video call

Happy reading ....

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang ibu selain melihat senyum anak-anaknya. Hal itu juga yang dirasakan Meydina saat ini. Gelak tawa Queena, Zein, dan Amar terdengar saling bersahutan saat ketiganya melakukan panggilan video dengan Fatima.

Dari salah satu kursi di ruangan itu Meydina memperhatikan ketiganya. Senyumnya yang semula lebar mulai memudar saat menyadari gerakan mata Queena yang diam-diam memperhatikan salah satu putranya.

"Ah, tidak mungkin," batin Meydina menepis prasangka yang sempat melintas di benaknya.

"Baby, kapan pulang?" tanya Zein sambil melangkah mendekati Meydina dan duduk di sampingnya. Zein mengambil satu kue yang ada di meja dan menyuapkannya pada Meydina yang mau tak mau membuka mulut sambil tersenyum.

"Nanti aja, kalau kakak married," sahut Fatima santai.

"Kelamaan, keburu lumutan," timpal Amar yang ditanggapi kekehan oleh Queena. Sementara Zein menyeringai tipis menanggapinya.

"Eh iya hampir lupa, Mima juga ada di sini loh," ujar Queena pada Fatima.

"Uuh jadi pengen pulang deh," ucap Fatima manja.

"Di mana dia sekarang?" tanya Amar.

"Kalau sekarang sih udah di rumah. Kita tambahkan ya," sahut Queena yang diangguki cepat oleh Fatima.

Queena menambahkan Mima pada panggilan mereka. Cukup lama tidak diterima. Setelah mencoba yang kedua kalinya, barulah terlihat wajah Mima.

"Hai-hai! Apa kabar Kak Amar, Kak Fatum?" sapa Mima riang.

"I'm fine thank you, Sweety," sahut Fatima.

"Kak Fatum, aku kangen," ujar Mima.

"Me too," sahut Fatima.

"Sama kakak enggak?" tanya Amar.

"Enggak. Hehe," sahut Mima yang ditanggapi Amar dengan menekuk wajahnya.

Queen yang berada di samping Amar terkekeh pelan sambil meletakkan tangannya di wajah Amar. Kemudian ia berkata sembari mengarahkan kamera ponsel pada Zein dan Meydina, "Di sini juga ada Auntie sama Kak Zein."

"Mami apa kabar?" sapa Mima pada Meydina.

"Baik, Sayang," sahut Meydina sambil melambaikan tangan pada kamera ponsel Queena.

"Kak Zein nggak ditanya?" tanya Queena.

Mimik wajah Mima terlihat lucu saat mendelik melihat Zein yang menyeringai tipis di-zoom oleh Queena.

"Hati-hati loh nanti suka," celetuk Amar.

Queena dan Fatima tertawa melihat Mima yang memajukan bibirnya. Selama ini, Zein yang paling jarang hadir di setiap acara keluarga. Jika kebetulan Zein bisa hadir, entah mengapa sikapnya yang tak acuh dan dingin tidak disukai Mima. Setiap kali Mima melontarkan candaan, selalu Zein yang mematahkannya. Hingga Mima kadang menyebut Zein dengan sebutan Kakak Manekin.

"Sayang, mami kamu lagi apa?" tanya Meydina pada Mima.

"Nggak tahu, Mi. Aku lagi di kamar," sahut Mima.

"Istirahat, Sayang. Biar nanti malam fresh. Kamu kan biasanya jam sembilan aja udah ngantuk," saran Meydina.

"Iya. Mami, kenapa ngasih gaun sih? Aku nggak terlalu suka," keluh Mima. Tadi, tidak lama setelah ia sampai di rumah Evan, pegawai butik Amiera datang dan memberikan dua paper bag berisi gaun pesanan Meydina.

"Kalau nggak suka ya nggak usah dipakai. Seingat mami, mami pesan gaun yang simple deh," sahut Meydina.

"Iya sih, memang simple. Mami mau aku pakai yang mana?" tanya Mima lagi.

"Yang mana aja, yang penting kamu nyaman," sahut Meydina.

"Oke deh." Mima terdengar malas mengucapkannya.

"Jangan bad mood gitu dong, Mima. Untuk hari-H aku akan khusus rancangin gaun buat kamu loh," ujar Fatima.

"Auntie yang mau bikin, Sayang," sela Meydina.

"Yaa, aku 'kan juga pengen, Mi," ujar Fatima.

"Ya udah, bicarakan lagi sama Auntie Amie. Bisa aja kan, kamu buat gaun untuk resepsi, Amie untuk akad. Atau mungkin sebaliknya," usul Meydina.

"Oke, Mami. Nanti aku bicarakan sama Auntie. By the way udah dulu ya, ada klien nih. Bye sayang-sayangku! I love you, Mami," pungkas Fatima.

"I love you too, Sayang. Jangan lupa makan ya." Meydina tersenyum pada Fatima yang mengangguk kecil.

"Mima juga pamit ya, Mami. Mau mandi," ujar Mima.

"Tumben, biasanya juga kamu jarang mandi," celetuk Zein tanpa menoleh sedikit pun pada ponsel yang diarahkan Queena. Zein asik menikmati kue yang sengaja dibuat untuknya.

Terdengar tawa Fatima, juga kekehan Amar melihat wajah Mima yang kesal. Sementara itu, sambil tersenyum Meydina cepat-cepat berucap, "Iya, Sayang. Daah!"

"Daah, Mami!" ujar Mima dan Fatima hampir bersamaan.

Tak lama kemudian, Meydina pamit ke kamarnya. Meninggalkan Queena yang sedari tadi merasa bingung dengan obrolan Meydina dan kedua saudarinya.

Queena beranjak dari duduknya mendekati Zein. Ia pun mendudukkan bokongnya di bekas duduk Meydina, di samping Zein.

"Kak, memangnya ada acara apa nanti malam?" tanya Queena pada Zein.

"Cuma makan malam," sahut Zein tanpa menoleh. Zein terlihat fokus dengan ponselnya.

"Dimana, kok aku nggak tahu?" tanyanya lagi sambil menoleh pada Amar yang mengangkat bahunya sedikit.

"Di resto. Memangnya nyokap lo nggak bilang?" tanya Zein.

"Enggak," geleng Queena.

"Paling juga dinner biasa. 'Kan ada Auntie Alena, jadi sekalian kumpul keluarga," ujar Amar.

"Terus tadi apa itu, kok pada bahas hari-H, akad, sama resepsi, memangnya siapa yang mau nikah? Nggak mungkin Mima, kan?" tanya Queena dengan raut bingung.

"Kenapa nggak mungkin? Lo takut dilangkah ya? Nyari jodoh dong, jangan masak-masakan mulu," kelakar Zein.

"Ish, kakak. Aku masak beneran, bukan masak-masakan," bantah Queena. Zein dan Amar mengulumkan senyum.

Dari bagian depan rumah terdengar ada yang membuka pintu. Tak lama mereka melihat Aldo berjalan menghampiri dengan gayanya yang santai.

"Hi, Uncle!" sapa Zein yang hanya mengangangkat sedikit tangannya.

"Selamat sore, Tuan Muda!" ujar Aldo.

"Sore, Uncle," sahut Zein tak acuh.

"Uncle mau ketemu mami ya?" tanya Amar.

"Iya, Tuan," sahut Aldo sembari mendudukkan bokongnya.

Amar hendak memanggil pelayan untuk memanggilkan Meydina, tapi urung saat Queena berujar, "Aku aja yang manggil, Auntie. Sekalian mau pamit."

"Pulang sekarang?" Amar mengerutkan keningnya.

"He-em. Kalau ada dinner, masa iya aku nggak siap-siap. Nih, Mima juga udah chat nanyain kapan pulang," ujar Queena yang memperlihatkan layar ponselnya.

"Oke deh," angguk Amar.

"Sebentar ya, Uncle," ujar Queena pada Aldo.

"Iya, Nona," sahut Aldo.

Queena berjalan manuju kamar Meydina yang dulunya merupakan kamar Salman. Beberapa kali ia mengetuk pelan, namun tak ada jawaban.

"Auntie, Queen masuk ya," ujar Queena sambil membuka pelan pintu kamar itu.

Queena mengedarkan pandangannya, tapi tak ada siapapun di kamar itu. Sampai kemudian tatapannya tertuju pada pintu ruang kerja yang sedikit terbuka. Queena pun berjalan ke ruangan tersebut.

Sebelum masuk, Queena berniat kembali mengetuk. Namun kemudian urung, karena dari celah pintu ia melihat Meydina sedang menelepon seseorang. Dari penggalan percakapan yang terdengar, sepertinya Meydina sedang bicara dengan Resty.

Queena pun tak ingin mengganggu dan memutuskan berdiri menunggu sambil bersandar di dekat pintu. Sambil menunggu, Queena berbalas pesan dengan Mima. Meski tak berniat menguping, percakapan Meydina dan Resti itu terdengar oleh Queena.

"Nanti kalau pulang, mama sama papa sekalian pindah ke sini ya. Pak Aldo sudah siapkan semuanya. Dokternya juga teman dekat Paman Said," ujar Meydina.

Sudah lama Meydina meminta orang tua Maliek itu untuk kembali. Terlebih saat ini ia sangat ingin menemani Resty mengurus Bram dalam masa penyembuhan pasca operasi kanker prostat yang dialaminya.

"Iya, Ma. Nanti malam acaranya. Mey juga nggak nyangka Zein akan langsung setuju."

"...."

"Bisa juga, hehe. Nggak nyangka ya, Ma. Mungkin malaikat mencatat ucapan Mima saat itu. Mama ingat kan waktu Mey cerita cita-cita nyeleneh Mima? Hehe, cita-citanya itu akan terkabul, jadi istri Zein," kekeh Meydina.

Queena langsung tertegun saat mendengarnya. Ia merasakan lututnya lemas seketika.

"Kak Zein akan menikah dengan Mima?" gumamnya.

_bersambung_

Terpopuler

Comments

mita purwanti

mita purwanti

queen itu suka juga ya sama zein?

2022-11-20

0

Aisilia Putri

Aisilia Putri

queen ama amar aja

2022-11-17

0

piyak 🐣🐣

piyak 🐣🐣

Queen patah hati💔💔😭

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!