Bab 3

Suasana pagi ini terasa sangat cerah bagi seorang gadis yang kini sibuk dengan pekerjaan nya. Ketika ia sampai ke kantor ia langsung memulai pekerjaannya mulai dari membereskan lobby, mengelap kaca dan juga merapihkan tanaman yang tertata rapih di setiap sudut kantor itu.

Hari ini adalah hari kedua untuk Elena bekerja di Wijaya Company. Seperti biasa Elena tidak pernah mengeluh sama sekali saat melakukan pekerjaannya, dia selalu terlihat ceria dan ramah pada setiap orang yang bekerja di perusahaan besar itu.

Tidak sedikit orang di kantor itu yang menyukai kepribadian dari Elena, banyak karyawan laki-laki yang suka mendekati Elena saat Elena sedang bekerja. Dan banyak karyawan wanita yang terlihat sangat iri kepada Elena karena banyak orang yang menyukai gadis itu.

Saat Elena sudah selesai mengepel lobby, terlihat seorang pria menghampiri Elena. Elena pun langsung menoleh kepada pria tersebut dan menyapanya dengan sangat ramah dengan senyuman nya yang terlihat begitu manis.

"Selamat pagi pak!" Ucap Elena kepada pria yang ada dihadapan nya itu.

"Pagi! Apa kau sudah selesai membersihkan lobby ini?" Tanya pria itu dengan ekspresi wajah yang dingin dan juga datar itu.

Sebenarnya Elena sangat tidak menyukai orang yang memiliki wajah dingin dan datar, namun bagaimana pun ia harus selalu terlihat ramah karena ia bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh pria yang ada dihadapan nya itu.

"Sudah pak! Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Elena dengan sangat ramah.

"Kau pikir pekerjaanmu sudah selesai? Kau belum membereskan ruanganku!" Ucap Theo dengan sangat datar dan berlalu meninggalkan Elena.

Tanpa berpikir panjang Elena pun segera mengikuti Theo yang berjalan menuju lift untuk segera masuk ke dalam ruangan kerja pria tersebut. Elena sedikit kesal dengan ucapan Theo tadi, ia merasa jika Theo tidak bisa bersikap sopan sedikit terhadapnya.

"Kau harus membereskan ruang kerjaku ini. Sebelum makan siang aku sudah ingin melihat ruang kerjaku terlihat rapih dan indah! Kau mengerti?" Ucap Theo sambil membenarkan jas nya.

"Paham pak!" Jawab Elena.

"Aku akan pergi meeting sebentar, dan jangan sampai ada barang berharga ku yang hilang. Atau kau harus ganti rugi!" Ucap Theo mengambil tas nya dan berlalu pergi meninggalkan Elena seorang diri di ruangan kerja yang terlihat mewah itu.

Elena lagi-lagi berdecak kesal, bisa-bisa nya pria itu menuduhnya akan mengambil barang miliknya yang ada di ruangan ini. Walaupun Elena terlahir dari keluarga yang sederhana, tapi bagi Elena mengambil barang milik orang lain sangat lah tidak pantas dilakukan oleh siapa pun.

Namun Elena tidak ingin berlarut dalam pikiran nya tentang CEO yang sangat dingin dan sombong itu. Elena pun segera memulai membereskan ruang kerja milik Theo.

Elena tidak sengaja melihat figura foto yang terpajang di meja kerja Theo, di dalam foto itu terlihat seorang gadis cantik dengan rambut berwarna hitam panjang, hidung mancung nya membuat wanita yang berada di dalam foto itu terlihat semakin sempurna. Elena pun sebagai wanita mengagumi sosok wanita yang ada di foto itu, apalagi Theo dan pria lain nya diluar sana.

"Cantik sekali!" Gumam Elena dengan sangat lembut.

"Ternyata pria dingin seperti dia bisa mempunyai kekasih, ku kira tidak akan ada yang bersedia untuk menjadi kekasih pria dingin seperti dia," Lanjut Elena kembali merapihkan figura foto tersebut.

Dirasa ruang kerja milik Theo sudah selesai, Elena pun terdiam sebentar dan duduk di sofa yang berada di dalam ruangan mewah itu. Elena terlihat sangat nyaman duduk di sofa empuk dan terlihat mewah itu, dibandingkan dengan sofa yang berada dirumah nya sangatlah jauh berbeda.

"Bagus sekali kau bersantai di ruang kerjaku!" Ucap Theo dengan menaikkan sedikit nada bicaranya, dan berhasil membuat Elena terkejut dan bangkit dari duduknya.

"Ma,,maaf pak saya tidak sengaja! Tadi saya duduk disini sambil menunggu bapak selesai meeting karena takutnya ada orang lain yang masuk kesini," Ucap Elena mencoba untuk memberi pembelaan untuk dirinya.

"Yasudah kalau kau sudah selesai membersihkan ruanganku kau boleh keluar dari sini!" Ucap Theo berlalu dan duduk di kursi tepat di meja kerjanya.

Elena pun mengangguk dan segera berlalu keluar dari ruangan itu. Elena tidak ingin mencari masalah dengan singa itu, dalam hati Elena mempunyai niat sangat tulus untuk menjaga ruang kerja Theo agar tidak ada orang lain yang masuk kedalam nya. Tapi niatnya dianggap tidak baik oleh Theo.

***

Pukul 12.00

Jam istirahat kerja pun tiba, Elena segera berjalan untuk pergi ke kantin. Karena sudah sejak tadi perutnya berbunyi terus, meskipun tubuh Elena sangatlah ramping, tapi soal makan adalah nomor satu bagi Elena. Apalagi pekerjaan yang kini ia jalani adalah office girl yang harus membutuhkan tenaga lebih kuat.

Elena duduk di salah satu meja yang berada di kantin itu, Elena memilih untuk memesan nasi goreng saja. Karena hanya nasi gorenglah yang harga nya sesuai dengan kondisi dompetnya saat ini.

Elena segera menyantap nasi goreng yang kini sudah berada tepat dihadapan nya. Elena terlihat begitu lahap saat memakan nasi goreng itu, maklum ia belum sempat sarapan tadi pagi karena ia takut jika harus terlambat lagi menuju tempat kerjanya.

"Hai Elena!" Sapa seorang pria yang berhasil membuat Elena menghentikan makan nya. Raut wajah Elena terlihat sangat bahagia karena ada orang yang mau berteman dengan nya di tempat kerjanya ini.

"Hai Anton! Kau sudah makan siang?" Tanya Elena memberikan senyuman manisnya kepada Antonio.

"Sudah, aku sudah makan diluar tadi," Ucap Antonio, Elena hanya menganggum dan tersenyum sambil melanjutkan makan siangnya.

Antonio tidak berkedip sama sekali saat memandang wajah cantik milik Elena itu. Pria itu terlihat sangat kagum dengan wanita yang ada dihadapan nya, wanita cantik, sederhana dan begitu ramah pada setiap orang. Dan wanita seperti itu sudah sangat jarang ia temukan di kota itu.

"Ada apa pak? Kenapa kau memperhatikan ku seperti itu?" Tanya Elena gugup.

"Tidak, aku senang saja melihatmu yang selalu ceria!" Ucap Antonio sambil tersenyum melihat Elena yang terlihat salah tingkah itu.

Elena hanya bisa mengangguk, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi kepada Antonio. Antonio adalah pria yang terlihat sangat tampan, dibalik ketampanan nya itu Antonio terlihat sangat baik dan tulus. Berbeda dengan Theo, Theo memang memiliki wajah yang sangat tampan namun Theo terlihat sangan sombong dan dingin, yang membuat Elena tidak terlalu suka kepada Theo.

"Kalau begitu saya kembali ke ruangan ya, silahkan lanjutkan makan siangmu!" Ucap Antonio dan beranjak meninggalkan Elena.

Kalau dia terus menyapaku seperti ini bagaimana jika nanti aku jatuh cinta kepada nya? Tidak! Tidak boleh Elena kau bekerja itu untuk membantu ibumu bukan untuk mencari seorang kekasih! Pikir Elena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!