Kuda pangeran Aksara berhenti tepat di depan istana.
"Itu pangeran Aksara, siapa yang dia bawa, aku harus cari tau"
Paman Sam tak jadi untuk pergi ke kamarnya karena ia begitu penasaran dengan wanita yang pangeran Aksara bawa.
Prajurit yang baru saja di perintahkan oleh raja untuk mencari pangeran Aksara tertegun saat melihat ada banyak darah yang memenuhi tangan pangeran.
"Pangeran" kaget mereka.
"Prajurit tolong panggilkan tabib secepatnya"
"Baik pangeran, kami akan secepatnya memanggilkan tabib untuk mu"
Pangeran Aksara masuk ke dalam istana dengan menggendong peri Bulan yang terluka.
"Ibu, ibu" panggil pangeran Aksara dengan suara yang sangat cemas.
"Ibu, ibu"
Ratu yang mendengar suara itu langsung bangun dari duduknya.
"Pangeran Aksara, itu pangeran Aksara"
"Aku harus temui dia"
Ratu berlari keluar dari dalam kamarnya ketika mendengar suara yang sangat ia hafal.
"Ibu, ibu, di mana ibu?"
Semua orang yang berada di sana tertegun melihat pangeran Aksara yang pulang.
"Pangeran Aksara" kaget mereka semua.
"Ayah di mana ibu, ibu ku di mana?"
"Aksara" panggil ratu.
Pangeran Aksara membalikkan tubuhnya menghadap ke belakang.
"Ibu"
"Aksara kau tidak apa-apa nak?"
Ratu menitihkan air mata ketika melihat pangeran Aksara pulang, ia sungguh khawatir dengan putranya itu.
"Aku baik-baik saja ibu, ibu tolong gadis ini, dia butuh pertolongan, dia terluka ibu"
Semua orang langsung tertuju pada gadis yang di bawa oleh pangeran Aksara.
"Siapa gadis ini, kenapa kau membawanya ke sini?" tanya ratu.
"Aku akan jelaskan nanti, sekarang tolonglah di dulu, dia terluka parah"
"Dayang panggilkan tabib"
"Baik ratu"
Dayang berangkat untuk menjalankan perintah ratu.
"Nak bawalah gadis ini ke kamar ibu"
Pangeran Aksara mengangguk lalu melangkah menuju kamar ratu dengan tergesa-gesa.
Pangeran meletakkan peri Bulan di kasur yang empuk.
"Ibu mana tabibnya kenapa belum datang?"
"Sebentar lagi dia akan datang, kau tenanglah nak, dia pasti baik-baik"
Pangeran Aksara masih tidak tenang sebelum kondisi peri Bulan benar-benar baik.
"Ibunda kemana tabibnya, kenapa masih belum datang juga?"
Pangeran Aksara cemas sekali memikirkan keadaan peri Bulan.
"Ada apa pangeran mencari ku?"
Seketika semua pandangan langsung tertuju pada tabib yang baru datang.
"Tabib tolong Bulan, dia terluka, tolong selamatkan dia"
Tabib langsung mendekati peri Bulan yang sudah terluka parah.
"Bagaimana dengan keadaannya tabib, dia baik-baik saja bukan?"
"Tabib akan memeriksanya dulu, pangeran lebih baik keluar saja, tabib pasti akan memberitahukan tentang kondisi selanjutnya pada pangeran"
"Tapi tabib, aku tidak mau pergi, aku mau menemaninya di sini"
"Jangan nak, lebih baik kamu keluar dulu, biar tabib yang akan menangani gadis itu"
"Tapi ibu, aku khawatir sekali padanya, aku tidak mau ada apa-apa sama dia"
"Ibu mengerti, tapi saat ini lebih baik kamu keluar dulu, nanti tabib juga akan ngasih tau kita tentang kondisi gadis itu"
Pangeran Aksara hendak menolak.
"Betul kata ibu mu Aksara, kamu lebih keluar saja, biar tabib lebih fokus untuk menangani gadis itu, ayo keluar, ada hal yang ayah ingin tanyakan pada mu"
Pangeran Aksara menghela napas ia dengan terpaksa meninggalkan kamar itu dan mengikuti ayah dan ibunya menuju singgasana.
"Ada hal apa yang ingin ayah tanyakan?"
"Siapa wanita yang kau bawa itu?"
"Bulan, itu namanya"
"Dari mana wanita itu?"
"Aku tidak tau ayah, aku hanya menemukannya di hutan saat aku mencari keberadaan prajurit-prajurit yang tiba-tiba menghilang, aku menemukan Bulan dalam keadaan tidak sadarkan diri di dalam hutan, dia terluka parah, maka dari itu aku membawanya ke istana"
"Kenapa kau membawanya ke sini"
"Aku harus membawanya ke mana lagi ayah, dia sedang terluka, aku tidak punya pilihan selain membawanya kemari"
"Kalau ternyata dia penyusup yang akan menghancurkan kerajaan kita bagaimana?"
"Tidak akan ayah, aku jamin Bulan bukan penyusup, dia wanita baik-baik"
"Dari mana kau tau kalau dia wanita baik-baik, kau saja baru bertemu dengannya?"
"Sudah kakanda, kakanda jangan emosi dulu, pangeran itu cuman menemukan Bulan di dalam hutan dalam keadaan yang terluka, tentang dari mana asalnya dan siapa dia sebenarnya, pangeran jelas tidak akan tau, kita tunggu saja Bulan sadar, baru kita tanyakan siapa dia sebenarnya"
Kemarahan raja langsung mereda.
"Baiklah kita akan tunggu gadis itu siuman, baru kita tanyakan siapa dia sebenarnya, kalau terbukti dia adalah penyusup yang di tugaskan oleh kerajaan Fanjafan, aku akan langsung membakar dia hidup-hidup"
Pangeran Aksara yang mendengarnya menelan ludah, tersemat rasa khawatir yang terpancar di wajahnya, ia takut sekali kalau peri Bulan terbukti sebagai penyusup.
"Yang mulia"
Tatapan semua orang langsung tertuju pada tabib.
"Bagaimana kondisinya tabib, apa dia sudah sadar?"
"Belum yang mulia, dia masih belum sadar, untuk saat ini kondisinya cukup mengkhawatirkan, sebab luka di lengan atasnya begitu parah"
"Kenapa dia bisa terluka seperti itu?"
Raja menatap ke arah pangeran Aksara.
"Aku tidak tau ayah, aku menemukannya sudah seperti itu, aku tidak tau dia terluka kenapa"
"Kita akan tanya langsung pada dia saat dia sadar"
"Tabib kapan dia akan sadar?"
"Besok, dia akan sadar besok ratu"
"Kita tunggu hari esok untuk lebih jelasnya tentang wanita itu"
Mereka semua mengangguk.
"Ayah di mana kakak?"
"Dia sedang mencari mu, apa kau tidak bertemu dengannya"
"Tidak, aku tidak bertemu dengan kakak, aku hanya bertemu dengan prajurit-prajurit dari kerajaan Fanjafan yang berniat ingin membunuh ku, untung saja aku bisa bersembunyi dari mereka"
"Jadi benar kalau mereka memang ingin membunuh kakak"
Pandangan pangeran Shiwa langsung tertuju pada paman Sam yang sedang ketar-ketir.
"Jadi mereka sudah tau kalau aku berada di dalam hutan sendirian, pertanyaannya siapa yang sudah memberitahukannya?"
"Pasti ada mata-mata mereka yang sudah memberitahukannya, kita harus hati-hati karena siapa saja dan di mana saja bisa menjadi penyusup, bahkan anggota keluarga kita juga bisa"
"Ayah kakak pergi bersama siapa?"
"Dia pergi sendiri nak"
"Ini bahaya ibu, aku tidak mau kakak bertemu dengan prajurit-prajurit kerajaan Fanjafan yang sedang berusaha untuk membunuh ku di dalam hutan, aku harus bawa kakak pulang, aku tidak mau dia terluka"
Pangeran Aksara bangun dari duduknya hendak pergi dari sana.
"Tapi nak itu berbahaya"
"Aku tau ibu, tapi saat ini nyawa kakak di atas segalanya, aku akan pergi ke hutan kembali, aku akan bawa kakak kembali bersama ku, ayah dan ibu tidak usah khawatir, kami pasti akan baik-baik saja"
Setelah mengatakan itu pangeran Aksara kembali berjalan keluar untuk dari dalam istana ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments