Tidak bergerak

Toba-toba melihat ke kanan dan kirinya.

"Di mana kamar peri Bulan, kenapa tidak ada di sini, pangeran kodok itu nyembunyiin peri Bulan di kamar yang sebelah mana"

Toba-toba terus mencari kamar peri Bulan dengan hati-hati, ia takut ada manusia yang melihatnya.

"Apa mungkin kamar peri Bulan di sana"

Tangan Toba-toba menunjuk ke arah kamar yang berada di paling pojok.

"Aku harus cek, aku harus temukan kamar peri Bulan, baru kembali ke alam kegelapan"

Toba-toba dengan mengendap-endap berjalan mendekati kamar pertama yang ia lihat di dalam istana ini.

"Aku rasa kamar ini adalah kamarnya peri Bulan, aku harus cek kebenarannya"

Toba-toba dengan pelan-pelan membuka pintu.

Sebisa mungkin tidak ada suara yang terdengar saat Toba-toba membuka pintu.

Toba-toba memejamkan mata dan terus membuka pintu dengan pelan-pelan..

Pintu itu terbuka, Toba-toba membuka mata lalu mengintip apakah di dalam kamar itu ada peri Bulan atau tidak.

"Kosong, kenapa kamar ini kosong, apa kamar ini bukan kamarnya peri Bulan"

Toba-toba tidak menemukan siapapun di dalam kamar itu.

"Sia-sia aku ngecek kamar ini, lebih baik aku cari kamar lain saja"

Toba-toba kembali menutup pintu lalu berjalan mencari kamar peri Bulan.

Baru beberapa langkah Toba-toba berjalan tak sengaja matanya melihat ada dayang yang mendekat.

"Gawat, aku harus sembunyi"

Toba-toba langsung bersembunyi di balik tirai, tubuhnya yang pendek membuatnya mudah mencari tempat persembunyian.

Dayang itu masuk ke dalam kamar yang tadi telah Toba-toba cek.

"Pantas saja kamar itu kosong, tenyata kamar itu milik dayang"

Toba-toba keluar dari persembunyiannya dan melihat semua kamar yang berjejer rapi di samping kirinya.

"Aku rasa semua kamar yang berada di sini adalah kamarnya para dayang, lalu peri Bulan berada di dalam kamar siapa, apa mungkin kamar pangeran itu"

"Aku rasa memang benar, aku harus cari kamar pangeran kodok itu"

Dengan pelan-pelan Toba-toba kembali berjalan mencari kamar para pangeran.

Di lorong yang sepi itu Toba-toba dapat bergerak bebas tanpa takut ada dayang ataupun prajurit yang melihatnya.

"Sepi sekali istana ini, kemana semua orang, apa mereka sudah pada tidur"

Toba-toba terus berjalan dengan hati-hati.

tap

tap

tap

Tiba-tiba Toba-toba mendengar suara langkah kaki yang sangat jelas.

"Gawat"

Toba-toba langsung di serang rasa panik.

"Aku harus sembunyi, aku tidak boleh ketahuan"

Toba-toba dengan panik mencari tempat persembunyian.

tap

tap

tap

Suara langkah kaki itu semakin mendekat.

Toba-toba yang bersembunyi di lorong kecil yang berada di samping kanan diam dan berusaha menahan napas agar tidak ada yang mengetahui keberadaannya.

tap

tap

tap

Suara langkah kaki itu semakin mendekat.

Toba-toba diam tak bergerak saat pemilik suara langkah kaki itu lewat di sampingnya.

"Huft, selamat, untuk ke sekian kalinya aku berhasil selamat"

Toba-toba bernapas lega karena pemilik suara langkah kaki itu tidak menyadari keberadaannya.

Toba-toba mengintip siapa yang barusan lewat.

"Siapa itu, kenapa bajunya tidak sama seperti prajurit, apa jangan-jangan dia pangeran yang sudah membawa peri Bulan ke sini"

Toba-toba memperhatikan punggung pangeran yang berjalan di lorong yang sepi dan sunyi.

"Aku harus ikutin dia saat dia akan kembali ke kamarnya"

"Iya aku harus ikutin dia, kalau aku mencari kamar peri Bulan di dalam istana yang sebesar ini, aku merasa tidak akan mungkin nemuinnya, lebih baik aku ikutin saja dia"

Toba-toba diam di tempat, ia menunggu pangeran kembali lewat di lorong kecil yang memperangkapnya.

Cukup lama Toba-toba berdiam diri di dalam lorong kecil itu tapi pangeran masih belum lewat juga.

"Kemana pangeran itu, kenapa masih belum lewat"

Toba-toba mulai lelah menunggu pangeran.

"Aku harus tunggu sebentar lagi, cepat atau lambat dia akan lewat juga"

Toba-toba menunggu pangeran kembali.

Tiba-tiba Toba-toba mendengar suara hewan yang terbang dan biasanya kedatangannya hanya ingin mencari darah.

"Kenapa di sini banyak nyamuk"

Toba-toba merasa terganggu dengan nyamuk yang terus menerus mengigitnya.

Satu nyamuk mendarat tepat di pipi Toba-toba.

Toba-toba diam agar nyamuk itu tidak kabur, karena Toba-toba berniat membunuh nyamuk itu dengan cara menepuknya.

Nyamuk itu menyedot darah Toba-toba.

Toba-toba dengan perlahan-lahan mengangkat tangannya, belum sempat Toba-toba menepuk pipinya tiba-tiba.

tap

tap

tap

Suara langkah kaki kembali terdengar di telinga Toba-toba.

"Itu pasti suara langkah kaki pangeran" batin Toba-toba.

"Akhirnya dia kembali juga, aku harus ikutin dia karena di dalamnya kamar ada peri Bulan" batin Toba-toba.

Toba-toba diam tak jadi menepuk nyamuk yang terus menyedot darahnya.

tap

tap

tap

Suara langkah kaki pangeran terus terdengar di telinga Toba-toba.

"Lama sekali pangeran lewatnya, aku sudah tidak tahan dengan nyamuk yang terus menyedot darah ku" batin Toba-toba yang sangat geram pada nyamuk itu.

Nyamuk itu terus menyedot darah Toba-toba sedangkan pangeran masih belum lewat juga.

Toba-toba ingin sekali menepuk nyamuk itu agar mati tetapi hal itu akan membuat dirinya ketahuan, alhasil Toba-toba hanya bisa diam meski ia sudah tidak tahan dengan rasa gatal di pipinya.

"Cepatlah lewat, aku sudah tidak tahan lagi" batin Toba-toba.

tap

tap

tap

Suara langkah kaki itu semakin mendekat.

Toba-toba menjadi kaku seperti baru saat suara langkah kaki itu semakin mendekat dan sebentar lagi akan lewat di sampingnya.

tap

tap

tap

Pangeran lewat di samping Toba-toba yang sudah geram pada nyamuk.

Pangeran tidak menyadari keberadaan Toba-toba yang berada di dalam lorong kecil itu, ia terus berjalan untuk kembali ke dalam kamarnya.

Plakk!

Toba-toba langsung menepuk nyamuk itu saat di rasa pangeran sudah menjauh darinya.

"Mati juga kau, akhirnya aku bisa membunuhnya juga"

Geram Toba-toba pada nyamuk yang meminum darahnya hingga kenyang.

"Mati kau, mati kau"

Toba-toba menginjak nyamuk itu untuk meluapkan kekesalannya.

"Dasar nyamuk tidak berguna, kenapa dia malah meminum darah ku, kenapa tidak minum air saja"

Omel Toba-toba pada nyamuk yang kini sudah berada di alam lain.

"Pangeran"

Tiba-tiba Toba-toba teringat pada pangeran yang sudah jauh sekali dari tempat persembunyian.

"Aduh aku tidak boleh kehilangan jejaknya, aku harus cari dia, aku harus ikutin dia"

Toba-toba dengan panik keluar dari dalam lorong kecil itu lalu berlari mencari pangeran.

Episodes
1 Jatuh ke bumi
2 Pangeran hilang
3 Mengikuti paman Sam
4 Terpojok
5 Sampai di istana
6 Tercekat
7 Terluka
8 Krieet
9 Kecurigaan
10 Mencari peri Bulan
11 Suara hewan buas
12 Rencana licik
13 Akan lebih hati-hati
14 Semak-semak itu bergerak-gerak
15 Siapa itu?
16 Tidak bergerak
17 Mengikutinya dari belakang
18 Terkejut
19 Siapa dia?
20 Splash
21 Cerita peri Bilqis
22 Orang misterius
23 Ke kamar ibunda
24 Ketakutan
25 Ancaman
26 Menagih janji
27 Tidak berpihak
28 Siapa di sana?
29 Rahasia paman Sam
30 Memperkuat
31 Gawat
32 Makanan aneh
33 Kosong
34 Calon kakak ipar
35 Penjara bawah tanah
36 Lorong buntu
37 Nama asli paman Sam palsu
38 Berbeda
39 Sedih
40 Berpisah
41 Tolak
42 TIDAKK
43 Gadis liar
44 Luka
45 Menyamar
46 Kalang kabut
47 Itu bukannya
48 Shock
49 Pergi atau diam
50 Pangeran bhawel
51 Kecurigaan panglima
52 Rahasia besar
53 Turun tangan
54 Syarat peri Bilqis
55 Mendatangi kerajaan Mataram
56 Ibu Dhambi
57 Banyak perubahan
58 Meminta tolong
59 Menjemput pangeran Yudistira
60 Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61 Berusaha keluar dari dalam istana
62 Merasa sedikit tenang
63 Panas dingin di acara pertemuan
64 Remuk redam
65 Keluar dari istana
66 Rela menerima syarat yang di berikan raja
67 Merampasnya dengan paksa
68 Lebih cepat lebih baik
69 Mata-mata yang tidak di sadari
70 Kedatangan peri Lofair
71 Berusaha keluar dari istana
72 Marah pada pangeran Louis
73 Mengikuti alurnya
74 Suara gelang kaki yang mendekat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jatuh ke bumi
2
Pangeran hilang
3
Mengikuti paman Sam
4
Terpojok
5
Sampai di istana
6
Tercekat
7
Terluka
8
Krieet
9
Kecurigaan
10
Mencari peri Bulan
11
Suara hewan buas
12
Rencana licik
13
Akan lebih hati-hati
14
Semak-semak itu bergerak-gerak
15
Siapa itu?
16
Tidak bergerak
17
Mengikutinya dari belakang
18
Terkejut
19
Siapa dia?
20
Splash
21
Cerita peri Bilqis
22
Orang misterius
23
Ke kamar ibunda
24
Ketakutan
25
Ancaman
26
Menagih janji
27
Tidak berpihak
28
Siapa di sana?
29
Rahasia paman Sam
30
Memperkuat
31
Gawat
32
Makanan aneh
33
Kosong
34
Calon kakak ipar
35
Penjara bawah tanah
36
Lorong buntu
37
Nama asli paman Sam palsu
38
Berbeda
39
Sedih
40
Berpisah
41
Tolak
42
TIDAKK
43
Gadis liar
44
Luka
45
Menyamar
46
Kalang kabut
47
Itu bukannya
48
Shock
49
Pergi atau diam
50
Pangeran bhawel
51
Kecurigaan panglima
52
Rahasia besar
53
Turun tangan
54
Syarat peri Bilqis
55
Mendatangi kerajaan Mataram
56
Ibu Dhambi
57
Banyak perubahan
58
Meminta tolong
59
Menjemput pangeran Yudistira
60
Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61
Berusaha keluar dari dalam istana
62
Merasa sedikit tenang
63
Panas dingin di acara pertemuan
64
Remuk redam
65
Keluar dari istana
66
Rela menerima syarat yang di berikan raja
67
Merampasnya dengan paksa
68
Lebih cepat lebih baik
69
Mata-mata yang tidak di sadari
70
Kedatangan peri Lofair
71
Berusaha keluar dari istana
72
Marah pada pangeran Louis
73
Mengikuti alurnya
74
Suara gelang kaki yang mendekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!