Akan lebih hati-hati

Sementara itu.

Pangeran Aksara duduk di dekat kasur, matanya melihat wajah peri Bulan yang masih belum siuman.

Pangeran tidak melakukan apapun, dia hanya menatap wajah cantik peri Bulan saja.

"Kapan dia akan bangun, aku sudah tidak sabar menanyakan semua hal padanya"

"Aku berharap semoga dia bukan penduduk dari kerajaan Fanjafan, aku tidak akan bisa menolongnya kalau sampai itu terjadi"

Pangeran Aksara sangat takut jika hal itu benar-benar terjadi.

"Alam aku mohon pada mu kali ini saja berpihaklah pada ku, aku sungguh tidak akan bisa membayangkan bagaimana jadinya jika sampai aku tau kalau Bulan ternyata bukan penduduk di kerajaan Mataram"

"Aku sungguh tidak mau hal itu terjadi, aku tidak bisa melihat Bulan tewas di depan ku jika sampai dia bukan penduduk di kerajaan ini"

"Aku tidak mau hal itu terjadi, aku tidak mau, aku tidak mau"

Berulang kali pangeran Aksara menyebutkan kata itu, ia sungguh tidak mau kehilangan peri Bulan yang sudah berhasil memikat hatinya.

Pangeran Aksara kembali menatap wajah peri Bulan yang membuatnya kembali tenang.

Seakan-akan pikiran-pikiran buruknya hilang entah kenapa ketika menatap wajah cantik peri Bulan yang begitu tenang.

"Aku yakin sekali kamu bukan berasal dari penduduk di kerajaan Fanjafan, aku sangat yakin akan hal itu"

Pangeran Aksara tersenyum dengan tatapan matanya yang terus melihat wajah peri Bulan.

Puas memandangi wajah peri Bulan, pangeran Aksara berjalan mendekati kamar mandi, ia lalu membersihkan tubuhnya.

Hari sudah gelap gulita, matahari yang ada di langit kini berganti menjadi bulan.

Di luar pangeran Shiwa mengikuti paman Sam dari kejauhan dengan perlahan-lahan, ia berusaha mencari tau siapa sebenarnya paman Sam.

Kecurigaan pangeran Shiwa terhadap pamannya sendiri semakin kuat karena pangeran Shiwa merasa paman Sam lah orang yang sudah memberitahukan tentang hilangnya kakak-kakaknya.

"Aku harus ikutin kemana saja paman Sam pergi, aku yakin sekali dia yang sudah memberitahukan kepada raja Namrud jika kakak ku hilang di dalam hutan, jika bukan dia yang sudah melakukannya siapa lagi, tidak ada satupun orang yang keluar dari dalam istana kecuali mencari kakak ku"

Pangeran Shiwa terus menatap paman Sam yang tengah berada di dalam istana, terlihat jika paman Sam sedang berbincang-bincang dengan prajurit yang berjaga di depan.

Pangeran Shiwa berusaha menajamkan pendengarannya untuk tau apa saja yang mereka bicarakan.

"Apa yang mereka bicarakan, kenapa aku tidak dapat mendengarnya sama sekali, aku harus dengarkan baik-baik pembicaraan mereka, karena aku merasa apa yang mereka bicarakan pasti hal penting dan ini tidak boleh terlewatkan"

Pangeran Shiwa menatap keduanya, ia berdiri di dekat tembok yang di sampingnya ada guci besar.

"Aku harus lebih dekat lagi dengan mereka agar aku tau apa saja yang mereka bicarakan"

Pangeran Shiwa dengan pelan-pelan berjalan mendekati mereka, ia berusaha tidak membuat bunyi yang bisa membuat mereka berdua curiga.

Tiba-tiba pembicaraan mereka terhenti.

"Gawat" batin pangeran Shiwa.

Paman Sam dan prajurit itu melihat ke belakang.

Namun tidak ada apapun yang mereka temukan.

"Sepertinya ada yang lewat, tapi kenapa gak ada apapun saat aku mencarinya, apa mungkin perasaan aku aja ya" batin paman Sam yang melihat ke kanan dan kirinya namun tidak ada apapun.

Paman Sam kembali melanjutkan berbincang-bincang dengan prajurit itu.

Pangeran Shiwa yang bersembunyi di balik tirai bernapas lega karena tindakannya tidak ketahuan.

"Huft untunglah aku bisa langsung cepat berlari ke sini, kalau tidak mereka pasti akan menangkap basah diri ku yang berusaha mengetahui apa yang mereka bicarakan" kata pangeran Shiwa pelan.

Pangeran Shiwa memegangi dadanya yang tegang karena hampir ketahuan.

Pangeran Shiwa menajamkan pendengarannya berharap topik yang di bicarakan oleh paman Sam dan prajurit itu dapat ia dengar.

"Prajurit jaga baik-baik istana ini, jangan sampai ada penyusup yang tau apapun lagi yang terjadi di dalam istana ini, tadi kita sudah kecolongan dan kali ini kita tidak boleh kecolongan lagi, bisa-bisa apapun yang terjadi di kerajaan ini akan di ketahui oleh kerajaan musuh, aku tidak mau itu terjadi"

"Baik, kami akan berusaha menjaga istana ini, kami tidak akan biarkan ada penyusup yang masuk dan mencari tau tentang apa yang terjadi di kerajaan ini"

"Bagus, aku tinggal dulu, ingat jangan sampai ada penyusup yang masuk ke dalam"

Peringatan paman Sam pada prajurit itu.

"Baik"

Paman Sam kemudian meninggalkan prajurit itu, prajurit lalu kembali bertugas menjaga istana.

"Tidak ada yang aneh dengan apa yang mereka bicarakan, paman Sam tidak bicara yang patut di curigai"

"Sebenarnya paman Sam itu penyusup atau bukan?"

"Kenapa makin ke sini makin membingungkan, apa mungkin paman Sam yang pergi ke kerajaan Fanjafan hanya untuk mencari tau tentang keberadaan kakak ku?"

"Tapi tidak mungkin, kalau paman Sam datang ke kerajaan Fanjafan hanya untuk mencari tau, dia pasti mengendap-endap masuk ke dalam kerajaan itu, tapi ini apa?"

"Paman Sam malah masuk ke dalam kerajaan itu dengan terang-terangan, mana mungkin paman Sam ke sana cuman mencari tau, kalau aku yang datang ke sana seperti yang paman Sam lakukan, aku pasti tidak akan pernah pulang ke istana lagi"

Pangeran Shiwa masih setengah tidak yakin jika paman Sam bukan penyusup.

"Aku harus cari tau lagi sampai aku menemukan titik terangnya, aku yakin sekali kerajaan Fanjafan tau kakak ku hilang di dalam hutan karena ada yang sudah memberitahukannya, tidak mungkin mereka tau dengan sendirinya, pasti ada mata-mata mereka yang berada di kerajaan ini dan aku akan mencari tau siapa mata-mata ku"

"Kalau benar paman Sam penyusunnya, aku sendiri yang akan menyeretnya keluar dari dalam istana ini"

Janji pangeran Shiwa yang sudah sangat geram pada penyusup yang hampir membunuh kakaknya.

Pangeran Shiwa keluar dari tempat persembunyiannya.

Pangeran Shiwa melihat sekelilingnya yang sepi, tidak ada orang sama sekali yang terlihat.

"Aku harus kemana lagi ini, ngikutin paman Sam atau ke kamar kakak"

Bingung pangeran Shiwa dengan apa yang akan ia pilih.

"Lebih baik aku ke kamar kakak saja, aku ingin melihat keadaannya, masalah paman Sam besok aku akan kembali selidiki dia"

Pangeran Shiwa melangkah menuju kamar kakaknya yakni pangeran Arjuna.

Di samping tembok ada seseorang yang menguping pembicaraan pangeran Shiwa sejak tadi.

"Bocah itu kenapa mencari mati dengan menyelidiki ku, aku harus hati-hati darinya, dia bisa saja membuat ku tertangkap basah" kata paman Sam pelan dengan terus menatap punggung pangeran Shiwa yang pergi.

Paman sam akan berusaha berhati-hati ke depannya.

Setelah tak bisa melihat punggung pangeran Shiwa, paman Sam kemudian pergi dari sana.

Episodes
1 Jatuh ke bumi
2 Pangeran hilang
3 Mengikuti paman Sam
4 Terpojok
5 Sampai di istana
6 Tercekat
7 Terluka
8 Krieet
9 Kecurigaan
10 Mencari peri Bulan
11 Suara hewan buas
12 Rencana licik
13 Akan lebih hati-hati
14 Semak-semak itu bergerak-gerak
15 Siapa itu?
16 Tidak bergerak
17 Mengikutinya dari belakang
18 Terkejut
19 Siapa dia?
20 Splash
21 Cerita peri Bilqis
22 Orang misterius
23 Ke kamar ibunda
24 Ketakutan
25 Ancaman
26 Menagih janji
27 Tidak berpihak
28 Siapa di sana?
29 Rahasia paman Sam
30 Memperkuat
31 Gawat
32 Makanan aneh
33 Kosong
34 Calon kakak ipar
35 Penjara bawah tanah
36 Lorong buntu
37 Nama asli paman Sam palsu
38 Berbeda
39 Sedih
40 Berpisah
41 Tolak
42 TIDAKK
43 Gadis liar
44 Luka
45 Menyamar
46 Kalang kabut
47 Itu bukannya
48 Shock
49 Pergi atau diam
50 Pangeran bhawel
51 Kecurigaan panglima
52 Rahasia besar
53 Turun tangan
54 Syarat peri Bilqis
55 Mendatangi kerajaan Mataram
56 Ibu Dhambi
57 Banyak perubahan
58 Meminta tolong
59 Menjemput pangeran Yudistira
60 Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61 Berusaha keluar dari dalam istana
62 Merasa sedikit tenang
63 Panas dingin di acara pertemuan
64 Remuk redam
65 Keluar dari istana
66 Rela menerima syarat yang di berikan raja
67 Merampasnya dengan paksa
68 Lebih cepat lebih baik
69 Mata-mata yang tidak di sadari
70 Kedatangan peri Lofair
71 Berusaha keluar dari istana
72 Marah pada pangeran Louis
73 Mengikuti alurnya
74 Suara gelang kaki yang mendekat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jatuh ke bumi
2
Pangeran hilang
3
Mengikuti paman Sam
4
Terpojok
5
Sampai di istana
6
Tercekat
7
Terluka
8
Krieet
9
Kecurigaan
10
Mencari peri Bulan
11
Suara hewan buas
12
Rencana licik
13
Akan lebih hati-hati
14
Semak-semak itu bergerak-gerak
15
Siapa itu?
16
Tidak bergerak
17
Mengikutinya dari belakang
18
Terkejut
19
Siapa dia?
20
Splash
21
Cerita peri Bilqis
22
Orang misterius
23
Ke kamar ibunda
24
Ketakutan
25
Ancaman
26
Menagih janji
27
Tidak berpihak
28
Siapa di sana?
29
Rahasia paman Sam
30
Memperkuat
31
Gawat
32
Makanan aneh
33
Kosong
34
Calon kakak ipar
35
Penjara bawah tanah
36
Lorong buntu
37
Nama asli paman Sam palsu
38
Berbeda
39
Sedih
40
Berpisah
41
Tolak
42
TIDAKK
43
Gadis liar
44
Luka
45
Menyamar
46
Kalang kabut
47
Itu bukannya
48
Shock
49
Pergi atau diam
50
Pangeran bhawel
51
Kecurigaan panglima
52
Rahasia besar
53
Turun tangan
54
Syarat peri Bilqis
55
Mendatangi kerajaan Mataram
56
Ibu Dhambi
57
Banyak perubahan
58
Meminta tolong
59
Menjemput pangeran Yudistira
60
Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61
Berusaha keluar dari dalam istana
62
Merasa sedikit tenang
63
Panas dingin di acara pertemuan
64
Remuk redam
65
Keluar dari istana
66
Rela menerima syarat yang di berikan raja
67
Merampasnya dengan paksa
68
Lebih cepat lebih baik
69
Mata-mata yang tidak di sadari
70
Kedatangan peri Lofair
71
Berusaha keluar dari istana
72
Marah pada pangeran Louis
73
Mengikuti alurnya
74
Suara gelang kaki yang mendekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!