"Kau akan melihat gadis itu meninggal di depan mata mu dan yang sudah membunuhnya adalah ayah mu sendiri"
Pangeran Arjuna menekan setiap kata-kata yang ia lontarkan.
"Aaah itu tidak akan terjadi, kau jangan terlalu banyak omong, pergi kau dari sini"
"Kau tak berhak mengusir ku dari sini, karena kamar ini bukan kamar mu"
"Dan kamar ini juga bukan kamar mu, kau juga tidak berhak mengusir ku dari sini"
Ratu menepuk jidatnya melihat anak-anaknya bagaikan kucing dan tikus di depannya.
"Ini kamar bunda ku, aku bisa berada di sini semau ku"
"Ini juga kamar bunda ku"
"Bunda tolong bujuk ayah agar mau menikahkan aku dengan gadis itu" bisik pangeran Arjuna di telinga ratu.
"APA, kau mau merebutnya dari ku"
Pangeran Aksara yang mendengar itu semua langsung meradang.
"Sini kau"
Pangeran Aksara mendekati kakaknya yang terus saja mengganggunya.
Pangeran Arjuna berlari menjauhi adiknya yang sudah kesal dengan ulahnya yang terus saja memancing emosi pangeran Aksara.
"Bunda tolong aku" teriak pangeran Arjuna yang di kejar oleh pangeran Aksara.
"Mau kemana kau hah, gak akan aku biarkan kau pergi"
"Bunda tolong"
"Jangan bunda"
"Arrrrgghh"
Teriak pangeran Arjuna yang jatuh karena tersandung lalu pangeran Aksara menghajar kakaknya yang sudah membuatnya emosi.
"Sini kau"
bugh
bugh
bugh
"Hahahaha"
Bukannya mengeluh sakit pangeran Arjuna malah tertawa melihat adiknya yang sudah kesal, ia begitu suka membuat pangeran Aksara kesal.
"Hahahaha"
Tawa pangeran Arjuna menggelegar di dalam kamar ini.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka sejak tadi.
Seseorang yang begitu misterius itu tersenyum licik lalu pergi dari sana.
"Kau masih mau merebutnya dari ku hah"
"Tidak, tidak, tidak, aku tidak akan merebutnya"
"Hentikan sakit"
Teriak pangeran Arjuna dengan masih sempat-sempatnya tertawa.
"Sudah hentikan, kalian ini"
Tak habis pikir ratu dengan kedua putranya yang masih sempat-sempatnya bertindak konyol di depannya.
"Habisnya kakak bunda" adu pangeran Aksara.
"Kakak mu hanya mengerjai mu saja, kamu gak usah pikirin, sana kembali ke kamar mu lalu istirahat"
Pangeran Aksara mengangguk lalu hendak keluar dari dalam kamar ratu.
"Eh bocah, bantu aku"
Langkah kaki pangeran Aksara langsung terhenti dan melihat ke arah pangeran Arjuna yang masih berbaring di lantai tanpa pergerakan.
Pangeran Aksara membantu kakaknya berdiri.
Tiba-tiba wajah pangeran Aksara langsung terkejut.
"Kakak"
Pangeran Aksara menunjukkan tangannya yang penuh dengan darah saat tak sengaja menyentuh dada kakaknya.
"Arjun kamu kenapa?" tanya ratu langsung panik.
"Aku baik-baik saja ibunda, ini cuman luka kecil kok"
"Apa sudah di obati?"
"Sudah ibunda, tabib sudah mengobatinya, ayo kita keluar" ajak pangeran Arjuna pada adiknya.
Pangeran Aksara tak menjawab lalu berjalan keluar dari dalam kamar ibundanya dengan terburu-buru.
"Kenapa kakak ngajak aku keluar?" tanya pangeran Aksara saat sudah sampai di luar.
"Aku hanya tidak mau ibunda bertanya ini itu, aku hanya tidak mau dia cemas pada ku, mangkanya aku ngajak kamu keluar dari dalam kamar bunda"
"Kakak"
Teriakan itu terdengar di telinga kakak beradik itu.
"Ada apa?"
Pangeran Shiwa kemudian menghampiri keduanya.
"Kakak tadi aku lihat paman Sam datang ke kerajaan Fanjafan"
Kedua kakak beradik itu langsung mengerutkan alis.
Berbagai pertanyaan terlihat di wajah mereka.
"Untuk apa paman Sam ke sana?"
"Aku juga tidak tau, tapi aku merasa dia memiliki tujuan tertentu datang ke kerajaan Fanjafan, kakak harus hati-hati, aku merasa paman Sam bukan orang yang baik, aku hanya takut dia yang sebenarnya musuh di dalam selimut yang selalu memberikan informasi pada kerajaan Fanjafan tentang segalanya"
"Kau sudah bilang pada ayah?" tanya pangeran Aksara.
"Iya, tapi paman Sam bilang kalau dia datang ke kerajaan Fanjafan hanya ingin mencari tau kakak pergi kemana, tapi aku tidak percaya, aku yakin sekali ada maksud tertentu dia datang ke kerajaan Fanjafan"
"Apa paman Sam mengira aku hilang karena ada sangkut pautnya dengan kerajaan Fanjafan ya"
"Ku rasa memang benar, tapi anehnya kenapa paman Sam baik-baik saja setelah kembali dari kerajaan Fanjafan, kerajaan Fanjafan dan kerajaan Mataram kan saling bermusuhan"
Pangeran Arjuna merasa aneh dengan hal itu.
"Itu yang aku bingungkan, aku tadi lihat paman Sam masuk ke dalam kerajaan Fanjafan"
"Apa kamu ikut masuk ke dalamnya juga?"
"Enggak, karena penjagaan di sana begitu ketat, aku tidak masuk ke sana, aku hanya bisa menunggu paman Sam keluar dari dalam kerajaan Fanjafan"
"Lalu?"
"Lalu tak berselang lama dari itu paman Sam keluar dari dalam kerajaan Fanjafan sambil senyum-senyum sendiri, aku tidak tau apa alasan paman Sam tersenyum"
Kedua kakak beradik itu pun langsung diam.
"Apa jangan-jangan paman Sam datang ke sana untuk memberitahukan kalau aku hilang di dalam hutan"
"Mungkin, prajurit-prajurit yang tadi hendak mencelakai ku bisa tau aku berada di dalam hutan karena pasti paman Sam yang sudah memberitahukannya pada kerajaan Fanjafan"
"Aku rasa memang benar, kita harus waspada pada paman Sam, kita tidak tau sebenarnya dia baik atau tidak"
"Kamu harus waspada ingat itu"
"Siapa kak, kakak tenang saja, pelan-pelan aku akan berusaha mengungkap siapa paman Sam sebenarnya dan jika sampai terbukti kalau paman Sam adalah penyusup, aku akan langsung kasih tau kakak"
"Bagus, laporkan semuanya pada kami, tapi ingat kamu harus waspada, jangan sampai paman Sam tau kalau kita curiga padanya"
Pangeran Shiwa mengangguk lalu berjalan meninggalkan pangeran Aksara dan Arjuna.
"Kakak kembalilah ke dalam kamar sana, kakak harus istirahat, biar cepat sembuh"
"Iya"
Pangeran Arjuna kemudian berjalan meninggalkan adiknya yang masih diam di tempat.
Pangeran Aksara menatap punggung pangeran Arjuna yang pelan-pelan menghilang dari pandangannya.
"Aman"
Senyuman mengambang di wajah pangeran Aksara saat kakaknya sudah benar-benar pergi.
Pangeran Aksara kembali masuk ke dalam kamar ratu.
"Ibunda"
"Ada apa?"
"Malam ini aku mau menjaga Bulan, boleh ya bunda"
"Boleh, tapi ingat, jangan lakukan apapun padanya, kalian masih belum menikah"
"Baik bunda"
Pangeran Aksara tersenyum senang ketika keinginannya dapat tercapai.
"Jaga dia baik-baik, kalau perlu bantuan tinggal panggil ibunda saja"
"Baik bun, bunda aku mohon bilang pada ayah jika aku mau menikahinya, umur ku sudah cukup untuk menikah"
"Iya, bunda akan bilang pada ayah mu tapi sebelumnya kita harus tau dulu gadis itu berasal dari mana"
"Baik bunda, besok aku yang akan tanyakan langsung padanya"
"Bunda tinggal dulu, jaga dia baik-baik"
Pangeran Aksara mengangguk.
Ratu kemudian meninggalkan pangeran Aksara dan peri Bulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nilam Barakatih
lanjut thor
2022-11-10
0