Gadis cantik itu terkejut melihat pangeran yang sangat asing baginya kala ia membuka mata.
"S-siapa kau?" tanya gadis.
Gadis itu menjauhkan tubuhnya dari pangeran.
Wajah gadis itu tampak ketakutan melihat pangeran.
"Aku pangeran Aksara, siapa nama mu?"
Pangeran menjulurkan tangannya ke arah gadis yang masih ketakutan itu.
Gadis itu melihat ke arah pangeran Aksara.
Dengan ragu-ragu ia membalas uluran tangan pangeran.
"Bulan, nama ku Bulan"
"Bulan, nama yang cantik, secantik wajahnya" batin pangeran.
Pangeran terus menerus memperhatikan wajah peri Bulan yang begitu membuatnya sangat terpesona.
Peri Bulan yang terus menerus di tatap seperti itu menjadi takut.
Pangeran mendekati peri Bulan.
Peri Bulan langsung memundurkan tubuhnya.
"Jangan takut"
"Aku tidak akan mencelakai mu"
Peri Bulan masih sangat gugup, ia belum bisa berinteraksi dengan pangeran tampan di depannya.
"Aaauww" ringis peri Bulan.
Peri Bulan merasakan sakit di kedua lengan atasnya yang terkena sihir peri Blanarkis yang sangat jahat.
"Kenapa?"
Peri Bulan tidak menjawab, rasa sakit di lengannya begitu terasa.
Pelan-pelan pengelihatan peri Bulan memudar, rasa sakit di lengannya terus terasa, tiba-tiba peri Bulan kehilangan keseimbangannya.
Dengan cepat pangeran langsung menangkap peri Bulan yang kembali tidak sadarkan diri.
"Bulan, bangun Bulan"
Pangeran di serang rasa panik ketika melihat mata peri Bulan yang kembali terpejam.
"Bulan buka mata mu" tintah pangeran dengan menepuk pelan pipi peri Bulan.
Mata peri Bulan terpejam kuat membuat pangeran panik.
Tiba-tiba pangeran merasakan tangannya basah, pangeran mengangkat tangannya.
Betapa terkejutnya pangeran kala melihat tangan itu penuh dengan darah.
"D-darah"
Tercekat pangeran melihat darah yang sebanyak itu di tangannya.
"Aku harus bawa Bulan ke istana, dia harus segera di obati sebelum nyawanya tidak dapat tertolong lagi"
Pangeran menggendong peri Bulan ala bridal style, ia lalu menunggangi kudanya dan pergi dari dalam hutan.
"Ayo white kita harus segera sampai di istana"
Wajah pangeran cemas sekali ketika melihat peri Bulan yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, ia takut ada sesuatu yang terjadi pada peri Bulan.
Kuda putih itu berlari dengan kencang untuk segera sampai di istana.
Pangeran tampak cemas sekali memikirkan peri Bulan yang masih memejamkan matanya, darah terus mengalir sepanjang perjalanan.
"Bulan bertahanlah, aku akan membawa ku ke istana ku, setelah ini kau akan di tangani"
"Ayo white lebih cepat lagi"
Kuda putih itu terus berlari dengan kencang menuju kerajaan Mataram.
Di dalam kerajaan Mataram.
Kedua prajurit yang mengawal pangeran menghadap pada raja Candra.
"Ampun raja" kata kedua prajurit itu.
"Ada apa prajurit?" tanya raja.
"Pangeran Aksara hilang"
"APA" kaget raja terkejut mendengar hal itu.
Raja dan beberapa orang yang ada di sana sampai berdiri karena terkejut mendengar penuturan prajurit itu.
"Kenapa pangeran bisa hilang, cepat jelaskan"
Menteri dan beberapa anggota kerajaan yang mendengar hal itu juga sangat terkejut.
"Saat di perjalanan kuda yang kami tunggangi tidak dapat kami kendalikan, kami berusaha menjinakkan kedua kuda tersebut, namun setelah kedua kuda itu sudah jinak kami sadar jika pangeran hilang, kami berusaha mencarinya, namun tidak kunjung ketemu juga, alhasil kami kembali ke istana untuk melaporkan berita ini"
"Pangeran hilang di mana?"
"Di dalam hutan raja"
"Panggilkan semua prajurit sekarang"
"Baik raja" jawab prajurit.
Mereka memanggil prajurit-prajurit sesuai perintah raja.
Tak berselang lama dari itu mereka semua berkumpul di hadapan raja.
"Ada apa raja memanggil kami?" tanya prajurit senior.
"Putra ku pangeran Aksara hilang, kalian cepat cari putra ku sampai ketemu, jika belum ketemu juga, ingat jangan pulang sebelum pangeran di temukan" perintah raja.
"Baik raja" jawab semua prajurit.
Prajurit-prjurit tersebut lalu bergegas mencari keberadaan pangeran yang masih belum di temukan.
Raja kembali duduk di singgasananya dalam keadaan tidak tenang.
"Bagaimana ini kakanda, pangeran hilang" kata ratu Elisa.
"Tenanglah adinda, prajurit sedang berusaha mencari keberadaan pangeran, kita tunggu dulu sebentar, jika sampai esok hari pangeran tidak di temukan juga, kakanda akan turun tangan dalam hal ini" jawab raja berusaha menenangkan ratu yang sedang cemas.
Ratu mengangguk, raja melihat kecemasan yang terpancar di wajah ratu.
"Dayang bawa ratu ke dalam kamarnya, dia butuh istirahat" tintah raja.
"Baik raja"
Dengan perasaaan cemas ratu terpaksa mengikuti dayang yang membawanya ke dalam kamar.
Ratu masuk ke dalam kamarnya.
"Ratu, apa yang ratu inginkan?" tanya dayang.
"Aku tidak ingin apapun, aku hanya ingin putra ku pulang, aku hanya takut musuh menghabisi" jawab ratu.
"Tenanglah ibunda, pangeran baik-baik saja, ibunda jangan berpikir macem-macem, aku merasa pangeran hanya sedang berburu di dalam hutan saja, sebentar lagi dia juga akan pulang" kata pangeran Arjuna menenangkan ibundanya yang cemas tak karuan.
"Tapi ibunda cuman takut musuh di berbatasan menemukan pangeran dan membunuhnya" kata ratu.
"Itu tidak akan terjadi, ibunda tenang saja, ibunda jangan khawatir, sebentar lagi pangeran Aksara akan pulang, aku yakin itu" jawab pangeran Arjuna dengan memeluk ibundanya hanya untuk menenangkannya.
Pangeran Arjuna memberi isyarat pada dayang untuk pergi dari dalam kamar ini.
Dayang lalu pergi sesuai apa yang pangeran Arjuna perintahkan.
Ratu melepaskan pelukan.
"Arjun cepat cari adik mu, ibunda sangat khawatir padanya, ibunda tidak mau ada apa-apa dengan dia" tintah ratu yang tidak bisa tenang sebelum pangeran Aksara di temukan.
Pangeran Arjuna menghapus air mata yang mengalir di pipi ibundanya.
"Baiklah aku akan mencari adik, yang penting ibunda jangan pernah nangis lagi" syarat pangeran Arjuna, ia tidak suka melihat air mata seorang wanita jatuh, siapapun wanita itu.
Ratu mengangguk setuju.
"Ibunda tetaplah di sini, aku akan mencari adik dulu" kata pangeran Arjuna.
"Hati-hati nak" teriak ratu.
Pangeran Arjuna tidak menjawab, ia mengambil pedang kesayangannya dan berjalan keluar dari istana.
"Mau kemana kau Arjun?" tanya paman Sam yang melihat pangeran Arjuna membawa pedang.
"Adik hilang paman, aku akan mencarinya, aku takut musuh menyerangnya" jawab pangeran Arjuna.
"Apa pangeran Aksara hilang, ini berita bagus untuk ku, aku harus kasih tau kerajaan Fanjafan tentang hal ini" batin paman Sam.
"Aku permisi dulu paman" kata pangeran Arjuna.
Paman Sam hanya menatap punggung pangeran Arjuna yang pelan-pelan menghilang dari pandangannya.
"Prajurit keluarkan kuda ku" tintah pangeran Arjuna.
"Baik pangeran" jawab prajurit itu.
Dengan cepat prajurit itu membawa kuda pangeran Arjuna ke hadapan pemiliknya.
khikhikhikhik
Teriak kuda itu kala berhasil keluar dari dalam kandangnya.
Pangeran Arjuna menunggangi kuda itu lalu mencari pangeran Akasa di dalam hutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments