti itu aku harus segera menguasai alam peri"
Keinginan peri Lofair sejak dulu namun masih belum terwujudkan juga.
"Aku yakin sekali, aku pasti bisa, cepat atau lambat singgasana ini akan menjadi milik ku dan aku bisa berkuasa di sini"
Impian peri Lofair sejak dulu.
"Aku harus bisa rebut alam peri dari tangan saudari ku sendiri, sesungguhnya memang aku yang pantas menjadi pengusaha alam peri bukan Flora"
Nama asli Maharani adalah peri Flora.
"Aku sudah kembali, aku akan menguasai alam peri ini, lihat saja nanti"
Tiba-tiba telinga peri Lofair menangkap suara gelang kaki yang berbunyi dengan jelas di istana ini.
Peri Lofair mencari siapa pemilik gelang itu.
"Flora"
Sapa peri Lofair saat melihat Maharani yang ternyata pemilik bunyi gelang kaki itu.
Maharani yang melihat peri Lofair amat terkejut.
"Peri Lofair, kenapa dia bisa ada di sini, bukannya dia di kurung"
Terkejut Maharani yang melihat saudarinya yang kini berada di dalam istana peri.
"Flora bagaimana kabar mu, semuanya baik bukan?"
Maharani diam, ia tiba-tiba cemas dengan kedatangan saudarinya yang sangat jahat berbanding terbalik dengan dirinya.
"Peri Lofair kenapa kau berada di sini?"
"Kenapa aku berada di sini?"
"Itu yang kau tanyakan bukan, biar aku jawab, aku berada di sini karena memang sudah saatnya aku menghirup udara bebas lagi, aku tidak mau berada di dalam botol yang pengap itu"
"Siapa yang sudah bebasin kamu?"
"Kau tidak perlu tau, yang penting kini aku sudah bebas, kau senang bukan?"
Maharani tidak menjawab, ia merasa sangat cemas tanpa sebab.
"Kau pasti senang, kini sudari mu sudah kembali, apa kau tidak merindukan aku selama ini"
Maharani masih diam tak bergeming.
"Aku yakin kau pasti merindukan aku"
"Kenapa kau berada di sini, apa yang ingin kau lakukan?"
"Apalagi kalau bukan menguasai alan peri, kau kan sudah tau jika aku ingin sekali menjadi Maharani di alam peri ini, tapi saat pemilihan itu di lakukan, bukan aku yang di pilih tapi kau, kau yang di pilih untuk menggantikan posisi ibu peri bukan aku"
Peri Lofair sangat terluka saat itu, karena apa yang ia inginkan sejak dulu, tidak berhasil ia dapatkan.
"Kau jangan menyalahkan aku, yang memilih siapa yang pantas menjadi Maharani itu ibu peri, bukan aku sendiri"
"Aku tidak mau tau, yang jelas aku ingin menjadi Maharani"
"Tak akan aku biarkan hal itu terjadi, karena jika sampai kau menjadi Maharani di dalam peri ini maka hancurlah alam peri dan alam bumi"
"Hahaha kau tidak akan bisa menghentikan aku, aku akan menguasai alam peri ini, lihat saja nanti"
Splash
Peri Lofair menembakkan sihir pada Maharani.
Maharani bisa menghindar dari serangan peri Lofair.
"Kau"
Geram Maharani pada suadarinya sendiri yang sangat bertolak belakang dengan sifatnya.
"Kenapa?"
"Kau mau marah, silahkan, tidak ada yang melarang"
Maharani mengepal kuat tangannya mendengar itu semua.
"Bangun dari singgasana ku dan pergi dari sini"
Usir Maharani yang sudah amat geram pada peri Lofair.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
Ngeyel peri Lofair yang membuat emosi Maharani meledak-ledak.
Splash
Tembakan sihir Maharani layangkan, ia sudah sangat geram pada peri Lofair yang telah membuat emosi naik sejak tadi.
"Beraninya kau"
Marah peri Lofair pada Maharani yang hampir saja membuatnya terkena sihir itu.
"Pergi dari sini, jangan ganggu alam peri, jika kau tidak mau mati"
Ancam Maharani tak main-main.
"Aku tidak mau pergi dari sini, sebelum alam peri berhasil aku kuasai"
Splash
"Arrrrgh"
Pekik peri Lofair yang terkena tembakan sihir dari Maharani yang sudah amat geram padanya.
"KAU"
Murka peri Lofair dengan melototkan matanya.
Splash
Tanpa aba-aba Maharani kembali menembakkan sihirnya pada peri Lofair.
"Beraninya kau"
Teriak peri Lofair yang sudah marah besar pada Maharani yang membuatnya terdesak.
"Pergi dari sini, dan jangan pernah kembali ke sini"
Tegas Maharani yang tidak mau peri Lofair menghancurkan alam peri dengan kejahatannya.
"Aku tidak mau, aku hanya mau berada di sini, silahkan kau mengusir ku sebisa mu karena aku tidak mau pergi dari sini sampai kapanpun"
Peri Lofair membantah ucapan Maharani, ia begitu membangkang yang membuat Maharani semakin marah.
"Baiklah aku akan perlihatkan pada mu, bagaimana caranya mengusir mu dari alam peri ini"
Maharani memutar tongkatnya.
Peri Lofair menelan ludah dengan ekspresi wajah memucat melihat Maharani yang sudah marah besar padanya.
Splash
"Arrrrgghh"
Teriak peri Lofair yang kembali terkena sihir dari Maharani.
"Sakit"
Pekik peri Lofair yang merasa sakit di dadanya.
"Pergi dari sini jika kau tidak mau merasakan sakit yang lebih dalam lagi"
Usir Maharani yang tak akan membiarkan peri Lofair berada di alam peri.
"Baiklah aku akan pergi, tapi ingat, aku pasti akan kembali dan menguasai alam peri, kau tunggu saja itu terjadi"
Teriak peri Lofair penuh penekanan lalu menghilang dari sini.
"Aku tidak akan biarkan hal itu terjadi"
"Tunggu-tunggu kenapa peri Lofair bisa masuk ke dalam istana ini, siapa yang sudah menghancurkan perisai yang sudah para peri buat?"
Penasaran Maharani pada hal itu.
"Dan ya kenapa peri Lofair bisa keluar dari dalam botol yang sudah ku taruh di dalam goa, siapa yang sudah ngeluarinnya, tak mungkin peri Lofair keluar sendiri, itu sangat mustahil"
"Apa mungkin ada peri jahat yang bersekongkol dengan peri Lofair untuk menguasai alam peri"
Pikir Maharani yang masih belum bisa memastikan kejadian yang sebenarnya.
"Tapi siapa peri itu, apa mungkin peri Bilqis"
"Ibunda"
Panggilan itu membuat pikiran Maharani teralihkan.
Maharani menghadap ke belakang.
"Ada apa?"
"Aku mendengar ada suara di sekitar sini, apa ibunda juga mendengarnya?" tanya peri Bintang.
"Iya, ibunda juga mendengarnya, tapi dia sudah pergi, kamu tidak usah khawatir, kamu kembali ke kamar saja, besok kamu dan yang lainnya harus cari peri Bulan di bumi"
"Baik bunda"
Peri Bintang kembali masuk ke dalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments