Dirasa kue pesanan sudah jadi, ibu Elena meminta Elena untuk segera mengantarkan kue pesanan itu ke alamat yang sudah diberikan kepadanya. Dengan senang hati Elena pun mengiyakan perintah ibu nya itu.
Hari ini Elena sangat senang karena ia libur bekerja dan dapat membantu ibu nya dirumah untuk membuat kue dan mengantarkan pesanan kue itu.
Senyuman Elena selalu terukir setiap ibu nya memberi perintah untuknya.
Elena sudah bersiap dengan pakaian nya, ia menggunakan celana jeans panjang berwarna hitam dengan atasan menggunakan hoodie berwarna putih dipadukan dengan sepatu sneaker berwarna putih bercorak hitam. Begitulah Elena selalu tampil sangat sederhana, ia tidak pernah mengikuti trend fashion yang tengah booming di kota nya.
"Baiklah bu aku berangkat dulu!" Ucap Elena sambil mencium tangan ibu nya.
"Hati-hati di jalan nak!" Ucap ibu Elena yang kini masih memperhatikan Elena yang sudah berlalu meninggalkan nya.
Betapa bahagia hati ibu Elena, Elena sama sekali tidak pernah menolak perintah nya. Dibalik kebangkrutan perusahaan suaminya, ia mendapatkan hikmah dibalik itu semua. Anak gadis nya kini tumbuh menjadi anak yang sangat baik dan mandiri.
***
Elena masih mencari alamat yang sudah diberikan oleh ibu nya tadi, Elena tetap terlihat ceria meskipun ia hanya jalan kaki untuk mengantarkan pesanan kue tersebut. Sebenarnya Elena mempunyai motor di rumah nya, tapi Elena selalu memilih untuk berjalan kaki dibandingkan harus menggunakan motor. Karena jalan kaki sama seperti ia sedang berolahraga, jika ia bergantung pada sepeda motornya itu, malah akan membuatnya menjadi manja.
"Oh itu rumahnya!" Ucap Elena tersenyum dan berlari menuju rumah itu.
Elena memperhatikan terus rumah itu, rumah itu terlihat sangat mewah. Dengan pilar-pilar besar berwarna putih dan terlihat pagar berwarna hitam yang begitu tinggi. Elena masih terpaku melihat kemewahan rumah tersebut sambil perlahan berjalan menuju rumah mewah itu.
Elena pun segera menekan tombol bel yang berada di tembok besar samping pagar tinggi itu. Dalam hati nya berkata, siapa pemilik rumah mewah itu pasti orang itu sangat beruntung dan bahagia.
Tak lama pun pagar itu terbuka dengan sendiri nya, lagi-lagi Elena dibuat terkejut dengan rumah mewah itu. Baru kali ini Elena melihat pagar bisa terbuka sendiri, mungkin bagi sebagian orang itu hal biasa namun bagi Elena itu adalah suatu hal baru yang sangat menarik.
"Permisi!" Ucap Elena sambil melihat sekitar, siapa tahu ada orang yang akan menghampirinya.
"Ya tunggu sebentar!" Ucap seorang laki-laki dengan buru-buru dan langsung menghampiri Elena yang masih berdiri di depan rumah mewah itu.
Elena terdiam dan terkejut dengan apa yang dilihat nya, Theo lah yang kini keluar dari rumah itu dan menghampiri dirinya yang masih mematung melihat Theo yang semakin mendekat.
"Ada perlu apa kau kesini?" Tanya Theo dengan sangat dingin.
"Mmm ini saya hanya mau mengantarkan pesanan kue pak," Ucap Elena dengan sangat gugup.
Bagi Elena pertemuan nya dengan Theo adalah hal yang sangat menyebalkan. Mengapa ia harus bertemu dengan pria dingin ini di saat ia sedang libur bekerja. Dunia ini memang terasa sangat sempit, dimana-mana selalu ada pria menyebalkan itu.
"Oh iya saya memang memesan kue, ternyata kue yang saya pesan itu kamu yang membuatnya?" Tanya Theo sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
Tampan sekali! Pikir Elena.
Namun Elena langsung membuang pikiran nya itu, ia tidak sadar dengan apa yang dipikirkan nya. Theo memanglah sangat tampan namun sayang bagi Elena, Theo tetaplah pria dingin dan sangat menyebalkan.
"Hei aku berbicara padamu!" Lanjut Theo dengan sedikit menaikkan nada bicaranya, dan sontak membuat Elena sadar dari lamunan nya itu.
"Ah iya pak, ini kue ibu saya yang buat," Ucap Elena memberikan kantong yang berisikan kue kepada Theo.
Saat Elena akan berjalan meninggalkan rumah itu, Theo kembali memanggil Elena.
"Elena tunggu!" Ucap Theo memberhentikan langkah Elena.
Elena langsung membalikan badan dan menghampiri Theo yang masih berdiri dihadapan nya. Elena semakin bingung ada apa lagi pria dingin itu memanggilnya.
"Ya pak ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya Elena dengan senyuman yang terpaksa.
"Kau ini kan bekerja diperusahaan ku, hmm kalau begitu saya ingin memerintahmu sekarang!" Ucap Theo dengan melipatkan kedua tangan nya di dada bidangnya.
Elena sangat kesal mendengar ucapan Theo, bisa-bisa nya pria itu menyuruhnya bekerja diluar perusahaan dan diluar jam kerja. Elena berdecak kesal, terlihat dari raut wajah nya bahwa Elena sangat muak dengan pria yang ada dihadapan nya kini.
"Tapi kan pak ini hari libur!" Ucap Elena.
"Aku tahu, tapi kau tetap harus menuruti perintahku karena aku atasanmu, kau masih ingat itu kan?" Ucap Theo sambil berjalan masuk ke rumah mewah itu.
"Kemarilah!" Lanjut Theo.
Elena pun tidak bisa menolak perintah atasan nya itu, ia langsung mengikuti Theo untuk masuk ke dalam rumah mewah itu. Lagi-lagi Elena disuguhkan dengan pemadangan yang indah didalam rumah itu. Perabotan yang berada di dalam rumah itu terlihat sangat mahal.
Langkah Elena pun terhenti karena Theo tiba-tiba berhenti dihadapan nya, hal itu sungguh membuat Elena menjadi gugup dan salah tingkah. Wajah tampan milik Theo kini tepat berada dihadapan nya.
"A,,apa yang harus ku lakukan pak?" Tanya Elena dengan sangat gugup.
"Mmm sepertinya aku sangat lapar, bisa kah kau membuatkan ku makanan?" Ucap Theo berjalan menuju sofa yang ada di dalam rumah itu.
"Kau ini! Kau pikir aku ini pembantumu apa? Aku ini bekerja sebagai office girl dan itu di perusahaanmu bukan dirumahmu!" Ucap Elena dengan nada yang sangat tinggi, ia benar-benar sangat kesal dengan perilaku Theo.
"Apa kau menolak perintahku Elena? Kau tahu apa yang terjadi jika kau menolak perintahku?" Ucap Theo dengan nada yang sedikit mengancam Elena.
"Kau ini sangat menyebalkan!" Ucap Elena langsung berjalan menuju dapur rumah Theo.
Elena segera mengambil beberapa bahan yang bisa ia gunakan untuk membuatkan menu makan siang untuk Theo. Elena pun mengambil beberapa sayur dan daging sapi untuk di jadikan sayur sop.
Elena memilih memasak yang mudah saja agar ia dapat segera pulang dari rumah itu. Dengan perasaan yang masib kesal, Elena pun mulai memasak bahan-bahan yang sudah diambil nya tadi.
Aroma sedap dari dapur pun membuat perut Theo semakin berbunyi, Theo sangat beruntung dengan kehadiran Elena disaat pembantu yang ada dirumahnya itu mengambil jadwal cuti. Jadi ia tidak perlu repot untuk memesan makanan dari luar.
"Makanan nya sudah siap, aku izin untuk pulang dan kau tidak bisa melarangku lagi!" Ucap Elena mengambil tas nya di sofa dan segera berlalu pergi meninggalkan Theo sendirian.
Ternyata membuat wanita itu kesal sangat menyenangkan, aku akan sering membuatnya kesal! Pikir Theo sambil melihat Elena yang sudah semakin menjauh dari rumah mewahnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Shella Jey
lanjutttf
2022-11-05
0