Suara hewan buas

"Lihat, aku menemukan tongkat peri Bulan di sana, aku merasa peri Bulan jatuh ke sini"

Peri Pelangi menunjuk tempat di mana ia menemukan tongkat peri Bulan yang tidak jauh dari posisinya berdiri.

"Jadi peri Bulan benaran jatuh ke bumi"

Peri Matahari masih tidak menyangka jika hal itu beneran terjadi.

"Iya peri Bulan beneran jatuh ke bumi dan dia terluka sehingga darahnya tertinggal di rumput"

"J-jadi darah ini memang darahnya peri Bulan"

Tercekat peri Matahari melihat darah yang sebanyak itu.

"Aku merasa seperti itu"

"Sekarang di mana peri Bulan, kenapa hanya ada darahnya saja yang tertinggal di sini?"

"Aku juga tidak tau, sejak tadi aku mencarinya, namun masih tidak kunjung ketemu juga"

"Kita harus cari peri Bulan, aku yakin dia pasti ada di sekitar sini"

"Iya, aku juga merasa seperti itu"

"Ayo kita harus cari peri Bulan, kita harus temukan dia"

Peri Pelangi mengangguk setuju lalu mencari keberadaan peri Bulan bersama peri Matahari.

"Peri Bulan, kamu di mana" teriak peri Matahari.

"Peri Bulan kami ada di sini, kamu ada di mana"

Tidak ada jawaban yang terdengar.

"Peri Bulan, kamu ada di mana"

"Peri Bulan katakan sesuatu, tolong kasih tau kami kamu ada di mana"

Teriakan demi teriakan dari kedua adik kakak itu terus terdengar dengan jelas di dalam hutan ini namun sayangnya tidak ada satupun jawaban yang terdengar.

"Peri Bulan, kamu ada di mana, kamu baik-baik saja bukan"

"Sepertinya peri Bulan tidak ada di sini"

"Kalau tidak ada di sini lalu pergi kemana peri Bulan?"

"Mungkin saja ada manusia yang sudah menolongnya"

Peri Pelangi sangat yakin karena sejak tadi ia terus mencari keberadaan peri Bulan tapi masih belum di temukan juga.

"Adakah manusia yang baik, aku tidak yakin"

Peri Matahari nampak ragu dengan hal itu.

"Aku yakin pasti ada manusia yang baik hati dan dia yang sudah menolong peri Bulan, memang di bumi banyak sekali kejahatan yang terjadi, tetapi manusia-manusia yang hidup di bumi tidak semuanya jahat, ada yang baik juga dan akan yakin sekali"

"Tapi itu sangat langka peri Pelangi"

Peri Matahari nampak cemas, ia mondar-mandir ke sana kemari memikirkan kejadian buruk yang menimpa peri Bulan jika sampai ada manusia yang berniat jahat padanya

"Kakak kenapa, kenapa kakak gelisah?"

"Aku hanya takut manusia yang sudah menemukan peri Bulan memiliki niat jahat, bagaimana kalau ternyata manusia itu ngapa-ngapain peri Bulan dan membuat peri Bulan tidak bisa kembali berkumpul bersama kita"

Peri Matahari tidak dapat membayangkan kejadian demi kejadian buruk yang menimpa peri Bulan jika sampai hal itu terjadi.

"Apa yang kakak katakan, itu tidak benar, kakak jangan bicara sembarang, peri Bulan pasti baik-baik saja, dia tidak mungkin kenapa-napa, aku yakin sekali orang yang sudah menolong peri Bulan adalah orang baik, dia pasti berniat untuk menolong peri Bulan, tidak lebih"

"Tapi bagaimana kalau orang itu jahat dan dia mencelakai peri Bulan, aku tidak bisa membayangkan hal itu terjadi"

Peri Matahari terus mondar-mandir tak tenang memikirkan adiknya yang takut kenapa-napa.

"Itu tidak mungkin terjadi kak, orang itu pasti baik, dia tidak mungkin orang jahat, kakak tenanglah"

"Mana mungkin aku bisa tenang, peri Bulan masih belum ketemu, kita harus temuin dia, baru aku bisa tenang"

"Tapi di hutan ini gak ada apapun kak, kita sudah mencari peri Bulan sejak tadi, tapi masih tidak kunjung ketemu juga, percuma kita mencarinya di sini karena aku yakin manusia itu sudah membawa peri Bulan keluar dari dalam hutan ini"

"Terus manusia itu mau membawa peri Bulan kemana?"

"Kemana lagi kalau bukan ke rumahnya, dia pasti mengobati peri Bulan yang tengah terluka"

"Mengobatinya dengan pisau, iya kan, peri Pelangi di sini itu alam bumi, banyak orang jahat di sini, aku hanya takut peri Bulan di celakai oleh manusia yang sudah menemukannya, kita harus temukan peri Bulan, saat ini dia dalam bahaya, kita harus selamatkan dia sebelum ada apa-apa yang terjadi padanya"

"Kita mau mencarinya di mana kak?"

"Sebentar aku mau panggil yang lain dulu"

Peri Matahari memejamkan mata untuk memanggil peri-peri lainnya.

Seketika peri-peri itu muncul di dalam mereka berdua.

"Bagaimana, apa kalian menemukan peri Bulan?" tanya peri Bintang.

Mereka menggeleng kompak.

"Kami tidak menemukannya, kami hanya menemukan tongkatnya yang jatuh di sana, kami merasa jika ada manusia yang sudah menemukan peri Bulan"

Peri-peri lain yang mendengar jawaban peri Matahari terkejut.

"Jika manusia telah menemukan peri Bulan artinya peri Bulan saat ini tengah dalam bahaya, aku takut peri Bulan di celakai oleh manusia itu"

"Itu yang aku takutkan sejak tadi"

Peri Matahari juga merasakan ketakutan yang sama seperti peri Mentari.

"Lalu bagaimana ini, kita harus mencari peri Bulan kemana?"

"Aku rasa peri Bulan ada di sekitar sini, karena manusia yang sudah menemukan peri Bulan pasti tinggal tak jauh dari sini"

"Kita harus temukan peri Bulan secepatnya sebelum manusia itu mencelakai peri Bulan"

"Tapi sulit bagi kita untuk dapat menemukan peri Bulan"

Semua tatapan para peri langsung tertuju pada peri Awan.

"Kenapa demikian?"

"Karena jika peri Bulan di temukan oleh manusia, kita akan sulit untuk menemukannya karena pasti di sekitar peri Bulan akan ada banyak manusia sedangkan kita berusaha untuk jangan sampai di lihat oleh manusia apalagi sampai bertemu dengan manusia"

"Iya juga, bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan, kita harus tolongin peri Bulan, aku tidak mau dia kenapa-napa"

"Ayo kita cari peri Bulan di sekitar sini, jika sampai tidak ketemu juga, tandanya kita harus mencari cara untuk bisa menemukan peri Bulan di permungkiman penduduk"

Mereka semua setuju dengan usulan peri Bintang.

"Iya, kita coba cari peri Bulan di sekitar sini"

Mereka melangkahkan kaki ingin mencari peri Bulan.

Baru satu langkah mereka berjalan tiba-tiba langkah mereka langsung terhenti.

Grrrr

Para peri yang mendengar suara hewan buas langsung menelan ludah.

"Kakak itu suara apa?" tanya peri Pelangi yang memegang lengan peri Matahari sebagai pelindung.

"Aku rasa suara itu suara hewan buas, bagaimana ini, kita lanjut nyari lagi atau tidak?"

"Kita kembali saja ke alam peri dulu, kita kasih tau bunda tentang hal ini, biar bunda yang akan memutuskan langkah selanjutnya"

"Setuju, kita lebih baik kembali ke alam peri dulu, setidaknya kita sudah tau kalau peri Bulan jatuh ke bumi"

"Ya sudah kalau seperti itu, ayo kita kembali ke alam peri"

Mereka semua mengangguk setuju dengan ucapan peri Matahari.

Semua para peri kemudian menghilang dari sana.

Episodes
1 Jatuh ke bumi
2 Pangeran hilang
3 Mengikuti paman Sam
4 Terpojok
5 Sampai di istana
6 Tercekat
7 Terluka
8 Krieet
9 Kecurigaan
10 Mencari peri Bulan
11 Suara hewan buas
12 Rencana licik
13 Akan lebih hati-hati
14 Semak-semak itu bergerak-gerak
15 Siapa itu?
16 Tidak bergerak
17 Mengikutinya dari belakang
18 Terkejut
19 Siapa dia?
20 Splash
21 Cerita peri Bilqis
22 Orang misterius
23 Ke kamar ibunda
24 Ketakutan
25 Ancaman
26 Menagih janji
27 Tidak berpihak
28 Siapa di sana?
29 Rahasia paman Sam
30 Memperkuat
31 Gawat
32 Makanan aneh
33 Kosong
34 Calon kakak ipar
35 Penjara bawah tanah
36 Lorong buntu
37 Nama asli paman Sam palsu
38 Berbeda
39 Sedih
40 Berpisah
41 Tolak
42 TIDAKK
43 Gadis liar
44 Luka
45 Menyamar
46 Kalang kabut
47 Itu bukannya
48 Shock
49 Pergi atau diam
50 Pangeran bhawel
51 Kecurigaan panglima
52 Rahasia besar
53 Turun tangan
54 Syarat peri Bilqis
55 Mendatangi kerajaan Mataram
56 Ibu Dhambi
57 Banyak perubahan
58 Meminta tolong
59 Menjemput pangeran Yudistira
60 Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61 Berusaha keluar dari dalam istana
62 Merasa sedikit tenang
63 Panas dingin di acara pertemuan
64 Remuk redam
65 Keluar dari istana
66 Rela menerima syarat yang di berikan raja
67 Merampasnya dengan paksa
68 Lebih cepat lebih baik
69 Mata-mata yang tidak di sadari
70 Kedatangan peri Lofair
71 Berusaha keluar dari istana
72 Marah pada pangeran Louis
73 Mengikuti alurnya
74 Suara gelang kaki yang mendekat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jatuh ke bumi
2
Pangeran hilang
3
Mengikuti paman Sam
4
Terpojok
5
Sampai di istana
6
Tercekat
7
Terluka
8
Krieet
9
Kecurigaan
10
Mencari peri Bulan
11
Suara hewan buas
12
Rencana licik
13
Akan lebih hati-hati
14
Semak-semak itu bergerak-gerak
15
Siapa itu?
16
Tidak bergerak
17
Mengikutinya dari belakang
18
Terkejut
19
Siapa dia?
20
Splash
21
Cerita peri Bilqis
22
Orang misterius
23
Ke kamar ibunda
24
Ketakutan
25
Ancaman
26
Menagih janji
27
Tidak berpihak
28
Siapa di sana?
29
Rahasia paman Sam
30
Memperkuat
31
Gawat
32
Makanan aneh
33
Kosong
34
Calon kakak ipar
35
Penjara bawah tanah
36
Lorong buntu
37
Nama asli paman Sam palsu
38
Berbeda
39
Sedih
40
Berpisah
41
Tolak
42
TIDAKK
43
Gadis liar
44
Luka
45
Menyamar
46
Kalang kabut
47
Itu bukannya
48
Shock
49
Pergi atau diam
50
Pangeran bhawel
51
Kecurigaan panglima
52
Rahasia besar
53
Turun tangan
54
Syarat peri Bilqis
55
Mendatangi kerajaan Mataram
56
Ibu Dhambi
57
Banyak perubahan
58
Meminta tolong
59
Menjemput pangeran Yudistira
60
Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61
Berusaha keluar dari dalam istana
62
Merasa sedikit tenang
63
Panas dingin di acara pertemuan
64
Remuk redam
65
Keluar dari istana
66
Rela menerima syarat yang di berikan raja
67
Merampasnya dengan paksa
68
Lebih cepat lebih baik
69
Mata-mata yang tidak di sadari
70
Kedatangan peri Lofair
71
Berusaha keluar dari istana
72
Marah pada pangeran Louis
73
Mengikuti alurnya
74
Suara gelang kaki yang mendekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!