CEO Duda and Secretary
BRAK
Suara pintu terbuka dengan kerasnya dan menampilkan sosok anak kecil yang berlari masuk dengan rambut yang acak-acakan seperti baru bangun tidur.
"PAPI." pangil anak kecil itu sambil menarik selimut yang menutupi tubuh seorang pria dewasa yang tengah tertidur pulas.
"Iiiih papi bangun cepat." rengek nya lagi sambil menggoyang goyangkan tubuh pria dewasa itu.
"Euuhh.."
Lengkuh pria dewasa itu saat merasa tidurnya terusik.
Pria itu menyipitkan matanya untuk melihat keadaan sekitar hingga pandangannya jatuh kepada Putri kecilnya yang tengah menatapnya dengan tajam sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Sayangnya papi, kok udah ada di sini hmm?" tanya pria itu sambil bangun dari posisi tidurnya.
Anak kecil itu diam saja dan menajamkan tatapannya sambil mengerucutkan bibirnya yang kelihatan nya sangat menggemaskan.
"Bibit saya emang beda. Mana ada coba orang yang berani menatap saya dengan tajam selain anak cantiknya ini.'" ucap nya dalam hati saat melihat tatapan mata anaknya yang sama seperti dirinya ketika menatap orang lain.
"Loh kok diam saja, anak cantiknya papi kenapa bilang dong sama papi?" rayu pria dewasa itu lagi.
"Bliel malah sama papi." jawab anak kecil itu.
Anak kecil itu bernama Stefani Gabriella Cassano. Putri tunggal dari seorang pengusaha sukses yang bernama Stefano Razof Cassano.
"Loh kok marah sama papi, emang papi salah apa sama kamu?" tanya nya pura pura tidak tahu apa yang membuat putrinya marah kepadanya, padahal mah dia udah tau apa sebabnya.
"Papi dali tadi Bliel pangil pangil dak bangun bangun, jadi sebel kan Blielnya." Omel Briel dengan nada cadelnya yang membuat Stefan makin gemas.
"Atututu Tayangnya papi lagi cebel, cini cini papi peluk." sambil mengangkat anaknya ke dalam pangkuannya.
"Hiks hiks hiks papi lama bangunnya Bliel kan nungguin hiks." tangis Briel saat berada di pangkuan papinya.
"Maafin papi ya, tadi tuh sebenarnya papi udah bangun cuma papi tadi pura pura tidur aja. Soalnya papi mau lihat bagaimana anak cantiknya papi bangunin papi yang lagi tidur." bohong Stefan agar anaknya tak menangis lagi.
Stefano Razof Cassano seorang Duda beranak satu, dia di tinggalkan istrinya saat baru melahirkan anak perempuannya akibat pendarahan yang cukup parah. Stefan amat sangat menyayangi anaknya, apapun yang anaknya minta pasti bakal dia turuti asalkan tidak yang aneh aneh.
Ketika di kantor atau di luar Stefan bersikap dingin bahkan tegas ke semua orang, beda lagi jika sudah bertemu dengan anaknya yang sangat di sayangi.
"Papina jahat hiks hiks, Bliel malah sama papi."
"Loh kok marah, ya udah papi minta maaf ya." sambil mengelus rambut anaknya yang halus dan panjang.
"Dak mau, Bliel pokoknya malah sama papi titik." rajuk Briel dan segera turun dari ranjang, setelah itu dia berlari keluar dari kamar papinya.
"Briel, Briel sayang maafin papi." teriak Stefan yang sudah tidak di dengarkan oleh anaknya.
"Hufft.. Seandainya kamu masih ada pasti Briel akan sangat bahagia." sambil memandang kosong ke depan, setelah itu dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Soal Briel nanti bisa di bujuk. pikirnya.
...**...
"Semoga kali ini di terima." ucap seseorang setelah keluar dari ruangan HRD di sebuah perusahaan ternama yaitu Cassano company.
Wanita cantik itu pergi keluar dari gedung pencakar langit itu menuju halte terdekat.
"Huh, panas banget lagi hari ini." keluhannya sambil mengelap keringat yang keluar di dahinya.
Wanita itu celingukan untuk melihat lihat keadaan sekitar.
"Kalau sampai gak di terima aku harus melamar kerja di mana lagi ini."
Drrtt drrtt drrtt
Wanita itu merogoh tas yang dia bawa dan segera mengambil handphonenya.
"Halo!" sapanya.
"Halo Becca, kamu kemana sih aku cari di kosan kok gak ada?" ucap seseorang yang berada di sebrang telepon.
"Aku habis wawancara pekerjaan tadi. Emang ada perlu apa kamu cari aku?"
"Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu."
"Oh ya udah kita ketemu di cafe biasanya aja sekalian makan siang."
"Ok. Ya udah bye."
"Bye."
Tut.
Kebetulan ada bus yang berhenti di halte tersebut, Rebecca segera naik ke bus itu untuk pergi ke tempat janjiannya tadi.
Rebecca Carolline wanita cantik dengan tubuh semampai dan rambutnya yang panjang nan lebat membuatnya semakin cantik. Di usianya yang 25 tahun dia belum pernah mengenal apa itu yang namanya pacaran, karena baginya pacaran itu akan membuang-buang waktu.
Sedari kecil Rebecca tinggal di panti asuhan, tapi semenjak lulus SMA dia memutuskan untuk tinggal sendiri di kontrakan karena dia sudah tidak mau lagi merepotkan ibu panti yang sudah di anggapnya sebagai ibunya sendiri.
Dulu dia sempat berpikir kenapa dirinya berada di panti, kemana kedua orang tuanya. Apakah dia salah satu anak yang tidak di inginkan kehadirannya di dunia ini?
Pertanyaan itulah yang sering berada di benaknya dulu, tapi sekarang dia sudah tidak lagi kepikiran soal itu. Yang ada di pikirannya sekarang adalah bisa menjadi orang yang sukses agar bisa membantu ibu panti dan adik adiknya yang nasibnya sama, yaitu di tinggal oleh kedua orang tuanya.
...**...
Selesai mandi dan berganti baju santai Stefan memutuskan untuk melihat keadaan anaknya yang sedang merajuk. Dia hari ini memutuskan untuk tidak pergi ke kantor, dia ingin menghabiskan waktu bersama anaknya.
"Sayangnya papi, jalan jalan yuk." ucap Stefan saat memasuki kamar anaknya yang bernuansa princess.
Stefan melihat anaknya sedang bermain boneka Barbie di tempat bermain yang ada di kamar Briel.
"Briel sayang kita jalan jalan ke mall yuk, nanti papi beliin mainan yang banyak." Inilah jurus andalan Stefan jika anaknya sedang merajuk.
Diam tidak ada respon dari Briel, Stefan mendekat dan duduk di samping Briel yang sedang menyuapi boneka Barbie.
"Briel gak mau nih jalan jalan sama papi? Ya udah kalo gitu papi pergi ke kantor saja." sambil berdiri hendak meninggalkan kamar Briel.
"PAPI." teriak Briel.
"Yes." Batin Stevan karena rencananya berhasil.
"Apa. Papi mau papi ke kantor." Vano melihat ke arah anaknya dengan pandangan sedu seolah olah dia telah terluka.
"Papi jangan ke kanto ya, kan tadi katanya mau jalan-jalan ke mall sama Bliel." ucap Briel merayu papinya.
"Kan tadi Briel gak jawab ajakan papi jadi papi ya mau pergi ke kantor aja."
"Bliel minta maaf papi, tapi syalatnya nanti papi harus janji beliin Bliel es clim ya." ucap Briel sambil mengedipkan matanya lucu.
"Loh kok malah Briel yang minta syarat kan Briel yang minta maaf."
"Tapi kan papi yang ngajak jalan." jawab Briel sambil memegang tangan Stefan dan mengayun ayunkan tangan Stefan.
"Aduh gemes banget sih, papi jadi gak tahan mau cubit pipi kamu." ucap Vano sambil mencubit pipi Briel yang tembem.
"Iiih papi sakit tau..." rajuk Briel sambil memanyunkan bibirnya.
Cup.
"Ya udah yuk kita berangkat." ucap Vano setelah mencium bibir anaknya.
Stefan mengendong Briel di depan layaknya koala yang sedang menggendong bayinya.
...***...
Hai readers makasih buat yang mau mampir, ini cerita pernah aku hapus dari noveltoon, tapi sekarang aku upload lagi😁
Semoga kalian suka ya🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Budhiarty Sayekti
mampir kak
2024-02-09
0
Muztafa Aly
baru mampir kk
awal baca seru nih ceritanya
2023-09-17
4
Sena Fiana
bagus
2023-07-11
0