Krieet

Di dalam kamar ratu.

"Tinggalkan aku sendiri"

Dayang yang tadi mengikuti ratu langsung pergi meninggalkan ratu di dalam kamarnya.

Ratu berjalan mendekati peri Bulan yang masih tidak sadarkan diri.

"Siapa gadis ini, kenapa aku baru pertama kali melihatnya, apa dia bukan berasal dari penduduk di kerajaan ini sehingga aku tidak pernah melihatnya"

Ratu merasa begitu asing pada peri Bulan.

"Kalau dia bukan berasal dari penduduk di kerajaan ini, lalu berasal dari mana dia, apa mungkin dia adalah penduduk dari kerajaan Fanjafan, bahaya ini, kalau sampai kakanda tau, dia pasti akan langsung membunuh gadis cantik ini"

Krieet

Suara pintu yang terbuka.

Ratu langsung melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya.

"Aksara"

"Kenapa ibunda terkejut saat melihat ku?"

"Tidak apa-apa, ibunda kira yang masuk ke dalam kamar ini itu ayah mu"

"Kenapa jika ayah yang masuk ke sini?"

"Ibunda hanya takut dia mendengar kalau gadis ini bukan berasal dari penduduk di kerajaan ini karena selama ini ibunda tidak pernah sekalipun melihat gadis ini di sekitar sini"

"Aku juga merasa begitu ibunda, aku sebelumnya tidak pernah melihat Bulan di sekitar sini, aku takut dia memang penduduk di kerajaan Fanjafan"

Pangeran Aksara merasakan kekhawatiran yang sama seperti ibunya.

"Kamu menemukan gadis ini di mana?"

"Di dalam hutan ibunda, aku menemukan dia sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri"

"Lalu bagaimana kamu tau kalau nama gadis ini Bulan?"

"Dia sempat sadar sebentar, lalu pingsan lagi, ya sudah aku bawa dia kemari, karena di dalam hutan itu tidak ada siapapun yang ku temukan, jika aku membiarkan dia di sana, aku yakin sekali Bulan pasti tidak akan tertolong lagi"

"Kenapa Bulan bisa terluka separah ini, apa ada hewan buas yang sudah membuatnya seperti ini"

"Aku juga tidak tau ibunda, aku belum sempat menanyakan banyak hal tentangnya, mungkin esok hari kita akan tau siapa dia sebenarnya dan dari mana dia berasal"

"Bagaimana dengan kakak mu, apa kamu sudah nemuin dia?"

Ratu teringat pada pangeran Arjuna yang pergi ke dalam hutan untuk mencari pangeran Akasa yang di kabarkan hilang.

"Aku di sini ibunda"

Suara itu mampu membuat percakapan keduanya terlalihkan.

Mereka menatap ke arah pangeran Arjuna yang berjalan mendekat.

"Kamu tidak apa-apa nak?"

Ratu meraba wajah pangeran Arjuna, ia begitu khawatir pada anaknya itu.

"Aku tidak apa-apa ibunda, aku baik-baik saja, ibunda tidak usah khawatir pada ku"

"Syukurlah kalau seperti itu"

Pandangan pangeran Arjuna beralih melihat ke arah peri Bulan yang tidak sadarkan diri.

"Siapa gadis itu?"

"Namanya Bulan, dia gadis yang di bawa adik mu dari dalam hutan"

"Oh jadi kau datang dari dalam hutan bukan pulang-pulang membawa bintang tapi gadis ini?"

"Tidak, aku pergi ke dalam hutan untuk memburu binatang kakak, tapi tak sengaja aku menemukan Bulan yang pingsan di dalam hutan, ya sudah aku bawa ke sini, kasihan dia kalau aku biarkan dia berada di dalam hutan sendirian"

"Oh seperti itu"

Pangeran Arjuna menatap wajah pangeran Aksara yang memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kau ini kasihan pada gadis ini atau jangan-jangan ada maksud lain kau membawanya ke sini?"

Pangeran Arjuna mengelilingi tubuh pangeran Aksara yang ketar-ketir.

"Bagaimana ini, apa yang harus aku jawab"

"Jawab, kenapa kau diam saja"

"Kau membawanya ke sini atas dasar kasihan atau"

"Cuman kasihan kakak, kakak jangan mengintrogasi ku seperti ini"

Bibir pangeran Arjuna tersenyum tipis, di dalam matanya penuh dengan kejahilan saat merasa adiknya yang sedang ketar-ketir.

Pangeran Arjuna mendekati peri Bulan yang masih belum siuman.

"Cantik juga gadis ini, ibunda kalau aku ingin menikahinya ibunda setuju bukan?"

"Jangan ibunda"

Pangeran Aksara langsung menghentikan ibundanya yang hendak menjawab.

"Kenapa jangan, aku kan ingin menikahinya, kenapa kau melarang ku"

"Aaa-

Seketika kegagapan menyerang pangeran Aksara.

"Mati, aku harus jawab apa" batin pangeran Aksara.

"Jangan, karena kita masih belum tau Bulan berasal dari mana, kakak jangan main menikahinya, Bulan belum tentu mau dengan kakak"

"Kenapa dia tidak mau dengan ku, wajah ku tidak sejelek itu, dia pasti mau dengan ku kalau dia tidak mau, aku tidak akan ngizinin dia untuk pergi dari kerajaan ini, simpel bukan"

"Kakak"

Tak terima pangeran Aksara.

"Hahahaha"

Pangeran Arjuna tertawa lepas melihat adiknya yang sudah meradang sejak tadi.

"Jangan ambil Bulan dari ku, aku yang sudah menyelematkan dia, seharusnya dia menikah dengan ku, bukan dengan mu"

"Ibunda, kau sudah tau bukan tentang alasan kenapa pangeran Aksara membawanya ke sini"

Ratu mengangguk sambil tersenyum.

Seketika pangeran Aksara sadar dengan segalanya.

"Tidak bunda, bukan seperti itu, aku bisa jelaskan"

"Sudahlah, tidak ada yang perlu di jelaskan, semuanya sudah jelas"

"Diamlah kakak, ibunda jangan dengarin kakak, dia itu tidak benar, bunda harus dengerin aku, aku membawanya ke sini karena dia harus segera di obati, tidak lebih"

"Sudahlah jangan berbohong lagi, kami sudah tau alasan yang sebenernya kamu membawa dia kemari"

"Sudah ku bilang, diamlah, kenapa kau tidak kunjung diam"

Kesal pangeran Aksara yang sedari tadi kakaknya terus saja membuatnya tak berkutik.

Pangeran Aksara hendak bicara.

"Sudah, bunda sudah tau alasan sebenarnya kamu membawanya kemari"

Pangeran Aksara langsung bungkam.

"Itu alasan yang kedua bunda, alasan pertamanya karena dia harus segera di tolong, aku tidak mau dia kenapa-napa, karena-

Ucapan pangeran Aksara tiba-tiba menggantung.

"Karena apa?" tanya pangeran Arjuna dan ratu kompak.

"Karena aku tidak akan menemukan gadis lain lagi yang seperti dia"

"Banyak gadis lain yang jauh lebih cantik dari pada dia, kamu tidak usah khawatir kalau dia pergi"

"Tidak mau kakak, aku maunya dia, bukan yang lain"

"Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah ini?"

Pertanyaan itu keluar dari bibir pangeran Arjuna

"Aku mau menikahinya, bunda tolong kasih tau ayah tentang hal ini"

"Baiklah bunda akan bilang pada ayah mu, tapi sebelumnya kamu harus tanyakan dulu pada gadis yang kamu bawa itu, dia mau tidak menikah dengan mu"

"Pasti mau bunda, aku yakin itu"

"Kalau sumpamanya dia gak mau dengan mu, aku yang akan menikahinya"

"Enak aja, gak boleh"

Tegas pangeran Aksara yang tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Kakak cari saja yang lain, masih banyak kok gadis di luaran sana yang mau dengan kakak"

"Itu urusan ku, kau tidak usah memikirkan aku, kau pikirkan saja gadis itu, kau harus tanyakan dari mana dia berasal, jika dia bilang dia berasal dari penduduk di kerajaan Fanjafan, celakalah dia, karena pastinya ayah akan langsung membunuhnya dan kau tidak jadi menikah"

Episodes
1 Jatuh ke bumi
2 Pangeran hilang
3 Mengikuti paman Sam
4 Terpojok
5 Sampai di istana
6 Tercekat
7 Terluka
8 Krieet
9 Kecurigaan
10 Mencari peri Bulan
11 Suara hewan buas
12 Rencana licik
13 Akan lebih hati-hati
14 Semak-semak itu bergerak-gerak
15 Siapa itu?
16 Tidak bergerak
17 Mengikutinya dari belakang
18 Terkejut
19 Siapa dia?
20 Splash
21 Cerita peri Bilqis
22 Orang misterius
23 Ke kamar ibunda
24 Ketakutan
25 Ancaman
26 Menagih janji
27 Tidak berpihak
28 Siapa di sana?
29 Rahasia paman Sam
30 Memperkuat
31 Gawat
32 Makanan aneh
33 Kosong
34 Calon kakak ipar
35 Penjara bawah tanah
36 Lorong buntu
37 Nama asli paman Sam palsu
38 Berbeda
39 Sedih
40 Berpisah
41 Tolak
42 TIDAKK
43 Gadis liar
44 Luka
45 Menyamar
46 Kalang kabut
47 Itu bukannya
48 Shock
49 Pergi atau diam
50 Pangeran bhawel
51 Kecurigaan panglima
52 Rahasia besar
53 Turun tangan
54 Syarat peri Bilqis
55 Mendatangi kerajaan Mataram
56 Ibu Dhambi
57 Banyak perubahan
58 Meminta tolong
59 Menjemput pangeran Yudistira
60 Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61 Berusaha keluar dari dalam istana
62 Merasa sedikit tenang
63 Panas dingin di acara pertemuan
64 Remuk redam
65 Keluar dari istana
66 Rela menerima syarat yang di berikan raja
67 Merampasnya dengan paksa
68 Lebih cepat lebih baik
69 Mata-mata yang tidak di sadari
70 Kedatangan peri Lofair
71 Berusaha keluar dari istana
72 Marah pada pangeran Louis
73 Mengikuti alurnya
74 Suara gelang kaki yang mendekat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jatuh ke bumi
2
Pangeran hilang
3
Mengikuti paman Sam
4
Terpojok
5
Sampai di istana
6
Tercekat
7
Terluka
8
Krieet
9
Kecurigaan
10
Mencari peri Bulan
11
Suara hewan buas
12
Rencana licik
13
Akan lebih hati-hati
14
Semak-semak itu bergerak-gerak
15
Siapa itu?
16
Tidak bergerak
17
Mengikutinya dari belakang
18
Terkejut
19
Siapa dia?
20
Splash
21
Cerita peri Bilqis
22
Orang misterius
23
Ke kamar ibunda
24
Ketakutan
25
Ancaman
26
Menagih janji
27
Tidak berpihak
28
Siapa di sana?
29
Rahasia paman Sam
30
Memperkuat
31
Gawat
32
Makanan aneh
33
Kosong
34
Calon kakak ipar
35
Penjara bawah tanah
36
Lorong buntu
37
Nama asli paman Sam palsu
38
Berbeda
39
Sedih
40
Berpisah
41
Tolak
42
TIDAKK
43
Gadis liar
44
Luka
45
Menyamar
46
Kalang kabut
47
Itu bukannya
48
Shock
49
Pergi atau diam
50
Pangeran bhawel
51
Kecurigaan panglima
52
Rahasia besar
53
Turun tangan
54
Syarat peri Bilqis
55
Mendatangi kerajaan Mataram
56
Ibu Dhambi
57
Banyak perubahan
58
Meminta tolong
59
Menjemput pangeran Yudistira
60
Perdebatan pangeran Yudistira dengan raja
61
Berusaha keluar dari dalam istana
62
Merasa sedikit tenang
63
Panas dingin di acara pertemuan
64
Remuk redam
65
Keluar dari istana
66
Rela menerima syarat yang di berikan raja
67
Merampasnya dengan paksa
68
Lebih cepat lebih baik
69
Mata-mata yang tidak di sadari
70
Kedatangan peri Lofair
71
Berusaha keluar dari istana
72
Marah pada pangeran Louis
73
Mengikuti alurnya
74
Suara gelang kaki yang mendekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!