Para peri melangkah menuju istana untuk melaporkan segalanya pada Maharani tentang apa yang mereka temukan saat berada di bumi.
"Ibunda"
Panggilan itu langsung membuat lamunan Maharani buyar.
"Bagaimana, apa kalian menemukan peri Bulan?"
Mereka semua diam mendudukkan kepala karena mereka masih belum menemukan peri Bulan.
"Kenapa kalian diam, di mana peri Bulan, dia kembali bersama kalian bukan?"
"Maaf bunda kami tidak berhasil menemukan peri Bulan, kami hanya nemuin tongkat peri Bulan yang jatuh ke dalam hutan" jawab peri Matahari.
"Jika tongkat peri Bulan jatuh di hutan peri Bulan pasti juga berada di sana, apa kalian tidak mencarinya?"
"Kami sudah mencarinya ibunda, namun tidak ketemu juga, kami hanya melihat ada darah yang sangat banyak yang tertinggal di rumput, kami merasa darah itu darahnya peri Bulan"
"Tidak mungkin, peri Bulan baik-baik saja, dia tidak mungkin terluka"
Shock Maharani mendengar berita tak terduga itu.
"Di dekat darah itu apakah kalian tidak melihat peri Bulan?"
Dengan memegang dada yang mulai sesak Maharani kembali bertanya pada mereka.
Mereka semua menggeleng kompak.
"Tidak ibunda, kami tidak menemukan peri Bulan di dalam hutan itu meski kami sudah mencarinya kemanapun, kami merasa peri Bulan sudah di temukan oleh manusia"
"Peri Bulan dalam bahaya kalau seperti itu, kalian besok cari peri Bulan sampai ketemu, bawa dia pulang ke alam peri, sebelum manusia itu melakukan sesuatu yang membuat peri Bulan tak akan bisa kembali ke sini lagi"
"Baik ibunda, tapi bagaimana caranya kami bisa mencari peri Bulan di bumi?"
Pertanyaan itu di ajukan oleh peri Bintang.
"Dengan cara menyamar menjadi penduduk bumi, lalu kalian carilah peri Bulan, temukan dia dan bawa ke sini"
"Baik ibunda, kami akan berusaha mencari peri Bulan sampai ketemu"
"Ingat jangan sampai penduduk bumi tau siapa kalian sebenarnya, sebisa mungkin kalian harus sembunyiin identitas kalian, karena jika sampai kalian ketahuan, lalu penduduk bumi membunuh kalian, tamatlah riwayat kalian"
"Kami akan berhati-hati, sebisa mungkin kami akan berusaha nyembunyiin siapa kami sebenarnya dari penduduk bumi"
"Bagus, sekarang kembalilah ke kamar masing-masing, besok pagi kalian harus cari adik kalian lagi"
Mereka semua mengangguk lalu masuk ke dalam kamar masing-masing.
"Semoga peri Bulan baik-baik saja"
Cemas Maharani memikirkan peri Bulan yang masih di ketahui keadaannya.
Tanpa Maharani dan peri-peri lainnya sadari ada seseorang yang tubuhnya pendek, telinganya seperti kelelawar tengah mendengar pembicaraan mereka dengan detail.
"Aku harus kasih tau peri Blanarkis tentang hal ini" kata Toba-toba pelan.
Toba-toba mengambil mutiara berwarna hitam dari saku celananya lalu memakannya.
Seketika Toba-toba menghilang dari alam peri dan langsung muncul di depan peri Bilqis yang kejam.
"Pergi kemana kau, kenapa menghilang dan muncul dengan tiba-tiba?" tanya peri Bilqis yang marah setelah melihat Toba-toba muncul di depannya.
"Peri Bilqis aku habis kembali dari alam peri"
"Untuk apa kau ke sana?"
"Aku hanya ingin berkunjung saja"
"Benar-benar tidak berguna"
Peri Bilqis melampiaskan kekalahannya yang berperang di perbatasan pada Toba-toba.
"Peri Bilqis jangan salah, aku mendapatkan berita yang dapat menguntungkan bagi mu"
"Berita apa?"
"Aku mendengar kalau peri Bulan jatuh ke bumi dan peri-peri lainnya masih belum bisa menemukan peri Bulan"
Senyuman kejahatan terukir di wajah peri Bilqis mendengar berita yang Toba-toba katakan.
"Peri Bulan jatuh ke bumi, ini kesempatan emas untuk mu menghabisinya, kau harus lebih dulu menemukan peri Bulan sebelum para peri itu menemukannya"
Peri Bilqis langsung memiliki rencana licik setelah mendengar berita yang sangat bagus menurutnya.
"Iya, ini adalah kesempatan terbaik untuk ku membalas dendam karena mereka sudah membuat teman-teman ku lenyap menjadi debu"
Geram peri Bilqis pada peri yang tinggal di alam peri.
"Iya, kau harus balas dendam, mereka sudah meremehkan mu, maka sekarang waktu mu menunjukkan siapa diri mu sebenarnya"
"Toba-toba cari tau kapan mereka akan turun ke bumi untuk mencari peri Bulan"
"Aku sudah tau"
"Cepat katakan kapan mereka akan pergi ke sana?"
Peri Bilqis sudah tidak sabar dengan jawaban Toba-toba.
"Besok, mereka akan mencari peri Bulan esok hari, aku mendengar kalau mereka berniat menyamar menjadi penduduk bumi agar bisa mengelabuhi manusia-manusia yang tinggal di bumi, kau harus menyamar juga menjadi penduduk bumi agar bisa mencari peri Bulan"
"Aku akan melakukannya, aku pasti akan menemukan peri Bulan jauh sebelum mereka, aku akan menggunakan peri Bulan sebagai senjata ku untuk bisa merebut alam peri dan nanti aku yang akan jadi Maharani di sana hahaha"
Tawa peri Bilqis menggelegar dahsyat di alam kegelapan yang begitu menakutkan.
Peri Bilqis yang hati dan pikirkan di penuhi dendam dan keserakahan akan berusaha menguasai alam peri yang begitu ia inginkan sejak dulu.
"Dan aku akan menjadi perdana menteri di sana"
Toba-toba membayangkan menjadi perdana menteri yang dapat melakukan apa saja di sana.
"Toba-toba sekarang kau perlihatkan di mana peri Bulan berada"
Toba-toba melempar batu pada air yang berada di dalam sebuah wadah yang terbuat dari tahan liat.
Air yang tadinya tenang itu langsung mendidih seperti ada bara api yang membakarnya.
Air yang tadi mendidih kini kembali tenang dan memperlihatkan wajah peri Bulan yang sedang tidak sadarkan diri di dalam kerajaan Mataram.
Peri Bilqis melihat dengan seksama tempat yang saat ini di tinggali peri Bulan.
"Sepertinya peri Bulan berada di dalam istana, tapi siapa yang sudah membawanya ke sana?"
"Menurut peri-peri kemungkinan besar peri Bulan di temukan oleh manusia, mungkin saja manusia itu membawanya ke dalam istana"
"Berarti manusia itu adalah anggota kerajaan"
"Lihatlah itu, ada seorang pangeran yang mendekati peri Bulan"
Peri Bilqis menatap wajah pangeran yang ada di dalam air itu.
"Aku rasa pangeran itu yang sudah menemukan peri Bulan, Toba-toba sekarang kau turunlah ke bumi dan cari tau siapa pangeran itu dan di mana letak kerajaan itu"
"Tapi peri Bilqis"
"Tidak ada tapi-tapian, cepat pergi ke bumi dan laksanakan perintah yang aku suruh"
"Di sana"
"CEPAT"
Mata peri Bilqis melotot tajam ke arah Toba-toba yang mencari alasan agar tidak mau melaksanakan perintahnya.
"A-aku"
"Arrrrgghh lambat"
Peri Bilqis kemudian menggunakan tongkat dan memasukkan Toba-toba ke dalam air itu.
"Arrrrgghh"
Teriak Toba-toba yang sangat terkejut.
Tubuh Toba-toba hilang dari alam kegelapan.
"Di suruh turun ke bumi susahnya minta ampun, memang dasar anak buah tidak berguna"
Omel peri Bilqis selalu marah-marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments