Terpaksa Menjadi Istri Simpanan

Terpaksa Menjadi Istri Simpanan

Bab 1

Di dalam rumah sakit.

"Viola, Kakak mohon ... jangan tinggalkan kakak! Kakak akan mencari donor jantung untukmu!" titah Liana panik.

"Kak, kita tidak punya uang lagi. Uang kakak sudah habis untuk pengobatanku. Biarkan aku mati, kak! Aku tidak mau menyusahkan Kakak terus!" ucap Viola, gadis cantik berusia 17 tahun itu.

"Kakak masih punya uang. Kamu tenang saja, Vi! Kakak akan lakukan segala cara agar kamu sembuh. Sekarang, kamu bertahan. Kakak akan pergi cari donor jantung untukmu!" titah Liana kemudian menghapus air matanya. "Kamu bisa, Vi! Hanya kamu satu-satunya yang Kakak punya!" sambungnya lagi.

"Te-terimakasih Kak!" jawab Viola terbata.

Liana mengangguk, lalu berlari keluar ruangan inap. Dia mencari pertolongan.

"A-aku harus apa lagi? Aku sudah menjual semua yang aku punya. Hanya tersisa satu, yaitu rumah. Tapi rumah ini, rumah peninggalan Ayah dan Ibu." gumam Liana mendudukkan dirinya di teras rumah sakit.

Di saat Liana sedang kebingungan, tiba-tiba dia melihat mobil ambulance yang datang.

"Cepat bawa pria itu ke ruang IGD. Kita harus memberikan pertolongan pertama!" titah dokter yang baru saja datang.

"Dok, stok golongan darah pria itu habis. Kita harus bagaimana?" tanya Suster yang baru saja turun dari ambulance.

"Memangnya, apa golongan darah pria itu?" tanya dokter.

"Golongan darah pria itu, B, dok!" jawab Suster yang dapat di dengar oleh Liana.

'B? Golongan darahku juga B. Siapa tahu, aku bisa membantu pria itu.' batin Liana. "Dok!" panggil Liana berlari menghampiri dokter.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter tersebut.

"Aku dengar, ada pasien yang sedang membutuhkan golongan darah B. Kebetulan, aku memiliki golongan darah B!" ucap Liana.

"Oh, terimakasih Mbak. Mbak bisa ke ruangan donor darah. Biar suster yang mengantarkan!" titah dokter Reno lalu memanggil suster untuk mengantarkan Liana ke ruangan donor darah.

"Ayo, ikut saya!" titah Suster membuat Liana mengikuti langkah kaki suster tersebut.

Setelah sampai di ruang donor darah. Liana mulai menyumbangkan darahnya untuk pria yang sama sekali tidak di kenali Liana.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit, satu kantong da rah sudah terisi penuh.

"Mbak, tolong istirahat satu sampai dua jam," titah Suster.

"Baik, Sus!" jawab Liana lalu melihat kepergian Suster.

Liana memejamkan matanya sejenak. Lalu, ingatannya tiba-tiba tertuju pada sang adik yang tengah kesakitan.

"Aku tidak boleh diam saja. Aku harus mencari uang untuk pengobatan Viola!" gumam Liana berusaha menurunkan kakinya.

Kepalanya yang terasa pusing membuat Liana beberapa kali hampir terjatuh.

"A-aku harus kuat. Aku tidak bisa berdiam diri di sini!" gumam Liana berjalan keluar ruangan donor da rah sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

Setelah berada di luar ruangan. Liana berjalan dan tak sengaja menabrak seorang wanita cantik yang sedang menunggu di depan ruang IGD.

Brug!

"Ma-maaf!" lirih Liana dengan wajah pucatnya.

"Maaf, maaf!" ketus wanita tersebut. "Tas mahalku jadi jatuh dan tersiram kopi karenamu! Aku tidak mau tahu, kau harus mengganti rugi semua ini!"

"Ganti rugi? A-aku tidak punya uang untuk ganti rugi. Tapi aku bisa membersihkan tas Mbak yang kotor menggunakan pakaian saya!" titah Liana.

"Sangat jorok! Tasku ini tas mahal. Lalu, mau di lap menggunakan baju kotor dan bau milikmu. Itu sangat sangat jorok!" ketus wanita yang bernama Citra.

Citra, wanita yang berstatus sebagai istri dari Davien, pria yang baru saja mengalami kecelakaan di jalan raya yang sedang membutuhkan banyak donor darah.

Citra melihat dokter yang menangani suaminya keluar ruangan.

"Bagaimana kondisi suami saya, dok? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Citra membuat Liana terdiam sejenak.

'Jadi, Mbak ini suami dari pria yang baru saja aku tolong?' batin Liana.

"Beruntung ada seseorang yang mau mendonorkan darahnya untuk suami ibu. Jika, suami ibu telat sedikit saja, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa." jawab dokter tersebut.

"Siapa yang mendonorkan darah untuk suami saya, dok? Siapa? Saya ingin bertemu dengannya dan saya ingin mengucapkan terimakasih karena dia sudah mau menolong suami saya!" ujar Citra.

Dokter Reno pun menunjuk pada Liana, "Wanita itu yang sudah menolong suami ibu Citra!" ucap dokter Reno.

Citra menatap arah Liana dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Dia yang menolong suami saya, dok?" tanya Citra tak percaya.

"Iya. Ibu bisa mengucapkan terimakasih pada wanita itu!" titah dokter Reno.

"Terimakasih dokter! Tapi, saya boleh masuk menemui suami saya?" tanya Citra yang mendapat anggukan kecil dari dokter Reno.

"Silahkan. Kebetulan Pak Davien sudah sadar dan dia meminta saya untuk memanggil orang yang sudah mendonorkan darahnya untuk Pak Davien!" ucap dokter Reno.

Tanpa ingin menjawab ucapan dokter yang menangani suaminya. Citra langsung berjalan masuk.

"Silahkan Mbak! Mbak di tunggu Pak Davien!" titah dokter Reno.

"Tidak perlu, dok! Aku ikhlas menolong Pak Davien!" jawab Liana.

"Tapi, Pak Davien meminta Mbak datang ke ruangannya!"

"Ya, sudah, dok! Tapi dokter temani aku, ya!" titah Liana berjalan masuk ke ruang IGD di ikuti oleh dokter Reno di belakangnya.

Setelah masuk ke ruang IGD. Liana dapat melihat sepasang suami istri itu saling terdiam.

"Pak, Davien. Dia lah, orang yang bersedia mendonorkan darahnya untuk anda!" titah dokter Reno.

"Siapa namamu!" tanya Davien pada Liana.

"Li-liana, Pak!" jawab Liana sambil menundukkan pandangannya.

"Lihat aku!" titah Davien membuat perlahan Liana menatap wajah Davien.

'Wah, tampan sekali. Tapi kamu tidak boleh memujinya, Liana. Dia sudah mempunyai istri!' batin Liana.

Davien tersenyum tipis saat melihat wajah Liana. "Terimakasih!" ucap Davien.

"Sama-sama. Kalau begitu, aku permisi." titah Liana berjalan keluar IGD di ikuti oleh dokter Reno.

Setelah melihat kepergian dokter Reno dan Liana. Davien menepis kasar tangan Citra.

"Golongan darahmu B, Cit! Tapi kenapa orang lain yang menyelamatkanku, ha! Kenapa?"

"Aku takut, sayang! Aku takut dengan jarum suntik. Dan aku takut, kulitku rusak!" ketus Citra.

"Citra, Citra. Kalau begini caranya, sampai kapan pun ... kita tidak akan mempunyai anak!"

"Bagus, dong! Tubuhku bisa terawat. Kau tahu, sayang! Banyak sekali wanita di luar sana tubuhnya semakin melebar setelah melahirkan anaknya. Apa kamu mau, aku tidak cantik lagi? Lalu, kamu malu memperkenalkan aku pada rekan kerjamu. Aku tidak mau, sayang!"

"Percuma bicara denganmu, Cit! Terus saja bergaul dengan ibu-ibu sosialita yang hobinya menggosipkan orang, sampai lupa kamu punya suami di rumah!" ejek Davien.

"Aku tidak lupa, sayang. Aku ingat, kalau aku mempunyai suami yang sangat tampan." jawab Citra mengusap punggung tangan Davien.

Terpopuler

Comments

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

like bertaburan. semangat terus author☺️☺️☺️
salam hangat dari Ben dan Elea

2022-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!