rasa yang berbeda

mikaila langsung menuju ke kafe setelah mengambil gelangnya, toko itu memang tidak jauh dengan kafe dia bekerja, mikaila hanya berjalan kaki tidak sampai delapan menit.

mikaila telah melupakan kejadian dirinya yang ditinggal begitu saja oleh Rama, dia harus bisa mengendalikan hatinya pada sikap Rama padanya.

di kafe tempat mikaila bekerja hari ini sedikit sibuk, mikaila yang baru datang sudah diperintahkan oleh buk farah untuk membersihkan satu ruangan VIP, karna akan ada tamu penting yang akan mengadakan pertemuan di kafe hari ini, jadi mikaila dan niswa yang diutuskan untuk melayani tamu tersebut, tentunya setelah mereka membersihkan ruangan tersebut.

selagi mereka membersihkan ruangan tersebut, seperti biasa niswa dan mikaila akan selalu mengobrol dan bercanda sehingga kadang seperti ada lima kalau kita denger dari tawa mereka, padahal mereka hanya berdua, makanya mereka sering mendapat kemarahan dari bu farah.

''mik!, gimana hubungan lo sama suami lo?''.tanya niswa yang tidak mengalihkan pandangannya yang sedang mengelap meja.

''kepo lo''. jawab mikaila singkat.

''pelit banget lo mik sekarang ama gue, dulu aja lo berbagi apa hal aja''.

''emang lo mau tau gimana nya tentang rumah tangga gue''.

''cieeh, rumah tangga,lantai berapa lo tinggal?, pakek naik tangga segalak, sekarang udah nhak zaman naik tangga mik, mereka udah pada pakek lift''.

''tukan, tadi lo nanya ngak serius nih''.

jawab mikaila sambil melempar kain lap kearah niswa.

''lo bagi lah cerita lo sama suami lo yang menjalani pernikahan rahasia kalian''.

''kita jalanin layaknya pasangan yang lainlah nis, gimana sih''. sewot mikaila.

''hah, berarti kamu udah diobok obok dong sama suami lo, sakit ngak mik?''.

mikaila yang mendengar perkataan niswa mengerutkan keningnya sambil berpikir dengan kata kata niswa tentang obok obok, tapi tidak lama, karna mikaila labgsung paham maksud sang sahabat.

''kalau gue bilang udah nanti bisa ences nis''. goda mikaila.

''enak ngak mik?''.

''ya enaklah''. jawab mikaila sekenanya.

selagi mereka masih mengobrol, tiba tiba bu farah masuk.

''kalian udah selesai belum sih, mereka akan segera sampai, dan kalian harus segera ganti baju''. perintah bu farah.

''iya buk''. jawab mereka kompak, mereka yang memang sudah selesai langsung keluar untuk menggantikan baju yang sudah bau keringat.

''gue gugup nis''. kata mikaila sbil memegang dadanya.

''santai aja, kan kita udah sering nerima tamu kekgini mik''. niswa terlihat santai.

''iya sih, tapi entah kenapa jantung gue kek ngak karuannya?''.

''mungkin lo lagi ngak enak badan, atau lagi mikirin apa gitu?,kita harus semangat dong, kita harus buktikan kalau kita bisa''. niswa menyemangatkan mikaila, dan mikaila terlihat lebih sedikit rileks.

tamu penting itupun sudah datang dan disambut oleh buk farah terlebih dulu, setelah mencatat pesanan mereka dan sudah siap, kini giliran miakaila dan niswa yang menghidangkan hidangan untuk tamu tersebut.

mikaila masuk serta tidak lupa untuk memberi salam dan memberikan sedikit senyum ramah untuk tamu itu.

dengan hati hati mereka meletakkan makanan diatas meja, semakin dekat perasaan mikaila semakin gundah dan tidak tenang, dia dapat melihat dimeja itu diisi oleh empat orang, tiga orang laki laki dan seorang perempuan yang sudah berumur walau masih terlihat masih sangat cantik, sepertinya sebaya dengan laki laki di sampingnya.

''permisi pak, buk''. sapa mikaila, dan jantung mikaila semakin bergerumuh disaat dia berada di dekat laki laki yang memakai jas krem tersebut,rasa yang berbeda,padahal sudah biasa bagi dirinya melayani tamu tamu penting di kafe, tapi kenapa dengan dirinya?, karna sedang tidak fokus dan pikiran nya sedikit kacau, cangkir kopi yang sedang dipegangnya pun jatuh, dan airnya mengenai jas milik lelaki baruh baya itu.

prink

''maaf pak''. mikaila langsung mengelap jas tersebut.

''maaf katamu?, kamu tau ngak sebulan gaji kamu bekerja disini belum setengah dari harga jas saya ini, bisa kerja ngak sih''. bentak laki laki itu, mikaila yang sedang tidak karuan, ditambah lagi dengan bentakan, emang sih itu karna kecere bohannya, tapi entah kenapa kata kata yang keluar dari mulut laki laki ini langsung menusuk hatinya yang paling dalam.

''maaf Pak, saya tidak sengaja''. mikaila mulai menangis, karna sudah tidak bisa menahan lagi air matanya disaat mendengar bentakan yang sangat terasa sakit dihatinya.

''maaf''. cicit mikaila lagi sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya.

mata pak wirawan berhenti pada benda yang melingkar di lengan gadis yang sedang menumpahkan minuman dibaju jasnya.

DEG

*gelang itu?, kenapa bisa sama persis dengan gelang yang aku berikan pada putriku, gelang yang aku desain khusus untuk putri tercinta ku, putri cantikku,apa ada orang mendasain sama persis seperti desainku,tapi di gelang putriku aku ada tuliskan nama nya, tidak mungkin ada duanya,mendesain gelang itu sedikit sulit,apa gelang itu dicuri dan dijual, apa sukma tidak menjaga gelang itu?*

pikiran pak wirawan terus bertanya tanya tentang gelang yang bertengkar indah di lengan mikaila.

''wir sudah lah, kau lihat gadis itu sudah sangat takut mendengar bentakan mu, kalian keluarlah,dan panggil bu farah kesini''.

niswa langsung membawa mikaila keluar, dengan keadaan yang masih sesegukan.

sedangkan didalam ruangan vip, pak wirawan masih termenung, otaknya masih bertanya tanya.

''sudahlah wir,jangan diperpanjang lagi''.

''bukan itu pram,aku sangat mengenal gelang yang dipakai oleh gadis tadi''. jawab pak wirawan seperti menatap jauh.

''maksudnya?''.

''persis gelang yang aku buat untuk putriku pram,tapi di gelang putriku aku ada tuliskan namanya,kau taukan aku masih mencari keberadaan mereka, walau mama ku selalu bilang kalau sukma kabur dari rumah, dan dia sudah meninggal karna ditabrak mobil,begitupun dengan anak kami yang ikut menyusul mommynya, tapi hatiku nyakin kalau dia masih hidup''. pak wirawan seperti putus asa.

''wir, maafnya aku harus katakan ini, sebenarnya dari gadis itu masuk dan tersenyum kepada kita tadi aku seperti melihat senyum sukma, dari tadi aku memperhatikan gadis itu bayangan sukma melintas dimataku''. kata wanita yang bernama renata, dia istri dari pram.

''jo''. pak wirawan memanggil asistennya yang dari tadi hanya diam.

''iya tuan?''.

''apakah kau masih mengutuskan anak buah kamu untuk mencari keberadaan istri dan anakku keseluruh pelosok, mereka masih hidup, cepat temukan mereka''. perintah pak wirawan pada bawahannya itu.

''baik tuan''.

*maafkan aku tuan, tapi ini perintah dari nyonya besar untuk tidak mencari keberadaan istri dan putri bapak,tapi bapak tenang saja, saya akan kepanti dimana nona kaila dititipkan tanpa sepengetahuan dari mama tuan*.batin jo, dia merasa bersalah karna sudah membohongi pak wirawan yang sangat baik, walau terkadang suka marah marah tidak jelas, itu karna dia sedang kacau memikirkan tentang keberadaan anak istri nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!