Mencari peri Bulan

Di sisi lain.

Para peri yang tak lain adalah kakak-kakak peri Bulan berusaha mencari peri Bulan di bumi yang besar dan luas.

"Di mana peri Bulan, kenapa tak bisa kita temukan"

Peri Bintang masih belum bisa menemukan peri Bulan adiknya yang terjatuh ke bumi.

"Bumi ini luas, ada banyak tempat di bumi, kita tidak tau peri Bulan jatuh ke sebelah mana"

"Lalu bagaimana ini, kita harus temukan peri Bulan, aku takut apa-apa dengannya, aku tidak mau dia di jahatin oleh penduduk bumi"

Peri Mentari takut sekali hal itu sampai terjadi.

"Kita harus temuin peri Bulan dan untuk bisa menemukannya, kita harus berpencar, nanti jika di antara kalian ada yang nemuin peri Bulan langsung beritahukan pada yang lain"

Mereka mengangguk setuju dengan rencana dari peri Matahari.

"Ayo kita berpencar biar cepat ketemu"

Seketika peri-peri itu berpencar mencari keberadaan peri Bulan di bumi yang luas sekali.

Peri Pelangi mencari peri Bulan di hutan, ia terbang di atas hutan, matanya terus melihat ke bawah yang terdapat hutan yang sangat lebat.

"Peri Bulan, kamu di mana, aku di sini, kamu berada di sebelah mana?" tanya peri Pelangi.

"Peri Bulan kamu ada di sekitar sini bukan?"

Peri Pelangi terbang dengan terus mencari keberadaan adiknya yang masih tidak di ketahui berada di mana.

"Peri Bulan kamu di mana"

Teriakan demi teriakan terus di lakukan oleh peri Pelangi berharap adiknya dapat mendengarnya dan ia bisa menemukannya.

"Kemana peri Bulan, kenapa tidak kunjung ketemu, apa peri Bulan tidak jatuh ke sini?"

Peri Pelangi merasa tidak yakin kalau peri Bulan jatuh ke dalam hutan.

"Sepertinya memang peri Bulan tidak ada di sini, lebih baik aku cari peri Bulan di tempat lain saja"

Peri Pelangi hendak terbang ke arah lain tiba-tiba ada sesuatu yang berkilau di bawah dan itu semua membuat peri Pelangi menghalangi wajahnya dengan telapak tangan.

"Apa itu, kenapa berkilau-kilau seperti itu"

Penasaran peri Pelangi pada benda yang terus berkilau.

Peri Pelangi mendekati benda itu yang separuhnya di tutupi oleh rumput.

Peri Pelangi mengenali benda yang berkilau itu, ia lalu mengambilnya.

"Ini bukannya tongkat peri Bulan, iya ini benaran tongkatnya peri Bulan, tapi di mana peri Bulan, kenapa hanya tongkatnya yang ada di sekitar sini?"

Peri Pelangi melihat ke kanan dan kirinya yang hanya penuh dengan rumput, pepohonan dan tanaman-tanaman lainnya.

"Aku rasa peri Bulan tidak jauh dari sini, lihat saja tongkatnya jatuh di sini, dia pasti juga berada di sekitar sini, aku harus temukan dia, aku harus bisa bawa dia pulang ke alam peri lagi"

Peri Pelangi melihat sekeliling yang tidak ada satupun orang yang terlihat.

"Peri Bulan, peri Bulan kamu ada di sini bukan?"

Tidak ada jawaban yang terdengar di telinga peri Pelangi.

"Peri Bulan aku ada di sini, kamu ada di mana"

Teriakan demi teriakan terus peri Pelangi lakukan agar adiknya dapat ia temukan.

"Peri Bulan kamu ada di mana, aku ada di sini"

Peri Pelangi terus berteriak dengan melihat sekelilingnya yang tidak ada apapun, bahkan tidak ada tanda-tanda akan adanya sahutan dari peri Bulan.

"Peri Bulan sebenarnya ada di mana, kenapa tidak ada di sekitar sini, apa dia tidak berada di sekitar sini?"

"Tapi aku yakin jika dia tak jauh dari sini, aku harus temukan dia, aku harus bawa dia pulang sebelum ada manusia yang berniat jahat padanya"

Peri Pelangi berjalan mencari adiknya di dalam hutan yang luas itu.

"Peri Bulan kamu di mana"

"Peri Bulan kamu ada di sini bukan"

"Peri Bulan katakan sesuatu, aku mohon jawab pertanyaan ku"

Teriakan peri Pelangi terdengar jelas di dalam hutan yang sepi dan sunyi hanya ada hewan-hewan kecil saja yang terus berbunyi.

"Peri Bulan kamu ada di mana, tolong jawablah, kamu baik-baik saja bukan, tidak ada yang mencelakai mu bukan?"

Peri Pelangi cemas sekali memikirkan keadaan adiknya yang masih belum di ketahui.

"Peri Bulan katakan sesuatu, kamu ada di sini bukan"

Teriak peri Pelangi yang terus berusaha menemukan keberadaan peri Bulan.

"Peri Bulan ka-

Tiba-tiba perkataan peri Pelangi terhenti, matanya terbelalak melihat darah yang berada di rumput hijau yang sangat banyak.

"D-darah"

Tercekat peri Pelangi menutup mulutnya tak percaya.

"Kenapa ada darah sebanyak ini, darah apa ini sebenarnya, apa jangan-jangan ini darah peri Bulan"

Peri Pelangi semakin terkejut melihat darah yang sebanyak itu.

"Tidak mungkin, ini pasti bukan darahnya peri Bulan, adik ku baik-baik saja, dia tidak terluka, dia baik-baik saja"

Peri Pelangi masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ia juga tidak mau percaya jika darah itu darahnya peri Bulan.

Hatinya mengatakan jika darah itu memang darahnya peri Bulan sedangkan pikirannya berbanding terbalik.

"Ini tidak mungkin, darah itu bukan darahnya peri Bulan, adik ku baik-baik saja, dia tidak terluka, dia pasti ada di sekitar sini, aku yakin itu"

Peri Pelangi menutup telinganya, ia masih tak menyangka melihat darah yang sebanyak itu.

Perkataan peri Pelangi tiba-tiba terhenti ketika ia merasa ada seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Siapa yang ada di belakang ku" batin peri Pelangi langsung tegang.

Peri Pelangi menelan ludah, ketegangan terpancar di wajahnya.

Seketika pikiran-pikiran buruk terus berdatangan saat ia masih belum tau siapa yang sudah berada di belakangnya.

"Apa jangan-jangan manusia yang ternyata berada di belakang ku" batin peri Pelangi semakin tercekat jika hal itu memang benar adanya.

"Aku harus cek siapa yang ada di belakang ku" batin peri Pelangi yang ketakutan.

Peri Pelangi perlahan-lahan menghadap ke belakang untuk melihat siapa yang sudah menyentuh pundaknya.

"Arrrrgghh"

"Arrrrgghh"

Teriak peri Pelangi dan juga orang yang sudah memegang pundaknya kompak.

"Kakak, kenapa kakak ngagetin aku?" tanya peri Pelangi dengan memegangi dadanya yang begitu terkejut.

"Aku tidak bermaksud begitu, aku cuman penasaran sama apa yang kamu lihat, mangkanya aku menghampiri mu" jawab peri Matahari.

"Kakak lihatlah, ada darah"

Peri Bulan menunjuk ke arah darah yang sangat banyak itu.

"Darah apa ini, kenapa banyak sekali?"

"Aku merasa darah ini darahnya peri Bulan"

"Tidak mungkin, darah ini tidak mungkin darahnya peri Bulan, kamu jangan mengada-ngada"

Peri Matahari membantah keras ucapan peri Pelangi.

"Tapi aku yakin kak jika darah ini memang darahnya peri Bulan"

"Apa yang membuat mu yakin?"

Episodes
1 Jatuh ke bumi
2 Pangeran hilang
3 Mengikuti paman Sam
4 Terpojok
5 Sampai di istana
6 Tercekat
7 Terluka
8 Krieet
9 Kecurigaan
10 Mencari peri Bulan
11 Suara hewan buas
12 Rencana licik
13 Akan lebih hati-hati
14 Semak-semak itu bergerak-gerak
15 Siapa itu?
16 Tidak bergerak
17 Mengikutinya dari belakang
18 Terkejut
19 Siapa dia?
20 Splash
21 Cerita peri Bilqis
22 Orang misterius
23 Ke kamar ibunda
24 Ketakutan
25 Ancaman
26 Menagih janji
27 Tidak berpihak
28 Siapa di sana?
29 Rahasia paman Sam
30 Memperkuat
31 Gawat
32 Makanan aneh
33 Kosong
34 Calon kakak ipar
35 Penjara bawah tanah
36 Lorong buntu
37 Nama asli paman Sam palsu
38 Berbeda
39 Sedih
40 Berpisah
41 Tolak
42 TIDAKK
43 Gadis liar
44 Luka
45 Menyamar
46 Kalang kabut
47 Itu bukannya
48 Shock
49 Pergi atau diam
50 Pangeran bhawel
51 Kecurigaan panglima
52 Rahasia besar
53 Turun tangan
54 Syarat peri Bilqis
55 Mendatangi kerajaan Mataram
56 Ibu Dhambi
57 Banyak perubahan
58 Meminta tolong
59 Menjemput pangeran Yudistira
60 Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61 Berusaha keluar dari dalam istana
62 Merasa sedikit tenang
63 Panas dingin di acara pertemuan
64 Remuk redam
65 Keluar dari istana
66 Rela menerima syarat yang di berikan raja
67 Merampasnya dengan paksa
68 Lebih cepat lebih baik
69 Mata-mata yang tidak di sadari
70 Kedatangan peri Lofair
71 Berusaha keluar dari istana
72 Marah pada pangeran Louis
73 Mengikuti alurnya
74 Suara gelang kaki yang mendekat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jatuh ke bumi
2
Pangeran hilang
3
Mengikuti paman Sam
4
Terpojok
5
Sampai di istana
6
Tercekat
7
Terluka
8
Krieet
9
Kecurigaan
10
Mencari peri Bulan
11
Suara hewan buas
12
Rencana licik
13
Akan lebih hati-hati
14
Semak-semak itu bergerak-gerak
15
Siapa itu?
16
Tidak bergerak
17
Mengikutinya dari belakang
18
Terkejut
19
Siapa dia?
20
Splash
21
Cerita peri Bilqis
22
Orang misterius
23
Ke kamar ibunda
24
Ketakutan
25
Ancaman
26
Menagih janji
27
Tidak berpihak
28
Siapa di sana?
29
Rahasia paman Sam
30
Memperkuat
31
Gawat
32
Makanan aneh
33
Kosong
34
Calon kakak ipar
35
Penjara bawah tanah
36
Lorong buntu
37
Nama asli paman Sam palsu
38
Berbeda
39
Sedih
40
Berpisah
41
Tolak
42
TIDAKK
43
Gadis liar
44
Luka
45
Menyamar
46
Kalang kabut
47
Itu bukannya
48
Shock
49
Pergi atau diam
50
Pangeran bhawel
51
Kecurigaan panglima
52
Rahasia besar
53
Turun tangan
54
Syarat peri Bilqis
55
Mendatangi kerajaan Mataram
56
Ibu Dhambi
57
Banyak perubahan
58
Meminta tolong
59
Menjemput pangeran Yudistira
60
Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61
Berusaha keluar dari dalam istana
62
Merasa sedikit tenang
63
Panas dingin di acara pertemuan
64
Remuk redam
65
Keluar dari istana
66
Rela menerima syarat yang di berikan raja
67
Merampasnya dengan paksa
68
Lebih cepat lebih baik
69
Mata-mata yang tidak di sadari
70
Kedatangan peri Lofair
71
Berusaha keluar dari istana
72
Marah pada pangeran Louis
73
Mengikuti alurnya
74
Suara gelang kaki yang mendekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!