"Pangeran" panggil ratu yang melihat pangeran Aksara pergi.
"Tenanglah adinda, dia akan baik-baik saja, adinda tak perlu cemas, dia akan kembali bersama Arjuna"
"Tapi kakanda"
"Sudah"
Ratu pun terpaksa diam meski ia begitu sangat khawatir jika pangeran Aksara pergi dari istana.
"Dayang bawa ratu ke kamarnya"
"Baik raja, mari ratu"
Ratu berjalan menuju kamarnya dengan di ikuti dayang dari belakang.
Di alam peri.
Peri Pelangi serta kakak peri Bulan lainnya telah berhasil mengusir peri Blanarkis yang berniat ingin menguasai alam peri.
"Aku akan kembali, suatu saat nanti aku pasti bisa menguasai alam peri, kalian tunggu saja hari itu" tegas peri Bilqis yang kalah perang dan pasukan perinya lenyap menjadi debu.
"Kami tidak akan biarkan hal itu terjadi"
"Arrrrgghh" teriak peri Bilqis yang marah besar ketika mendengar ucapan peri Matahari.
Peri Bilqis kemudian menghilang.
"Akhirnya peri Bilqis pergi juga" kata peri Bintang.
"Eh di mana peri Bulan, kenapa tidak ada di sini?" tanya peri Matahari.
"Tadi dia ada di sini, pergi kemana dia, kenapa dia tidak ada di sini"
Peri Pelangi mencari-cari keberadaan peri Bulan namun tidak kunjung ketemu juga.
"Apa jangan-jangan peri Bulan di bawa sama peri Bilqis" pikir peri Bintang.
"Tidak mungkin, kita melihat dengan jelas jika peri Bilqis pergi tanpa membawa peri Bulan, tak mungkin hilangnya peri Bulan karena di bawa peri Bilqis" yakin peri Mentari.
"Lalu pergi kemana peri Bulan?"
"Aku tidak tau, kita harus cari peri Bulan, semoga saja dia berada di sekitar sini"
Mereka mengangguk setuju dengan ucapan peri Awan.
"Ayo kita cari peri Bulan, kita harus berpencar agar peri Bulan bisa segera di temukan" usul peri Matahari.
"Iya, nanti kita kembali ke tempat ini lagi, jika di antara kalian ada yang bertemu dengan peri Bulan langsung kabari kami" kata peri Pelangi.
Mereka semua mengangguk lalu mencari keberadaan peri Bulan.
"Peri Bulan, peri Bulan"
Mereka memanggil nama peri Bulan di seluruh alam peri ini berharap dapat menemukan peri Bulan.
"Peri Bulan di mana kau"
"Peri Bulan kamu ada di mana"
"Peri Bulan kami ada di sini, kamu berada di mana"
Teriak para peri yang terus memanggil peri Bulan.
Mereka terus mencari peri Bulan namun tak kunjung ketemu alhasil mereka kembali ke tempat yang tadi.
"Bagaimana kalian menemukan peri Bulan?" tanya peri Matahari.
Mereka semua menggeleng kompak.
"Tidak, peri Bulan tidak kami temukan"
"Sepertinya peri Bulan memang tidak ada di sini"
"Lalu pergi kemana peri Bulan kalau tidak ada di sini"
"Kita harus lapor pada ibunda tentang hilangnya peri Bulan" usul peri Matahari.
Mereka semua setuju lalu menemui Maharani.
"Ibunda"
"Ada apa para peri, kenapa kalian semua mencari ku?"
"Ibunda peri Bulan hilang, kami sudah mencarinya kemanapun namun tetap saja tidak di temukan"
"APA"
Terkejut Maharani mendengar ucapan peri Pelangi.
"Kenapa peri Bulan bisa hilang, kalian bersamanya bukan?"
"Saat di peperangan peri Bulan memang bersama kami, namun setelah peperangan usai kami tidak dapat menemukan dia"
"Kalian tidak melihat peri Bulan di bawa peri Blanarkis kan?"
"Tidak ibunda, peri Bilqis tidak membawa peri Bulan, dia pergi sendiri, aku merasa hilangnya peri Bulan tidak ada sangkut pautnya dengan peri Bilqis"
"Kalau bukan peri Bilqis penyebabnya, lalu siapa lagi?"
Mereka semua diam, mereka juga tidak tau peri Bulan pergi kemana.
"Kalian berperang di mana?"
"Di perbatasan antara alam peri dengan alam kegelapan yang di bawahnya adalah
jalan menuju ke bumi"
"Jangan bilang kalau peri Bulan jatuh ke bumi"
"Ku rasa memang benar ibunda, kami sudah berusaha untuk mencarinya namun tidak ketemu juga"
"Ini bahaya"
"Bahaya kenapa ibunda?"
"Kalau peri Bulan beneran jatuh ke bumi lalu ada orang jahat yang menemukannya, tamatlah riwayatnya"
Mereka semua tercekat mendengar ucapan Maharani.
"Lalu bagaimana ini ibunda, aku tidak mau adik kenapa-napa"
"Kalian cepat turun ke bumi dan cari adik kalian"
"Baik ibunda"
Mereka semua meninggalkan Maharani sendirian di singgasananya.
"Semoga saja peri Bulan baik-baik saja"
Wajah Maharani cemas memikirkan keadaan anaknya yang tidak di temukan juga.
"Peri Pelangi terakhir kali kau yang bersama peri Bulan bukan?" tanya peri Matahari.
"Benar, tapi peri Bulan menyuruh ku untuk membantu yang lainnya, terpaksa aku meninggalkan peri Bulan yang sedang terluka untuk membantu peri Bintang"
"Kau tidak melihat dia jatuh ke bumi?"
"Tidak, aku tidak melihatnya, mungkin peri Bilqis melihatnya karena peri Bulan berkelahi dengan peri Bilqis sebelum hilang"
"Bagaimana ini, kita harus turun ke bumi atau nanya kepada peri Bilqis tentang kemana hilangnya peri Bulan?" tanya peri Awan.
"Lebih baik kita turun saja ke bumi, kalau kita bertanya pada peri Bilqis percuma, dia tidak akan memberitahu kita, malahan dia akan mencelakai kita"
"Ya sudah kita lebih baik turun ke bumi saja, kita harus cari peri Bulan di sana"
Mereka semua setuju dengan ucapan peri Mentari.
"Ayo kita turun ke bumi"
Mereka mengangguk lalu turun ke bumi untuk mencari peri Bulan.
Di sisi lain.
Pangeran Arjuna mencari keberadaan pangeran Aksara di dalam hutan.
"Di mana Aksara, dia pergi kemana, kenapa tidak bisa ku temukan"
Pangeran Arjuna melihat ke kanan dan kirinya yang hanya terdapat pohon-pohon dan kawan-kawannya.
"Aku harus temukan dia, aku tak mau musuh membunuhnya"
Dengan menunggangi kudanya pangeran Arjuna terus mencari keberadaan pangeran Aksara.
Mandadak kuda yang di tunggangi pangeran Arjuna berhenti secara tiba-tiba.
Pangeran Arjuna tercekat ketika melihat prajurit-prajurit kerajaan Fanjafan yang ada di hadapannya.
"Gawat"
"Kenapa mereka bisa ada di sini"
Tercekat pangeran yang melihat mereka semua.
"Di mana pangeran Aksara, kita harus membunuhnya sesuai perintah raja" kata prajurit.
"Apa mereka mau membunuh adik ku, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi" pelan pangeran Arjuna.
"Sepertinya pangeran Aksara sudah keluar dari dalam hutan ini, kita sudah mencarinya sejak tadi, tapi sampai sekarang tidak kunjung ketemu juga"
"Iya, aku merasa kalau pangeran Aksara memang sudah pergi dari sini, kita sudah berkeliling di hutan ini namun masih belum menemukan pangeran Aksara"
"Jadi adik ku sudah pergi dari sini, kalau begitu aku juga harus pergi dari sini sebelum mereka menyadari keberadaan ku"
"Black ayo kita pergi dari sini"
Khikhikhikhik
Kuda hitam itu mengeluarkan suara yang membuat pangeran Arjuna tegang pasalnya perhatian prajurit-prajurit itu langsung tertuju pada pangeran.
"Gawatz aku harus pergi dari sini, ayo black kita harus pergi dari sini"
Kuda hitam itu berlari meninggalkan prajurit-prajurit yang masih diam mematung.
"Itu pangeran Arjuna, kita harus kejar dia"
Semua prajurit lainnya setuju, lalu mengejar pangeran Arjuna.
Pangeran Arjuna melihat ke belakang.
"Gawat mereka mengejar ku, aku harus pergi dari sini, aku tidak mau mati"
"Ayo black lebih cepat lagi"
Kuda hitam itu terus berjalan dengan kencang sekali, sedangkan di belakang ada segerombolan prajurit-prajurit yang di perintahkan untuk membunuh pangeran Aksara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments