Flash ....
Blug ....
Edward seketika terpental sejauh tiga meter menabrak pas bunga berukuran besar hingga pas tersebut ikut terjatuh dan pecah berhamburan.
Seiringan dengan itu, waktu pun kembali normal dan Asmara yang semula tertidur kini terbangun karena mendengar suara yang begitu nyaring yang berasal dari pas bunga juga tubuh Edward.
"Haaa ... Suara apa itu?'' teriak Mara membuka mata merasa terkejut.
"Arghhh ... Tubuhku," Edward meringis dan mencoba untuk bangkit di tengah tubuhnya yang terasa remuk sekarang.
"Edward? Lagi apa kamu di situ? Kamu apain pas bunga kesayangan aku, hah?" Teriak Mara kesal menatap serpihan beling yang berserakan di atas lantai.
"Saya tiba-tiba jatuh tadi."
"Jatuh? Tiba-tiba jatuh? Ngarang kamu, aku yakin kamu sebenarnya seorang perampok 'kan? Kamu mulai beraksi saat aku tertidur tadi?"
"Tidak, Nona. Beneran deh, saya cuma jatuh dan tidak sengaja menabrak pas bunga ini. Saya minta maaf, Nona."
Asmara perlahan mulai berjalan mendekati Edward dengan perasaan kesal, tatapan matanya begitu tajam menatap wajah Edward terlihat begitu menyeramkan. Dia bahkan mengeraskan rahangnya benar-benar berada di puncak kekesalan.
"Kamu tau berapa harga pas bunga ini, hah? Meskipun kamu bekerja siang malam, kamu gak akan pernah bisa mengganti pas bunga ini.'' Teriak Mara kesal.
"Ya sudah kalau begitu saya akan bekerja dengan kamu seumur hidup saya buat menebus harga dari pas bunga yang saya pecahin ini."
"Hah? Kamu gila?"
"Gila? Nggak 'lah, tadi kamu yang bilang saya harus bekerja siang malam agar saya bisa mengganti pas bunga ini 'kan?''
"Siapa yang bilang kayak gitu?"
"Kamu, Siapa lagi?"
"Saya bilang kayak gitu bukan berarti kamu boleh kerja di sini seumur hidup kamu, manusia aneh?"
"Saya bukan manusia." Celetuk Edward keceplosan.
"Hah?"
"Eu ... Maksud saya, saya bukan manusia yang tidak bertanggung jawab yang akan lari begitu saja setelah saya membuat kesalahan. Saya rela bekerja untuk kamu tanpa di gaji sedikitpun."
'Asalkan saya bisa selalu dekat dengan kamu, dan punya kesempatan untuk menghabisi nyawa kamu,' (batin Edward.)
"Kamu serius?" tanya Mara mengernyitkan kening merasa heran.
"Tentu saja. Saya selalu serius dengan ucapan saya, Nona."
Asmara terdiam terlihat berfikir. Matanya nampak menatap tubuh Edward dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan tajam.
'Wajah, tampan. Tubuh kekar, dan sepertinya dia juga bukan orang jahat. Kayaknya aku juga gak bakalan rugi juga jika dia bekerja sama aku, apalagi gak perlu di bayar. Hmm ... Apa aku terima saja permintaan dia?' (batin Mara.)
"Gimana? Apa Nona menerima saya bekerja dengan Nona? Saya punya banyak keahlian lho. Saya bisa nyapu, bisa ngepel lantai, bahkan potong rumput pun saya ahlinya lho.''
Mara masih terdiam menatap wajah Edward dengan tatapan tajam dan sedikit tersenyum menyeringai.
"Hmm ... Baiklah kalau kamu maksa, kamu bisa bekerja dengan saya. Tapi--"
"Tapi?"
"Saya gak akan membayar kamu sepeserpun sampai kamu menebus harga dari pas bunga yang kamu pecahkan ini."
"Emang harganya berapa?"
"Kamu ingin tau harganya berapa?''
Edward menganggukkan kepalanya dengan wajah datar.
"Harganya $5000."
"Hah? Kamu serius?''
"Kenapa? Terkejut? Ini adalah pas bunga yang terbuat dari kristal yang hanya ada satu di dunia ini. Puas ...?"
Edward terdiam seraya tersenyum kecil.
"Baiklah, saya akan bekerja dengan Nona selama hidup saya. Kalau perlu saya akan bekerja sama Nona sampai napas terakhir saya. Sebuah kehormatan bagi saya bisa bekerja dengan wanita cantik dan terhormat seperti anda, Nona." Ucap Edward membuat wajah Mara seketika memerah dengan jantung yang berdetak kencang kini.
'Ada apa dengan aku? Sepertinya jantungku bermasalah,' (batin Mara.)
"Eu ... Kamu boleh bekerja dengan aku.Tapi, bukan sebagai tukang bersih-bersih melainkan menjadi supir pribadi aku, paham?"
"Hah? Supir?"
'Gimana bisa menjadi supir? selama ini saya selalu menggunakan kekuatan saya untuk berpindah tempat,' (batin Edward mendadak dilanda dilema.)
"Kenapa? Kamu keberatan?"
"Tentu saja tidak, Nona. Kapan saya bisa mulai bekerja? Saya akan siap mengantarkan anda kemanapun anda pergi.''
'Gimana ini, saya 'kan gak bisa nyetir? Akh ... Bodo amat 'lah, saya bisa belajar nyetir belakangan. Saya 'kan raja Vampir, saya cerdas juga kuat, cuma belajar nyetir saja mah gampang.' (batin Edward.)
"Sekarang kamu beresin dulu pas bunga ini, setelah itu kamu boleh beristirahat di kamar yang ada di belakang itu." Ketus Mara lalu berjalan ke arah tangga hendak pergi ke kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Tunggu, Nona."
Mara seketika menghentikan langkah kakinya.
"Kenapa lagi?"
"Saya belum tau nama Nona."
"Nama saya Asmara, Asmara Pradipta. Panggil saja dengan sebutan Nyonya," jawab Mara melanjutkan langkah kakinya.
"Baik, Nyonya." Jawab Edward tersenyum manis, bahkan sangat manis membuat jantung Mara kembali berdetak kencang merasa berdebar.
'Sepertinya aku sudah benar-benar gila. Tadi dia tidak setampan itu lho,' (batin Mara mengusap wajahnya kasar.)
Asmara Pradipta pun melanjutkan langkah kakinya, menapaki satu-persatu anak tangga dengan mata yang sesekali menatap ke arah Edward.
Sepeninggal Mara, Edward Cullen yang merupakan raja Vampir dan memiliki kekuatan yang luar biasa kini menatap serpihan pas bunga berserakan di atas lantai.
Sebenarnya, dia bisa saja menggunakan kekuatan yang dia miliki untuk menyatukan pas bunga tersebut menjadi utuh kembali. Akan tetapi, akan terlihat aneh jika pas bunga yang sudah pecah itu tiba-tiba saja utuh lagi.
Akhirnya, dia pun hanya menggunakan kekuatan untuk mengumpulkan serpihan itu di satu titik yang sama menggunakan satu jarinya, dan seketika lantai pun kembali bersih.
❤️❤️
Flash Back 1000 tahun yang lalu.
Api terlihat berkobar dimana-mana, suara teriakan pun terdengar begitu nyaring memekikkan telinga. Anak-anak, remaja bahkan orang tua nampak berlarian ke sana ke mari mencoba menyelamatkan diri.
Gubuk-gubuk yang terbuat dari jerami pun nampak rata dengan tanah benar-benar di bumi hanguskan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Nok Ais Nok Ais
ttp 💪💪💪💪
2022-11-05
1
Aditya HP/bunda lia
kan apa kataku Ed itu kekuatan cinta ...
2022-11-04
1